36. Siapa yang salah?

1.1K 44 3
                                    

Hari ini ada yang aneh dengan Acha. Selama menemani Dristan, Acha sedikit bicara dan tampak lesuh meskipun biasanya juga nolep tapi tetep ada saja pembahasannya beda dengan sekarang ini. Dristan jadi bingung dibuatnya.

"Kenapa Cha? Ada yang lagi dipikirin?." Dristan akhirnya bertanya membuat Acha yang sedari tadi hanya diam memainkan hp nya menoleh menggeleng pelan sambil tersenyum paksa.

Wajah Acha ini gampang ditebak meskipun hari-hari sama saja raut wajah nya tapi keliatan beda nya, cewek itu sedang tidak baik-baik saja sekarang.

"Bilang aja kalo lagi ada masalah, cerita sama gue." Ujar Dristan.

Acha menatap Dristan sebentar lalu menghela nafas teramat panjang. "Reno marah sama gue dan sekarang kami berantem parah." Cicit nya pelan.

"Tonjok-tonjokan?."

"Bukan gitu." Kesal Acha berdecak karna Dristan malah bercanda.

Dristan tertawa kecil. "Gak usah terlalu dipikirin nanti juga baikan lagi kaya biasa, kalian kaya gak pernah berantem aja." Kata Dristan kembali mengupas kulit jeruk yang dibawa Acha sebagai buah tangannya menjenguk.

"Tapi sekarang beda, semalem dia sampe ngebentak gue." Lirih Acha mendesah pelan menyandarkan punggungnya ke kursi.

Alis Dristan terangkat sebelah. "Masa sih? Setau gue Reno gak bakalan kaya gitu sama lo dia kan.... Sahabat baik lo." Dristan mengganti kata terakhir ucapan nya, dia mau ngomong tapi takut cewek disampingnya itu malah tambah bete.

"Mangkanya, gue belum pernah digituin sama dia sebelum nya jadi agak kaget dikit."

"Culture shock nih ceritanya?" Acha hanya mengangguk pelan dengan wajah lesuh nya membuat Dristan tertawa.

"Emang ngomongin apa tadi nya sampe dia bisa ngebentak lo kaya gitu." Tanya Dristan memberikan jeruk yang sudah dikupasnya kepada Acha saat jeruk pertama sudah habis dimakannya.

Ini mah yang bawain yang makan, tapi sudah lah lagian Dristan tidak terlalu suka dengan jeruk.

Padahal kan yang suka jeruk Reno kenapa malah dia yang diberikan.

"Mungkin karna gue sok tau sama masalah nya, abis nya dia gak pernah mau ngomong ada masalah apa, belakangan ini dia kan hobi banget bete-bete an bikin gue bingung aja sama sikap nya yang belang-belang kaya bunglon." Kata Acha lesuh namun kesal juga mengeluarkannya.

Dristan berusaha menangkat point-point yang dia dengar dari ucapan Acha. Pertemanan nya dengan Reno cukup lama, dia cukup mengenal cowok itu. Tapi dengan apa yang diceritakan Acha entah kenapa rasa nya agak bertolak belakang dengan apa yang dia tau.

Kecuali...

"Tapi ada yang aneh."

"Aneh?."

Dristan mengangguk. "Iya aneh, Reno tipe orang yang gak pernah ambil pusing dan bete terang-terangan langsung sama lo. Terakhir waktu itu pas berantem sama lo dia—." Dristan mendadak menghentikan ucapannya merutuki diri karna mulutnya hampir saja keceplosan padahal sudah berjanji kepada Reno agar tidak membeberkan kejadian hari itu kepada siapa pun terutama Acha.

"Dia kenapa?." Acha bertanya penasaran menunggu Dristan melanjutkan ucapannya.

"Dia cuman ngedumel dibelakang aja..... Coba lo inget-inget siapa tau lo pernah bikin kesalahan yang buat dia marah." Ujar Dristan mencari alasan.

Hi, AchaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang