"Acha, disini!."Teriakan Siska berhasil membuat pandangan Acha tertuju kearahnya, sedari tadi cewek itu tampak bingung mencari keberadaan temannya diantara banyak nya orang disana.
Mulutnya berdecak pelan merutuki Siska yang menjadi pelaku utama karna telah mengusulkan tempat janjian di tempat makan yang sedang ramai-ramai nya, ini adalah kali pertama Acha menginjakkan kaki nya langsung di bangunan dengan plang besar bertuliskan Gacoan.
"Lo lama banget, mie nya jadi keburu adem nih." Tunjuknya ke meja yang ditempati.
"Gue nunggu Reno dulu, dia maksa buat nganterin." Balas Acha seperti biasa tanpa ekspresi apapun seraya duduk.
Siska mengangguk paham bibirnya melengkung membentuk senyuman lebar. "Ayo makan." Ajaknya dengan semangat.
Berhasil membujuk Acha untuk jalan keluar berdua dengannya adalah sebuah pencapai bagi Siska karna itu berarti mereka sudah semakin dekat sebagai teman.
Siska begitu menyukai karakter Acha meskipun agak aneh dan sableng tapi Siska sangat ingin dekat dengan cewek itu.
"Gue gak yakin ini bisa dimakan." Gumam Acha memandang seporsi mie dengan tumpukan cabai diatasnya kemudian memandang Siska yang sudah mulai memakan nya.
"Kata orang-orang level 8 paling mantep." Saut Siska mengunyah mie nya dengan wajah merah menahan pedas yang membakar mulutnya.
Acha menggeleng pelan. "Bocah fomo lo."
Meskipun wajahnya sudah merah Siska tetap menyengir melanjutkan kunyahannya. "Trial jadi the Nuruls, Cha." Ujarnya dengan kesusahan akibat mengunyah.
Acha menghela nafas pelan tau akan makan sepedas ini Acha harusnya makan lebih dulu tadi dirumahnya, tapi apalah daya sekarang mau tidak mau dia akan memakannya juga karna perutnya yang lapar.
Dengan sedikit keraguan Acha mengambil sumpit untuk memisahkan hampir semua cabai dari atas mie nya terlebih dahulu kemudian mulai memakannya sedikit demi sedikit.
Meskipun masih terasa pedas di mulutnya tapi masih bisa diterima tenggorokan.
"Alhamdulillah, akhirnya abis."
"Ingus lo, lap jorok." Acha memberikan tisu kepada Siska cewek itu nekat memakan habis mie nya berbeda dengan Acha yang hanya sanggup memakan setengah dari porsi nya.
"Plong banget rasanya hidung gue." Ujar Siska setelah mengeluarkan semua ingusnya ke tisu.
Acha tidak memperdulikan Siska mata nya menatap kesekeliling memperhatikan sekitar yang ramai dan bising membuat Acha jadi semakin merasa tidak nyaman, berada dalam kerumunan orang bagi Acha adalah siksaan apalagi hawa yang panas semakin membuatnya ingin menghilang dari sana sesegera mungkin.
Lebih baik menyendiri di kutub utara.
"Pulang yuk." Ajak Acha.
"Bentar, Cha, masih engap."
Acha ingin menimpali kembali tapi melihat Siska yang terengah engah meminum es teh nya membuat Acha menghela nafasnya berat rasanya tidak tega juga memaksa temannya yang sudah kembang kempis itu.
Saat sedang diam dan sibuk dengan hp nya Siska tiba-tiba berbicara membuka obrolan kembali. "Nanti lo balik bareng gue kan?." Tanya nya.
Acha mengangguk singkat fokus pada layar hp nya tanpa mendongak melihat kearah Siska. Hal itu sebenarnya agak ngeselin untuk Siska karna merasa tidak dihargai saat berbicara.
"Lo lagi liat apaan sih?." Kepo Siska mencondongkan badannya kedepan mengintip layar hp Acha.
"Menurut lo dia cantik gak?." Tanya Acha memutar ponselnya menunjuk poto salah satu perempuan yang mengenakan snelli berdiri diantara para dokter lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Acha
Teen FictionBuat kalian yang udah bosen baca cerita couple yang gitu-gitu aja, boleh coba baca Hi, Acha yang alur ceritanya romance komedi. Tentang Acha si manusia anti ribet dan Reno sahabatnya yang selalu mau menuruti segala keinginan nya. Hubungan toxic? Mun...