Ada cerita apa hari ini?
Dua petugas kamar mayat tengah sibuk bercerita. Menceritakan tentang hal-hal aneh yang pernah terjadi di Akratama Hospital. Rumah sakit lama ini kata mereka mengandung banyak aura negatif. Terlepas dari mitos sebagian cerita horor itu sudah mereka buktikan.
Malam semakin larut dan mereka harus mengantarkan satu jenazah lagi malam ini. Dari bilik 04 Dandelion. Pemilik setia kamar itu berpulang sangat mendadak. Tidak ada salam perpisahan katanya. Setiap kematian terkadang sulit dijelaskan.
Mereka berjalan santai masih dengan bercerita tentang hantu dan hantu. Dua pria ini cukup kentara sebenarnya. Satu kurus dengan rambut gondrong dan satunya gendut tak berambut. Orang-orang rumah sakit memanggilnya dengan sebutan si Kudut, si Kurus dan si gendut. Panggilan ini yang membuat mereka semakin lengket.
Lama menghabiskan waktu menyelusuri lorong demi lorong akhirnya mereka sampai juga pada bilik 04 bernama Dandelion. Mereka masuk dan para keluarga masih ada di dalamnya. Sepi dan masing-masing menatap kosong dengan mata sembab. Mereka membawa jasad itu keluar ruangan, hendak dibawa ke kamar jenazah.
Tidak ada sesuatu hal yang janggal dari jenazah ini. Mereka juga kenal dengan almarhumah, si gadis kecil yang selalu bertandang ke Akratama Hospital. Siapa tidak kenal dengan Nerissa si pejuang jantung itu? Rata-rata karyawan lama pasti mengenalnya. Ramah tamah anaknya, seulas senyum dan sapa pasti mengiringi langkahnya.
"Jal, Neng Nerissa padahal orang baik yaa ... tapi perginya cepet bener." Pria plontos dengan asma Ratno itu memecah keheningan.
"No, No, namanya juga ajal. Kita gak tau No, umur manusia itu sampai mana." Apa yang dikatakan pria gondrong bernama Jalu itu benar juga.
Tiada siapapun yang mengetahui tentang batas umur manusia. Hanya Sang Pencipta mengetahuinya. Perihal kematian emang sulit diterka sama pula dengan kedatangan. Nerissa si pejuang jantung itu pergi ketika sudah positif dinyatakan sembuh total oleh dokter yang sudah lama merawatnya.
Lihat ... apa dikata gadis yang sudah bertautan kasih dengan Dokter Arjuna itu telah pergi. Tidak ada gejala apapun padanya, selain kelelahan. Rasa-rasanya sulit untuk diterima namun, ikhlas tetap harus menyertainya. Padahal sudah banyak rencana yang Arjuna siapkan untuk Nerissa.
Brankar berisi jenazah Nerissa terus berjalan menyelusuri lorong demi lorong. Tiba-tiba saja hawa dingin menyertai Jalu dan Ratno. Mereka saling bertatapan dan menganggukkan kepala. Mungkin hantu-hantu yang mereka ceritakan sebelumnya ingin menampakkan wujud.
"Mang Jalu, Nerissa mau dibawa kemana Mang?"
Nerissa sudah dalam posisi duduk masih dengan muka pucat nya. Air wajahnya mengguratkan tanda tanya serta kecemasan menyertai iris matanya. Ratno melotot pada Jalu, badan mereka membeku terkejut melihat Nerissa yang terbangun dari kematian.
"Ampun, Neng. Si Eneng, udah meninggal kok bisa bangun si, Jul!?" Ratno mengambil jurus handal miliknya. Kabur.
Tanpa disuruh kaki Jalu pun melaju begitu kencang meninggalkan Nerissa yang masih kebingungan dengan keadaannya. Di ujung koridor ada seorang pria yang mendekat kearah Nerissa. Langkahnya terseok-seok seperti tak bertenaga. Lama kelamaan wajahnya dapat Nerissa lihat dengan sempurna.
"Kak Jun, kangen." Tanpa aba-aba Nerissa beranjak dari brankar berjalan susah payah kearah pria tersebut lalu memeluknya.
Pikiran Arjuna berkecamuk tak menentu di dalam sana. Banyak opsi-opsi gila yang bersuara. Namun, bahagia terlalu menggelora hingga ia lebih memilih menikmati pelukan dari kekasihnya itu. Terserahlah jika ini hanya khayalannya, terpenting ia masih bisa merasakan tubuh hangat Nerissa.
"Aku tau Sa, kamu tidak akan pergi sebelum pamit."
Arjuna kembali meneteskan air mata, entah bahagia atau sedih kali ini. Pastinya ia tidak akan melepaskan pelukan itu begitu saja. Ia tahu benar jika kekasihnya itu kuat untuk melewati segala macam rintangan. Bahkan sakit jantungnya saja sudah jauh pergi meninggalkan.
"Selamat datang kembali kasihku."
Hai, Bum;
Apa kabarnya?
Luangkanlah waktu kalian untuk sekedar bercerita hal kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Datang lalu Pergi || Usai✅
Short StoryDatang dan pergi perihal yang pasti. Hidup tak luput dari datangnya bahagia lalu perginya luka ataupun datangnya luka lalu perginya bahagia. Kolerasi antara datang lalu pergi akan hinggap dalam setiap goresan cerita. Story idea : Bumi, 28 Maret 2023