18. Mengagumi mu

79 2 1
                                    

"Tadi itu siapa neng? Ganteng banget cowoknya." Pak Yono melirik Raina yang sedang tersenyum dari kaca depan.

"Senior ku Pak," jawab Raina.

"Oalah, bapak kira itu pacar neng Raina. Seperti nya dia suka sama neng Raina." Raina semakin tersenyum malu mendengar ucapan Pak Yono.

"Gak mungkin Pak, cowok setampan kak Revan gak mungkin suka sama aku," Raina menunduk menandakan dirinya malu.

Pak Yono memperhatikan Raina sambil terkekeh, "Anak muda. Bapak jadi ingat waktu muda dulu masih masa SMA." Raina mendengar penasaran dengan cerita Pak Yono.

"Emang gimana Pak?"

Pak Yono berdeham melanjutkan cerita nya, "Dulu Bapak sewaktu deketin Bu Ratih, banyak pengorbanan yang bapak lakuin. Bu Ratih sangat pemalu." Bu Ratih adalah istri yang bersama Pak Yono hingga saat ini.

"Sama seperti Raina." Ujarnya sambil melirik Raina sekali.

"Dulu bapak diam-diam mengagumi Bu Ratih. Tapi bapak gengsi, takut Bu Ratih gak suka balik ke bapak," Pak Yono sambil berpikir mengingat kejadian romantis nya pada jaman dulu.

"Dulu bapak pura-pura jadi tukang ojek di sekolah, setiap pulang sekolah bapak selalu menawarkan Bu Ratih untuk pulang menaiki motor bapak yang sebagai tukang ojek pada saat itu."

"Bagaimana bisa jadi tukang ojek pak?"

"Iya bapak bilang ke Bu Ratih, kalo setiap pulang sekolah bapak mencari uang sampingan sebagai tukang ojek. Walaupun fakta nya bapak hanya menawarkan Bu Ratih untuk menjadi penumpang bapak," mendengar itu Raina tertawa, bisa-bisa nya pak Yono sampai harus berpura-pura menjadi tukang ojek agar kekasih impian nya bisa pulang bersamanya.

"Karna dulu bapak tahu, rumah Bu Ratih sangat jauh dari sekolah makanya dia sendiri mau menaiki ojek bapak yang sudah pasti ia tidak perlu menunggu angkutan umum yang masih jarang itu."

"Terus bapak dibayar gak?"

"Dibayar dong, lumayan setiap kali Bu Ratih menumpang bapak diberi uang dua ribu rupiah sekaligus bapak jadi bisa tau alamat rumah Bu Ratih." Bahkan pak Yono pun masih merasa lucu mengingat kejadian masa lampau itu, "Uang nya bapak tabung, lalu ketika bapak sudah berstatus pacaran dengan Bu Ratih uang nya bapak buat ajak Bu Ratih makan bakso setiap pulang sekolah."

Raina tertawa mendengar nya sekaligus kagum dengan pak Yono, meskipun gengsi dengan perasaan nya tapi tetap ia lakukan untuk mendapatkan tambatan hatinya. Sampai saat ini pun cerita cinta mereka masih berkelanjutan hingga memiliki tiga anak.

Setelah keduanya menertawakan cerita pak Yono barusan, sopir pribadi itu kembali melirik Raina yang masih terkekeh.

"Bapak ini pernah muda neng, Bapak pun bisa tahu perasaan cowok tadi ke neng Raina. Pasti ada sesuatu yang ia sembunyikan soal perasaan nya," Raina terdiam, pak Yono kembali melanjutkan ucapannya."Mana ada cowok yang rela nemenin seorang cewek sendirian sambil terus berjaga bahwa neng Raina akan baik-baik saja kalau bukan atas dasar suka."

Ucapan pak Yono barusan membuat Raina sadar akan hal itu, tetapi ia tidak ingin terlalu berharap lebih. Takut perkiraan nya salah.

Pak Yono kembali melanjutkan perjalanan membelah jalan kota  Tanpa berkata lagi.

***

SENIORKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang