Membutuhkan waktu kurang lebih dua jam untuk Kageyama dapat sampai di rumah. Setibanya di rumah, Kageyama langsung masuk ke dalam dan berjalan menuju kamar. Keadaan rumah sepi, Miwa yang bekerja sebagai seorang designer sering melakukan perjalan keluar masuk kota yang membuatnya sangat jarang berada di rumah. Jangan tanyakan tentang kedua orang tuanya, karena Kageyama sudah tidak lagi memperdulikan mereka.
Ketika Kageyama memasuki kamar milikinya, tidak ada yang berubah dari sebagaimana ia meninggalkannya dulu. Semua barang masih berada di tempat yang sama, keadaan ruangan bersih, dan tertata rapi. Sepertinya ada orang yang selalu membersihkan kamarnya.
Kageyama duduk di tepian kasur. Pandangan mata menatap sekeliling kamar. Sudah lama rasanya ia terakhir kali berada di ruangan ini. Merasa nostalgia, membuat perasaan Kageyama menjadi sensitif. Kageyama membaringkan tubuh, menatap dengan tenang langit-langit kamarnya.
Sudah bertahun-tahun Kageyama tidak pulang. Dia pergi jauh dari rumah meninggalkan kampung halaman demi untuk meraih cita-cita. Semua proses itu tidaklah cepat. Ia harus mendaki satu persatu struggle yang ia temui, agar dapat sampai seperti sekarang ini. Dan setelah tahun-tahun perjuangan itu, akhirnya Kageyama diberi waktu istirahat. Tidak pernah terpikirkan dalam benaknya bahwa ia akan memiliki waktu libur.
Ia akan menggunakan waktu libur ini sebaik mungkin sebelum kembali lagi ke lapangan.
Mungkin karena perjalanannya yang membutuhkan waktu lumayan lama, membuat energi Kageyama terkuras di jalan. Ini membuat yang sudah terbaring di kasur, menjadi mengantuk. Tanpa berganti pakaian dan membersihkan tubuh, Kageyama tertidur.
...
Kageyama di pagi sudah menyelesaikan kegiatan lari pagi. Dia berkeliling kompleks sembari melihat-lihat apakah ada yang berubah ketika dirinya pergi. Namun ternyata tidak banyak perubahan yang terjadi. Rumah-rumah warga masih sama, warna jalanan seperti dulu, bahkan pagar-pagar pun juga. Mungkin ada perubahan sedikit pada perbaikan dan cat ulang yang dilakukan.
Setelah menyelesaikan lari pagi, Kageyama kembali pulang ke rumah. Dia langsung membersihkan badan dengan air dingin. Tubuh seketika segar kembali. Setelah selesai mandi, dirinya kembali turun ke bawah dan membuat sarapan. Sarapan yang ia buat simpel karena bahan-bahan yang ada di kulkas juga tidak banyak.
Selesai memasak, Kageyama membawa piringnya ke ruang tamu untuk sekalian makan sambil menonton televisi. Meskipun umurnya yang sudah menginjak pertengahan kepala dua, tontonan Kageyama tetap anime atau kartun. Mata bulatnya berpendar fokus menonton dengan mulut sibuk mengunyah.
Seharian ini Kageyama hanya menghabiskan waktu dengan berleha-leha dan menonton film. Dia benar-benar seperti anak pemalas yang tidur di sofa panjang dengan ditemani beberapa camilan dan tontonan film.
Saat hari sudah menjelang gelap, ia mendengar suara bel pintu rumah berbunyi. Kageyama mengernyit bingung karena setahunya, dia tidak memiliki tamu.
Mungkin hanya orang iseng.
Memiliki pemikiran seperti itu, Kageyama mengabaikan bunyi bel tersebut dan lanjut menonton.
Ding dong!
Ding dong!
Tapi bunyi bel tersebut tidak berhenti. Malah semakin berbunyi cepat.
Ding dong! Ding dong! Ding dong! Ding dong! Ding dong! Ding dong! Ding dong!
"Woi Kageyama!"
Brak! Brak! Brak! Brak!
"Kageyaaamaaa!!!!! Aku tau kau di dalam! Buka woi!"
Kepala Kageyama terangkat, menoleh ke arah pintu yang sedang digedor. Mendengar ada yang memanggil, ia mengenali suara itu. Dengan helaan napas pendek, ia turun dari sofanya yang empuk, berjalan menuju pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Straight Guy || SakuKage
FanficSakusa tidak tahu pikiran apa yang berani membuat dirinya melakukan hal tidak pantas itu. Yang pasti dia hanya ingin memastikan sesuatu. Summary : Sakusa yang mencoba segala cara untuk meluluhkan hati Kageyama. Terinspirasi dari manhwa : Unintentio...