Yah, setelah pesan demi pesan permintaan maaf dari Jack yg awalnya tak dipedulikan oleh Lilly, akhirnya Jack mendapati sebuah ide agar gadis kurcaci itu melupakan masalah kemarin, dengan mengajaknya makan siang bersama hari ini
Sebenarnya itu sama sekali tidak mempan dengan keputusan Lilly yg masih sangat murka dengannya, namun kalau dipikir-pikir Lilly bisa jadikan hal itu sebagai sebuah permainan seru nantinya yg akan Harus Jack mainkan
"Selamat pagi nona" Ucap mereka serempak dikantor
"Selamat pagi" balasnya lalu memasuki lift
Ia berjalan memasuki ruangannya dan mendudukkan bokongnya dikursi kerjanya lalu segera membuka laptop untuk mengerjakan proyek barunya
Tiba-tiba kepalanya pening sedikit sakit yg membuatnya harus menghentikan sebentar pekerjaannya lalu segera berdiri, namun rasa sakit itu terus menambah yg tentu saja Lilly semakin sempoyongan dan terduduk lagi dikursi kerjanya itu
"Akkhhh!" Ringisnya sembari menaruh kedua telapak tangannya dikepala dan meremas rambut nya
"Sa-sakitt.." Lilly terus mengeluh kesakitan dikepalanya
Masih sangat sakit ia langsung mengambil ponsel diatas meja lalu menekan nomor seseorang
"To-tolong ambilkan saya air dan obat s-sakit kepala!" Pintanya dan langsung menaruh kembali ponselnya
Namun saja saat ia membuka matanya, tiba-tiba ia dibuat bingung dengan tempat asing bernuansa serba putih yg dimana ia juga melihat sosok gadis yg tengah dipukul habis-habisan oleh 2 orang paru baya dikamar
Lilly mengucek-ucek matanya kembali lalu menajamkan lagi tatapannya pada gadis yg ternyata ia adalah Lilly asli di kehidupan pertama Lilly, Itu adalah dirinya yg dahulu sudah meninggal karena kecelakaan maut menghantamnya
Tak hanya itu, Lilly juga menyaksikan betapa kejamnya kedua orang itu padanya saat sedang tertidur di ranjangnya, Tak bisa dipungkiri lagi bahwa Lilly masih sangat mengingat jelas hari itu yg penuh akan luka fisik maupun hati
Terlalu banyak luka yg ia makan di kehidupan sebelumnya, semua itu menjadi hari-harinya yg penuh dengan penderitaan
Lilly menjatuhkan bulir air matanya, tak kuasa menahan semua ingatan menyakitkan itu walaupun sekarang ia sudah pergi ketempat orang lain
"Hiks...hiks..." Tangisnya pecah detik itu juga, sungguh gadis pilu yg menyedihkan
"A-aku...aku akan membuat kalian menyesal biadab!" Ucapnya disela-sela isakan sambil mengepalkan kedua tangannya
Pintu terbuka menampilkan Putra yg tadi berdiri dipintu lantas langsung berlari masuk meletakkan barang bawaannya dimeja Lilly, lalu menggoyangkan badan lilly sembari menepuk-nepuk pipi chubby nya
Melihat Lilly yg pingsan dengan keluarnya air mati , sontak Putra langsung mengusapnya dengan ibu jari
"No-nona?" Panggilnya seraya menepuk kembali pipinya membuat sang empu tersadar
"Nona, kau tidak apa-apa? Mengapa kau menangis?" Tanya Putra mengambil gelas berisi air putih dan obat sakit kepala yg sudah
Lilly masih menatap kosong dengan mata sayunya itu, tak ada niatan menjawab ataupun mengambil gelas itu
Beberapa menit berlalu, Ia mulai tersadar dari lamunannya dan mulai menatap Putra yg masih setia berdiri disampingnya
Melihat sekretarisnya sudah membawakan apa yg ia minta sebelumnya, ia langsung meneguk gelas itu hingga habis, namun tak menyentuh obat itu membiarkan saja terletak dinampan
"Maaf putra" Lirihnya lalu menaruh kembali gelas itu
"No problem miss" Lalu segera keluar sesuai perintah sang atasan
Lilly mulai memikirkan cara untuk membalaskan dendamnya yg walaupun targetnya ia sekarang adalah orang tuanya sendiri
Tidak bermaksud durhaka, namun apa yg selama ini ia dapatkan daru keluarga termasuk ibu dan ayahnya itu sudah sangat diluar planet Jupiter
Tendangan, pukulan, tamparan, cambukan, cacian maupun hinaan. Itu semua selalu ia dapatkan dari mereka semua yg sangat membencinya
Kesialan selalu menghampirinya, membuat ia selalu frustasi dan putus asa dengan semua itu, bukan tak ingin usaha namun apa yg harus ia usahakan dengan keadaan yg memang menanda tangani dirinya untuk menjadi gadis tak dibutuhkan
"Apalah dayaku, terimakasih telah membawaku kedunia baru ini" Senangnya menatap langit-langit ruangan
Akan ku buat kalian menyesali semua perbuatan kalian!" Timpalnya menyeringai devil
KAMU SEDANG MEMBACA
L I L L Y Revenge [ON GOING]
FantasíaBerkisah seorang gadis bernama LILLY PHETER yg bisa dibilang sederhana juga tidak begitu cantik, membuat dirinya terus dirundung, dimaki, dicaci, bahkan dikasari oleh orang-orang tak terkecuali keluarganya yang ternyata sangat membenci keberadaan. n...