08. Terima kasih atas perlakuan nya

1.6K 60 0
                                    

“Perasaan ini berubah dan takut kehilangan”

±±±

Tanda bel masuk berbunyi, waktu istirahat sudah habis. Seluruh siswa kembali memasuki kelas masing-masing.

Terutama Raina, yang harus kembali memasuki kelas walau dengan keadaan yang tidak baik. Dengan lengan dan lutut penuh plester. Raina kembali duduk sambil menatap Riki yang sedang menatapnya kebingungan.

“Kamu kenapa Rai?” Cemas Riki sambil memperhatikan kedua sikut Raina yang ditutup oleh Plester.

Raina tersenyum manis, seolah-olah keadaan nya baik-baik saja.

“Jatuh. Tapi gak sakit kok” Kata Raina sambil memamerkan sederet gigi putih nya.

“Kamu yakin? Gak sakit?” Kata Riki cemas, melihat sahabatnya penuh luka.

“Aku kan jagoan” Ucap Raina membanggakan diri sambil terkekeh.

“Lain kali kamu harus hati-hati” kata Riki.

“Siap” ucap Raina sambil bertingkah hormat kepada Riki, membuat Riki dan Hesti terkekeh melihat tingkah Raina.

***

Bel tanda pulang berbunyi. Raina duduk sendiri dipinggir lapangan sambil menunggu jam eskul musik dimulai.

Merasa bosan harus menunggu dengan waktu yang cukup lama. Masih satu jam lagi eskul musik dimulai.

Kaki nya bergerak mengayun, kedua tangan menempel dibagian sisi bangku.

Pemandangan lapangan yang terlihat sepi, hanya ada sisa sebuah bola basket disudut lapangan. Bahkan daun-daun kering yang gugur terdengar berserakan ketika tertiup angin. Sisa-sisa rambut Raina berterbangan tertiup angin.

Cuaca hari ini sangat mendung. Akankan turun hujan? Jika iya, Raina menyukai itu.

Tidak lama kemudian, Raina memilih untuk menunggu didalam ruang musik. Melihat beberapa alat musik tertata rapi, dan berbagai foto kejuaraan yang diraih oleh murid SMA Nusa Bangsa sambil memegang piala besar.

Disana juga terdapat piala-piala yang berukuran besar, sedang, kecil tertata rapi dilemari besar. Semakin tidak sabar, Raina ingin meraih kemenangan itu.

Tiba-tiba saja seseorang datang membuat Raina tersontak terkejut. Rupa nya ia adalah Bisma.

“Mental lo kuat juga, buat ikut eskul musik.” Bisma berjalan menghampiri Raina yang kini berada didepan almari piala.

Raina tersenyum, sambil melihat keadaan sekitar yang terasa sejuk didalam ruangan itu.

“Eskul dimulai masih setengah jam lagi. Masih banyak waktu buat istirahat” Kata Bisma sambil menaruh buku catatan pendaftaran murid eskul musik.

“Boleh aku tunggu disini?.” tanya Raina.

Bisma berbalik badan menghadap Raina. “Boleh”

“Aku suka sama ruangan ini. Terlihat romantis” Raina tersenyum melihat berbagai gitar, piano, drum, tersusun rapi dan dilengkapi dengan berbagai tempelan bergambar love di dinding.

SENIORKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang