Chapter 8 - Best Day

3 0 0
                                    

Sudah beberapa bulan aku menjadi fashion stylish pribadi pacarku semenjak dia bercerita bahwa dia sering didekati oleh beberapa perempuan. Entah kenapa aku sama sekali tidak merasakan cemburu, aku bahkan lebih bersemangat untuk membuat pacarku terlihat lebih tampan lagi. Tidak jarang juga aku membaca request direct message dari perempuan yang berbeda-beda di akun Instagramnya tapi anehnya aku tidak merasakan apa-apa, aku sendiri tidak paham dengan perasaanku tapi yang pasti aku mencintai Josse.

"Okee, pakai itu saja, sudah ganteng. Jangan lupa pakek parfume dan jam tangannya ya." ujarku yang sedari tadi melihat Josse bolak balik ganti baju dari panggilan video kami
"Sudah nih sayang." jawabnya sembari memamerkan outfit yang nyatanya aku pilihkan untuknya
"Mana jam tangannya, tunjukin dulu dong!" Pintahku dengan manja
"Nihh, baguskan." Jawabnya dengan sumringah
"Baguslah, siapa dulu dong yang kasih ?!" Ujarku yang tak mau kalah. Aku sengaja membelikan jam tangan untuknya dengan model yang sama dengan punyaku, dengan tujuan agar kami memiliki setidaknya 1 barang couple
"Hahahaha yasudah, aku pergi kekampus dulu ya, kamu jangan telat nanti ke kampusnya." Jawab Josse dengan wajah yang masih mencoba menahan tawanya
"Oke sayang. Kamu hati-hati di jalan ya"
"Okeyy, I love you." Ucapan Josse yang tidak pernah ketinggalan saat hendak menutup telepon
"Love you too!" Aku langsung mematikan panggilan video dengan wajah yang masih senyum-senyum sendiri

Kami sudah pacaran kurang lebih 6 bulan dan aku merasa bahwa sikap Josse masih sama dengan Josse yang aku kenal dulu. Dia tidak pernah lupa mengucapkan selamat pagi, selalu mengabariku setiap saat, melakukan panggilan video atau hanya sekedar panggilan suara, dia juga beberapa kali mengirimkanku hadiah tanpa aku tahu. Sekarang aku bahkan merasa bahwa jatuh cinta tidak semenakutkan cerita orang-orang jika kita memberikan hati kita kepada orang yang tepat.

***

Hari ini aku berniat untuk hangout dengan Mellisa dan Alicia, mereka berdua adalah temanku semenjak orientasi di kampus. Selain mereka berdua, aku juga memiliki teman lainnya tetapi aku merasa paling nyaman saat bersama mereka berdua. Mereka juga tahu tentang hubunganku dengan Josse, kami sempat bertukar kisah asmara saat mereka menginap di rumahku bahkan mereka juga sering memberiku nasihat jika terjadi salah paham antara aku dan Josse.

Aku tidak tahu mereka akan mengajakku kemana hari ini, kebetulan hari ini adalah awal libur semester kami dan Josse juga memiliki urusan mendadak di kampusnya sehingga dia tetap pergi kekampus meski keadaan kampus sedang libur, maklumlah dia termasuk anak yang gemar mengikuti kegiatan kampus. Akupun bergegas pamitan kepada mama dan segera menghampiri Mellisa dan Alicia yang sedari tadi sudah menungguku di depan rumah dengan mobil pink kesayangan Alicia.

"Mau kemana kita nich?" Tanyaku spontan sembari meminum kopi yang sudah disediakan oleh Melissa
"Kemana ya enaknya, mall atau cafe?" Jawab Alicia yang masih fokus dengan jalan didepannya
"Cafe aja kali ya, laper nih, belum makan aku demi bisa pakek crop top ini." Ujar Mellisa yang sontak membuat kami tertawa
"Yaudah, gass!" Timpal Mellisa yang masih mencoba untuk menghentikan tawanya

***

Setelah sejam perjalanan akhirnya kami sampai di cafe yang jujur baru pertama kali aku datangi. Aku baru tau kalau ada tempat sebagus ini di kota kami, cafe dengan pemandangan sawah dan nuansa tenang, ditambah saat kami sampai matahari mulai tenggelam dengan perlahan yang menambah cantiknya tempat itu. Akupun langsung berlari ke arah dalam cafe untuk mengabadikan sunset yang sangat cantik ini tanpa menghiraukan kedua temanku yang masih berdiri di meja kasir. Aku langsung sibuk memotret matahari yang sebentar lagi akan tidur, aku bahkan tidak sadar ada seseorang yang dari tadi melihatku dengan wajah yang lembut.

Aku sangat terkejut mendapati Josse berdiri di belakangku dengan bouquet bunga berwarna biru sesuai warna kesukaanku. Selain Josse, aku juga melihat ketiga sahabatku, yaitu Berlyn, Joy dan Ivana yang senyum-senyum sendiri menatapku. Aku bengong sebentar sebelum aku memeluk Josse. Aku masih tak paham apa yang terjadi yang pasti pacarku ada di depanku sekarang.

***

"Jadi kami bertiga bertugas untuk jemput pangeran nih di stasiun, abis itu kami nganterin dia beli bunga trus si Josse kami anterin lagi ke rumahnya buat mandi, masa ketemu pacar tapi bau neraka kan nggak lucu." Ujar Joy dengan nada khasnya
"Kalo aku sama Alicia yah tugasnya buat jemput tuan putri, yang dari tadi banyak nanya." timpal Melissa dengan nada mengejek
"Yaampun, aku sama sekali nggak tau bakal di kasih kejutan kayak gini. Aku bahkan nggak tau kalo kalian bisa saling kenal." Jelasku dengan raut yang masih tak percaya
"Aku yang minta mereka buat ngurus semua ini, makanya mereka bisa saling ngatur strategi. Soalnya aku nggak paham harus gimana, kamu tau kan aku baru pertama kali kayak gini ke cewe." Jawab Josse dengan nada malu-malu
"Keren kan teman-temanmu ini?" Timpal Ivana dengan mukanya yang sok pahlawan
"Iyaaaaa, keren bangett. Makasih banyak yaa, kalian memang terbaik" Jawabku dengan mata yang berkaca-kaca
"Aku juga mau bilang makasih ya, kalo nggak ada kalian aku nggak tau harus buat kejutan kayak gimana" Ujar Josse menimpali
"Sama-sama ihh, nggak usah kayak gitu, kan kita temen. Berkat ini juga kami bisa jadi deket sama Alicia dan Mellisa" Sambung Berlyn

Malam itu penuh dengan kebahagiaan, kami makan-makan, foto-foto, main games dan bercerita dengan antusias. Josse tak berhenti menatapku yang langsung ku balas dengan memegang tangannya, bahkan beberapa kali teman-temanku menertawakan kami yang sedari tadi tak berhenti untuk bertukar tatapan. Aku sangat bahagia saat itu dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangiku. Aku akan mencatat hari ini dikalenderku agar aku tidak akan melupakan kenangan saat ini.

***

#Ch8_End

ExpectationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang