12. Di dekatmu

2.4K 83 25
                                    

"Aku menjauh bukan karna ku tak cinta lagi. Hanya tidak ingin membuat mu terluka lagi."


±±±

Pada saat jam istirahat Revan berkumpul dengan teman-temannya disudut kantin. Namun ia lebih banyak diam dibanding ikut berbincang dengan temannya.

"Van, udah dong marah sama gue nya. Iya gue tau secuek nya lo sama cewek, tapi lo masih punya belas kasihan sama dia." kata Anwar yang menyadari perubahan sikap Revan akibat kasus kemarin.

"Jadi, lo ngaku kan? Kalo lo salah?" kata Revan dingin.

"Iya gue salah!" biarlah Anwar mengalah, seperti apapun sikap Anwar dia paling tidak bisa bermusuhan dengan sahabat-sahabat nya. Apalagi jika salah satu teman nya sudah terlalu marah pada dirinya, ia lebih memilih mengalah. Lagipula ini pun juga kesalahan nya.

Raina mengedarkan pandangan ke sekitar lingkungan kantin, bola mata nya mencari seseorang. Sampai akhirnya nya sepasang bola mata melihat seseorang yang kini ia cari berada disudut kantin tengah berkumpul dengan teman-teman nya.

Saat melihat Revan, dirinya masih tidak menyangka. Bahwa dia membela atas masalah yang dialami oleh Raina.

Setelah itu Revan pergi keluar kantin bersama teman-temannya. Dan tidak lama kemudian, Raina berpamitan kepada Riki dan Hesti untuk keluar kantin.

Raina berjalan melewati berbagai ruangan eskul. Langkahnya berjalan mengikuti seseorang yang kini ada dihadapan nya.

Revan memang memisahkan diri dari teman-temannya, sementara teman-temannya pergi ke lapangan untuk bermain basket. Revan duduk dikursi tepat didepan kelas ruang eskul musik.

Raina datang menghampiri Revan, dan langsung duduk disamping Revan. Jelas, Revan terkejut melihat kehadiran Raina.

Sebelum nya, Raina menarik nafas berat lalu tersenyum kepada Revan. Tatapan Revan penuh tanda tanya. Untuk apa Raina berada didekat nya?.

"Aku cuma mau berterima kasih sama Kak Revan." kata Raina sambil mengulurkan tangannya.

Revan hanya bisa terus memandangi tangan Raina yang terulur ke arah nya. Raina mencoba menggerakkan tangannya sekali untuk memberi tahu Revan untuk menyambut nya.

Namun, Revan belum juga kunjung menyambut tangan Raina. Membiarkan tangan Raina terus mengapung di udara. Membuat Raina kembali menarik tangan nya.

Raina menarik nafas berat, sambil memperhatikan luka yang berada dibagian pelipis dekat mata Revan. Akibat kejadian Revan berkelahi dengan Raffi.

"Luka nya udah diobatin?." tanya Raina sambil memperhatikan luka Revan. Revan hanya terdiam.

Setelah itu, Raina merogoh saku seragam nya. Sesuatu yang ia sudah siapkan untuk diberikan kepada Revan. Yaitu sebuah plester berwarna biru muda.

Raina menunjukkan sebuah plester itu ke hadapan Revan sambil tersenyum manja. Revan hanya menatap nya datar.

"Plester." kata Raina sambil mengangkat plester itu setinggi mata Revan.

"Udah tau." kata Revan dingin.

Raina tertawa membuat kedua punggung nya bergerak naik turun. Revan juga sudah tahu bahwa apa yang ditunjukkan pada Raina itu adalah Plester.

Melihat sikap dingin dan cueknya Revan membuat Raina ingin sekali tertawa.

Secara perlahan Raina pun menempelkan sebuah plester itu dibagain luka Revan. Revan semakin puas memandang Raina sedekat ini.

SENIORKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang