15. Isi hati

34 0 0
                                    

Seseorang yang benci cinta, justru lebih cenderung sangat membutuhkan cinta yang tulus

***

Bisma menatap dirinya di pantulan cermin, mengatur nafasnya agar berhembus kembali normal.

Lalu dia mengeluarkan sebuah ponsel dan mencari sebuah foto yang ia potret beberapa hari lalu, tanpa si pemilik foto itu tahu.

Gadis berambut panjang, kulit putih, sifat pendiam yang entah keterdiaman nya membuat sosok Bisma penasaran dengan gadis tersebut. Sedang duduk memangku sebuah gitar.

"Lo tuh aneh!cupu! penakut!" Sarkas Bisma sambil memandangi foto tersebut, "Gak mungkin gue harus suka sama Lo, gue cuma penasaran tapi kenapa setiap kali Lo di dekat gue buat gue gak biasa merasakan hal ini, dan sekarang kenapa gue merasa hati gue kacau" Bisma memandangi kembali wajahnya di pantulan cermin, menyadari dirinya bahwa hatinya terjebak kepada sosok gadis itu.

"Lo beneran suka sama dia?"

Revan mendengus,"Temen-temen yang lain gak perlu tau, gue gak mau kalo kalian malah cari masalah sama dia, karna gue tau Raina sama sekali gak bersalah"

Bisma terkejut, detak jantung nya berdegup cepat ada yang aneh pada dirinya. "Jadi beneran Lo suka? Gue seneng sih denger nya, ngebuktiin kalo Lo emang normal"

Revan berdecak,"sialan!"

Bisma terkekeh,"tapi kenapa harus dia?"

"Dari banyaknya kue yang enak dan menarik perhatian si pembeli mungkin orang akan berebut untuk membelinya, tapi justru gue melihat sebuah kue yang unik yang bahkan hanya tersisa satu, sebuah kue sederhana. Tanpa orang sadari bahwa kue itu adalah yang paling menarik perhatian gue," ucap Revan, "tapi ini bukan soal kue." Revan kembali merevisi ucapannya.

Bisma hanyak bisa terkekeh mendengar ucapan Revan,"Gimana soal Lala?"

Revan mendengus sebal mendengar nama Lala,"salah satu alasan gue, gamau teman-teman yang lain tahu soal gue sama Raina, karna gue udah tahu kalo kalian semua ada di pihak Lala bahkan mendukung Lala supaya bisa sama gue, dan gue gak mau Raina harus jadi pelampiasan Lala atau pun kalian."

Bisma mengangguk paham, paham bahwa sepertinya Revan benar-benar sungguh dengan perasaannya, ada perasaan tidak terima di diri Revan jika gadis yang ia sukai tidak ingin terluka.

Setelah berbincang dengan Revan ,ia pun pamit untuk pergi ke toilet rumah sakit.

***

"Siapa sih orang itu? Bisa-bisanya culik sahabat gue, kok gue malah yakin kalo dia itu satu komplotan sama geng Revan!" Ujar Hesti sambil berdecak sebal, terlihat di wajah Hesti bahwa dia benar marah dan kesal kepada sang pelaku.

"Tapi buat apa dia culik Raina?" Tanya Riki sambil berpikir keras, jelas sekali di benak Riki penuh kekhawatiran, takut hal ini terjadi lagi kepada Raina.

Raina terlihat kelelahan, dirinya masih trauma sejak kejadian kemarin ketika ia sedang berjalan santai tiba-tiba saja seseorang membekap mulutnya dan membawa nya pergi di sebuah bangunan kosong.

Orang itu terus menerus memaksa Raina untuk jujur soal Revan, apalagi ketika dia mengatakan bahwa Revan lah perusak hubungan nya dengan Lala, "jadi selama ini Lala hanya berharap kepada kak Revan, bahkan kak Revan sendiri yang mengecewakan hati Lala" batin Raina.

SENIORKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang