05. Sebuah Lagu

1.8K 52 3
                                    

Entah kenapa, aku selalu dipertemukan dengan seseorang yang pandai membuatku meneteskan air mata.”

±±±

Revan kembali kerumah, memberikan pesanan mamah nya yaitu nasi goreng spesial yang ia beli sore tadi.

“Revan masuk kamar dulu ya mah” Ucap Revan ketika memberikan sebungkus pesanan mamahnya itu.

“Iya sayang. Makasih ya” Ucap Mamah ketika menyambut sebungkus nasi goreng itu.

Revan pun memasuki kamarnya yang terletak dilantai 2. Dan mendudukkan tubuhnya diatas tempat tidur sambil menatap layar ponsel, dan dilayar ponsel itu tertera sebuah gambar seorang gadis yang sedang tersenyum. Sangat indah mata gadis itu ketika tersenyum, mata itu seperti berbentuk bulan sabit.

Revan gemas sendiri melihat sebuah gambar seorang gadis yang ada dilayar ponselnya.

“Senyummu mengalahkan dunia” Gumam Revan.

Namun siapa seorang gadis yang berada dilayar ponsel itu? Dan mampu membuat Revan gemas sendiri melihat sosok gadis yang saat ini sedang ia pandangi.

Atau mungkin Revan mempunyai gebetan simpanan.

***
Pagi ini rintik hujan tiba-tiba saja berubah menjadi deras dan membuat Raina berlari menuju gerbang sekolah yang jaraknya 20 meter dari halte bus.

Dan waktu jam pelajaran pertama untung saja masih lama, Raina tidak terlambat untuk datang kesekolah, Raina berhasil melewati gerbang sekolah.

Sepanjang perjalanan nya dikoridor sekolah, kedua tangannya sibuk membersihkan seragamnya yang basah dan kotor terkena cipratan air hujan yang menggenang dijalanan.

Keadaannya kini sangat buruk yang terlihat rambut nya basah kuyup, dan seragam sekolahnya penuh bercak kotor berwarna coklat.

Langkah kaki nya berjalan cepat menuju kelas, tiba-tiba saja ia tabrak seseorang tepat diperbelokan koridor yang sedang membawa Bola-bola olahraga.

Bola-bola itu berhamburan dimana-mana akibat tabrakan Raina. Raina terkejut, lagi-lagi ia memberi ulah kepada orang itu.

Sosok cowok itu menatap Raina dengan tatapan dingin. Menatapnya dari ujung sepatu hingga ujung rambut yang melihat keadaan Raina sangat buruk.

Raina memamerkan sederet gigi putih nya ketika orang itu sedang menatap nya.

“Maaf kak” Ucap Raina, setelah itu ia terburu-buru memungut berbagai bola yang berhamburan dimana-mana.

Kedua tangannya dipenuhi bola kasti dan bola Basket. Ia tampak kerepotan memungut bola yang berjumlah banyak. Lalu ia memasukinya ke dalam Ranjang yang dibawa Revan. Revan melihat tingkah Raina yang tampak sibuk memungut bola-bola itu.

Dan diperhatikan juga oleh siswa lainnya yang berada di koridor sekolah. Keadaan Raina tampak aneh, dari rambut yang basah sampai seragam sekolah penuh bercak kotoran. Namun ia tidak mempedulikan itu, ia tetap harus memungut bola-bola yang berjatuhan akibat ulahnya.

Setelah ia selesai memungut bola-bola itu, ia memberikan kembali kepada Revan. Tatapan Revan sangat datar sambil menyabut Ranjang itu.

“Maaf ya kak” Ucapnya gugup, Revan sama sekali tidak menjawab apa-apa. Semakin membuat Raina ketakutan, takut Revan sangat marah kepada Raina.

Lalu Revan melewati Raina begitu saja, tanpa berkata apapun. Raina memandang Revan yangg berjalan melewati nya, raut wajahnya sangat terlihat ketakutan. Dipandanginya punggung Revan yang mulai menjauh. Raina menggigit bibir bawahnya, ketika menyadari bahwa dirinya bersalah.

SENIORKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang