;2

38 4 0
                                    

tandai typo

Happy reading..

***

"Lelaki paruh baya."

Sepanjang jalan netra Kalira memandang jalanan yang basah dan pohon yang tertiup angin. Air dari dedaunnya berjatuhan layaknya gerimis akan datang kembali.

Saat ia membuka kaca mobil desiran dingin terlintas di wajah indah dan cantiknya. Kilat lampu menyinari netranya. Tujuannya kali ini rumah, bukan tempat kerja part time yang ia sering kunjungi selepas sekolah.Kalira bukan berhenti bekerja melainkan karena hujan tempat kerja Kalira tutup.

Sesampainya di rumahnya Kalira, ia memilih melenggang pergi kekamarnya dibanding makan. Memang Kalira sering lupa makan. Kalira gadis penuh luka yang tertutup oleh semua tawa dan sikap dinginnya.

---

Kali ini Kalira bangun lebih pagi dari biasanya. Ia semalam tidak dapat tidur dengan nyaman. Sepulang sekolah nanti ia berniat membeli obat tidur, agar tidurnya dapat lebih tenang.Karena dalam beberapa hari ini seringkali merasa kurang dalam tidur malamnya.

Sarapan kali ini dilewatkan oleh Kalira, ia memilih bernagkat lebih pagi.Entah apa yang bersarang dalam pikirannya.

Bayangan lelaki paruh baya yang bersarang dipikirannya. Dan beberapa beban yang ia pikul sendiri.

Di dalam mobil Kalira termangu dengan tatapan kosong. Hari ini Kalira tidak dapat fokus, sesampainya di sekolah ia pun tidak sadar.

"Non" ujar mang Jaki.

"Ya, mang?" balas Kalira.

"Sudah sampai,non."

"oh..,iyaa." Kalira manggut-manggut. Namun, ia masih belum beranjak dari dalam mobil.

Pikirannya benar-benar kacau. Mang Jaki tidak memanggil Kalira lagi, karena memang masih terlalu pagi. Jadi mang Jaki membiarkan Kalira terpaku pada tatapannya yang tidak tahu tertuju dimana.

"Mang?." ujar Kalira.

"Ya,non." balas Mang Jaki.

"Nanti Kalira pulang naik taxi, boleh ya?." wajah Kalira yang ia buat memelas.

"Emang, tidak apa-apa non?."

"Ga apa, mang. Kalira nanti mulai kerja part time lagi."

"Yasudah hati-hati pulangnya non."

Kalira pamit keluar mobil, ia memasuki gerbang dengan perasaan yang campur aduk.

pikiran dan hatinya saling beradu tanpa tau penyelesaiannya.

---

Kalira memasuki kelas 12 IPS 3. Isana sudah berada disana, Isa termasuk siswi yang disiplin dan pintar. Jam di dinding menunjuk pukul 06.27 WIB. Isa yang merasa bingung dengan Kalira yang hanya diam, mencoba mencairkan suasana.

"Ra, kamu ga apa?." ujar Isa memecah suasana yang hening tanpa sepatah kata.

"Hm?. Ga apa." balasnya.

"Tapi dilihat-lihat kamu sering diem,Ra. Kalo ada masalah kamu bisa cerita. Aku akan selalu jadi pendengar terbaik kamu."ujar Isa. "Iya, tapi mungkin ga sekarang, Sa. Kamu bisa jadi pendengar baik tapi aku belum tentu bisa jadi yang terbaik buat kamu." balasnya, ia akhiri dengan senyuman manisnya.

Isa menatap sendu Kalira, sahabatnya itu kini hanya diam tanpa kata yang membuatnya tertawa. Ocehan Kalira selalu ia dengar, bahkan membuatnya tertawa. Tapi kali ini sahabatnya yang begitu ceria menjadi pendiam.

---

Pelajaran berjalan lancar, namun, pikiran Kalira tidak bisa menyatu dengan pelajaran yang disampaikan gurunya.

Kini, Kalira dan Isana berjalan menyusuri lorong-lorong. Dengan niat pergi ke kantin, ia dan Isa memesan nasi goreng dan es lemon tea. Kali ini kantin terlihat cukup ramai, Kalira seperti tak mendengar keramaian itu terjadi. Isa yang menatap Kalira yang sejak tadi hanya mengaduk-aduk makanannya, merasa sedih.

"Ra, kenapa cuma diaduk."

"Iya, ini baru banget  mau makan."

Bel masuk berbunyi nyaring, mata pelajaran selanjutnya akan dimulai.

"Balik yuk, Sa."

"Bentar, ini bayar dulu," ujar sang empu.

"Iya, jangan lama-lama."

Mereka memasuki kelas dan Kalira masih dengan tatapan yang kosong. Meski tak semua materi masuk, tapi setidaknya Kalira masih dapat memahaminya. Karena dasar dari gadis itu kecerdasan yang luar biasa.

"Kalira, masih mendengar saya," tanya guru pada Kalira.

"Iya, bu," jawabnya singkat.

"Kenapa melamun?, lain kali jangan melamun."

"Maaf, dan saya janji tidak akan melamun lagi,"jawabnya.

Guru Kalira melanjutkan materi yang ingin di sampaikan dan sedikit memberi pertanyaan bagi siswa-siswi nya.

---

Kalira menunggu taxi, ia memandang sebrang jalan. Ia kembali teringat lelaki paruh baya yang lalu lalang kemarin disana.

Taxi pesanan Kalira datang. Ia masuk kedalam, manikmati perjalanan yang cukup padat namun, kali ini cuacanya cerah. Tidak dengan pikirannya.

Taxi tersebut henti di sebuah tempat tongkrongan anak muda—Solidar's Coofie.

Kalira ambil jam kerja sore hingga malam, ia bekerja sebagai waiter yang mengantarkan makan ataupun minuman.

Solidar's Coofie cukup ramai sore ini, Kalira dan teman kerjanya cukup kewalahan. Memang cafe itu baru-baru ini  sedang naik daun, dikarenakan adanya selebgram yang mereview makanan dan minuman di sana.

___________________________________________________

love buat readers
janlup vote dan komen sayangkuu
masih penasaran siapa lelaki itu?

KALIH PENGGALIH [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang