Dua jam sudah berlalu Aca berada di rumah keluarga Kay, selama itu Kay dan Aca hanya bermain di taman belakang rumah Kay dan ngobrol-ngobrol bersama. Bara tidak ikut karena kata Kay "bang Bara gak boleh ikut kita itu mau girls time tau" nah seperti itulah.
Mereka berdua masih asik ngobrol berdua di taman itu dengan ditemani cemilan yang dibuat oleh bunda Ika dan tentunya ada susu kotak kesukaan Aca yang dibelikan Bara tadi.
"Kay?" Panggil Aca, Kay yang mendengar lalu menoleh.
"Kenapa hm." Jawab Kay sambil melihat Aca dengan mengerutkan keningnya.
"Terima kasih." Ucap Aca dengan tulus sambil melihat Kay.
"Buat apa Ca hm gue gak ngelakuin apa apa." Bingung Kay karena sejak tadi dia hanya ngobrol saja kenapa tiba-tiba Aca mengucapkan terima kasih padanya.
"Terima kasih untuk semuanya, untuk Kay yang selalu ada buat Aca, Aca bersyukur sekali bisa kenal Kay, bang Bara, bunda Ika dan Ayah Alan. Aca senang banget dengan adanya kalian di sisi Aca, Aca jadi bisa merasakan keluarga yang ituh." Ucap Aca dengan diakhiri dengan lirih.
Kay mendekat ka arah Aca lalu memeluk Aca dengan erat langsung dibalas tak kalah erat oleh Aca.
"Ututu bocil gue udah besar ya sekarang." Ucap Kay sambil melepaskan pelukannya memandang dengan intens sambil memegang kedua pundak Aca.
Aca yang melihat pandangan Kay hanya mengerjapkan mata dan mengembungkan pipinya.
"Gemesin banget sihh." Ucap Kay sambil mencubit kedua pipi tembam Aca.
"Sst sakit Kay." Keluh Aca.
"Ututu maaf maaf Aca gemesin soalnya haha." Jawab Kay diangguki Aca.
"Denger Ca." Ucap Kay dengan serius.
"Kenapa Kay." Ucao Aca melihat Kay dengan polos sambil mengangguk.
"Gak usah bilang terima kasih Ca kita itu sahabat, bahkan lo udah gue dan abang anggap adek kita, bunda ayah juga udah anggap lo keluarga jadi jangan berterima kasih okay. Gue sayang lo Ca gue akan selalu ada buat loh." Ucal Kay sambil melihat Aca yang sedang berkaca-kaca matanya. Kemudian Kay membawa Aca kepelukannya.
"Duhh pelukan kok gak ajak aja sih." Ucap seseorang yang baru datang.
Mereka berdua melepaskan pelukannya lalu menolehkan pandangannya ke arah suara itu.
"Bunda." Panggil mereka berdua ternyata orang itu ialah bunda Ika.
"Asik banget ya disini sampe mau dua jam lebih disini kalian." Ucap bunda dengan nada yang memelas.
"Hehe di sini seru bunda, looks disana ada bunga-bunga cantik kan." Ucap Aca sambil menunjukkan tanaman bunga yang ditanam oleh bunda Ika.
"Iya bun lagian disini sejuk." Ucap Kay.
"Ya sudah ayok, sekarang kalian masuk." Perintah bunda sambil meninggalkan mereka berdua.
Aca dan Kay mengikuti langkah bunda Ika untuk masuk ke rumah.
Setelah sampai di dalam Aca melihat jam ternyata menunjukan pukul 17:20
"Huaa ternyata udah mau jam lima sore!." Heboh Aca.
"Emang iya." Jawab santai bunda Ika.
"Duh Aca harus cepet-cepet pulang, takut ketinggalan bus" Ucap pelan Aca namun karena jarak Kay dan bunda Ika mereka mendengarnya.
"Gak. Gak ada pulang naik bus kamu harus dianterin sama supir dan Kay ya sayang." Ucap bunda Ika dengan tegas karena dia tidak mau Aca pulang sendiri karena khawatir apalagi ini udah sore.
Aca yang mendengar itu mengangguk dengan pasrah.
"Aca sama mang dadang aja bunda, Kay jangan ikut ya Kay harus istirahat, kalau gak mau Aca gak mau bicara sama Kay." Sebelum menyela Aca sudah melanjutkan ucapannya. Mang Dadang aka supir keluarga Kay.
"Ya sudah lo pulang sama supir doang"
." Ucap pasrah Kay, mana bisa dia didiami oleh Aca."Udah-udah jangan berdebat kagi" Ucap bunda Ika.
Mereka berdua hanya mengagguk. Bunda Ika memanggil mang dadang untuk mengantarkan Aca pulang.
Aca berpamitan kepada Ayah, bunda Ika dan Kay saja karena Bara tadi keluar karena ada urusan katanya.
Kay sudah dalam perjalanan pulang bersama mang Dadang, perjalanan diiringi dengan pertanyaan random Aca seperti menanyakan upin-ipin kenapa botak? Terus kenapa jangkrik suaranya krik-krik kenapa gak boo aja.
Ketika melewati jalan sepi Aca tidak sengaja melihat 2 orang yang sepertinya sedang berantem namun satu orang diantaranya terduduk di jalan sambil memegang perutnya, kemudian satu orangnya lagi melarikan diri dari sana.
"Mang berhenti!" Teriak Aca mengagetkan mang Dadang hingga ngerem dadakan.
"Huh neng kenapa atuh?" Tanya mang Dadang setelah sadar dari keterkejutannya.
"Itu mang liat." Ucap Aca menunjuk ala yang dia lihat tadi.
"Astagfirullah kenapa gak bilang dari tadi atuh neng." Ucap mang Dadang.
Tanpa menghiraukan ucapan mang Dadang Aca keluar mobil lalu berlari ke arah laki-laki yang dia lihat tadi setelah sampai Aca berjongkok.
"Hey kamu gak papa?" Tanya Aca dengan panik.
Laki-laki itu tidak menjawab hanya melihat Aca dengan tatapan sulit diartikan.
"Matanya mirip mommy dan bang Saga" gumam laki-laki itu.
"Kamu bilang apa? Aca ndak denger." Tanya Aca karen dia tidak mendengarnya.
Belum menjawab laki-laki itu meringis kesakitan memegang perutnya.
Jangan lupa vote and commen yaa semuaa..
Typo bertebarann..
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M ACA
Teen FictionKisah seorang gadis mungil ceria dan polos yang tinggal di panti sejak usianya 2 tahun. Dia bernama Queensha Baby Faleesya A. Nama yang terdapat dikertas yang ada saat ia ditemukan. Ia selalu bertanya kenapa ia dibuang? Apakah dia anak yang tidak di...