Bagas menangis haru setelah mendengar ucapan putri nya yang selalu dirinya tunggu-tunggu, dipeluknya erat badan Acha sambil mengucapkan alhamdulillah.
"Ini bukan papah yang salah denger kan?." Bagas berusaha memastikan sekali lagi.
Acha menghela nafas pendek. "Aku serius mau kuliah, dipikir-pikir bete juga dirumah terus." Ucap Acha menyebutkan alasannya.
"Berarti kamu beneran mau kuliah ini."
"Iya, papah." Acha mulai jengkel.
"Alhamdulillah."
"Reno harus tau kabar gembira ini."
"Reno udah tau tadi aku udah bilang dia, mungkin bentar lag—." Ucapan Acha berhenti.
"ALHAMDULILLAH YAALLAH AKHIRNYA SAHABAT SAYA MAU KULIAH UNTUK MASA DEPANNYA." Reno teriak dari pintu sambil mengangkat kedua tangannya bersyukur.
Seperti dugaan Acha cowok itu pasti langsung datang kerumah nya setelah dirinya telpon.
Badan kecil Acha diangkat hingga kaki nya tidak menyentuh lantai oleh Reno. "Bego turunin." Kesal Acha meronta-ronta.
"Gue seneng banget akhirnya lo mau dengerin omongan gue." Ucap Reno setelah menurunkan Acha.
"Apaan sih kenapa pada lebay banget deh kalian."
"Bukan lebay, ini tuh apresiasi rasa bahagia, lo tau gimana gue selalu ini ngoceh nyuruh lo buat kuliah kan dan sekarang tiba-tiba lo bilang pengen kuliah gimana gak seneng coba gue." Ucap Reno panjang lebar.
"Tetep aja lebay."
"Gak lebay."
"Kalian lanjut ngobrol aja ya, papah mau masak yang banyak kita adain syukuran." Ucap Bagas dengan tampang sumringahnya pergi kedapur meninggalkan dua orang itu.
"Pah jangan berlebihan deh." Acha tidak setuju dengan ide papah nya.
"Masak yang banyak om nanti saya undang tetangga buat dateng." Acha mendelik sinis pada Reno, dia juga sama saja seperti papah nya.
"Kalo sampe ada acara syukuran dirumah ini aku gak jadi kuliah." Ancam Acha.
"Yaudah gak usah ada syukuran disini." Acha baru menghela nafas lega tiba-tiba papah nya berteriak dari dapur.
"KITA SYUKURAN DIMESJID AJA."
"Papah!."
Acha benar-benar kesal pada papah nya dan Reno mereka sama-sama selayan seperti Upin dan Ipin hanya beda di versi umur saja.
*****
"Jadi lo mau kuliah di univ mana?" Tanya Reno pada Acha.
Acha menatap Reno berpikir sebentar lalu menyebut universitas yang diinginkannya. "Antara Mercu Buana sama Trisakti." Ucap Acha karna diantara dua universitas itu Acha galau pilih yang mana.
"Kenapa gak di Bina Nusantara aja tempat gue dulu."
"Gue sadar diri aja."
Acha tidak seberuntung dan sepintar Reno untuk bisa kuliah disana.
"Gapapa, mau kuliah dimana pun gak masalah point utamanya cari ilmu." Reno mengelus kepala Acha merasa bangga.
"Besok pulang kerja gue ajak nonton ditempat biasa."
"Gak. Mamah lo udah ngajak jalan duluan."
"Lo mau keluar sama mamah?." Acha mengangguk.
"Kok gak ada bilang ke gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Acha
Novela JuvenilBuat kalian yang udah bosen baca cerita couple yang gitu-gitu aja, boleh coba baca Hi, Acha yang alur ceritanya romance komedi. Tentang Acha si manusia anti ribet dan Reno sahabatnya yang selalu mau menuruti segala keinginan nya. Hubungan toxic? Mun...