;4

28 2 0
                                    

tandai typo

Happy reading..

***

"Datang kembali"

"Buset, anak basket ternyata."gumam nya.

"Gitaris lagi,"lanjutnya.

Hari ini, pukul 02.31. Kalira menguap dan merasakan mata nya ingin tertutup rapat, ia memilih kembali ke alam bawah sadarnya.

Hari minggu yang di nanti Kalira, namun, ia terbangun lebih siang dari biasanya.Di karenakan ia yang tertidur cukup malam dan terbangun karena mimpi— ahh rasanya itu bukan mimpi lagi,pikirnya.

Meski hari minggu ia tetap bekerja, karena kemarin ia tak sempat membeli obat tidur— ehh semacam obat penenang. Ia pergi lebih awal dari jam kerjanya. Taxi yang dipesannya telah sampai, tujuan awal ia henti tepat di apotek dekat tempat kerjanya. Ia memilih berjalan kaki pergi ke Solidar's coofie, karena dekat dengan apotek tadi.

---

"Ra, udah absen belum?" tanya teman sebaya Kalira.

"Ha?!, udah mulai absen?"

"Iya, udah sana buruan,"

"iya-iya,"

Kalira melakukan absen di ruangan yang tersedia untuk melakukan absen.

Ia bekerja layaknya pramusaji pada umumnya, namun, ia kembali tidak fokus karena Galih. Ya, Galih atau biasa dipanggil Ali itu datang kembali ke tempat kerja nya. Ia tidak bisa menolak kedatangan Ali karena itu termasuk mengusir pembeli. Ia akan berpikir jernih, namun usaha nya sia-sia ia tak bisa berpikir jernih tentang Ali. Mungkin karena mimpinya semalam?— ayolah itu cuma mimpi.

"Ra, kamu kenapa?" tanya gadis yang menjadi teman kerjanya.

"Ga," ujarnya, "Beneran?" tanya gadis itu lagi.

Ia mengangguk sebagai jawaban.

"Oke deh, yaudah nih anterin ke meja nomor 31," ujarnya sambil memberikan pesenan dan menunjuk pada meja nomor 31, milik Ali.

"Hah!, ganti yang lain deh," pekik nya, gadis itu tak kalah kaget mendengar pekikkan teman nya itu.

"Ra, ada gilirannya dan ini giliranmu, Ra,"

"Ra, mau ya, yaa," ujarnya dengan mata yang dibuat puppy eyes.

Deheman yang didapatnya.

"Nih, anterin ya, makasii Kalira cantik,"pujinya

"Cih, ada mau nya muji,"

Kalira hanya pasrah mengantar pesanan Ali.

---

"Mba,mba!" ujar lelaki paruh baya menghampiri salah satu pelayan.

"Iya mas?, ada yang bisa dibantu?," ujar sang pelayan.

"Ehm, saya boleh minta tolong?," ujar sang lelaki paruh baya."Jadi gini saya udah pesen, cuman saya minta tolong yang anterin ke meja saya, ehm nomor 31, itu Kalira ya?," pintanya pada pelayan tersebut.

KALIH PENGGALIH [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang