Chapter 18

7 5 0
                                    

"Apa yang Lo harapkan dari hubungan yang tidak direstui tuhan!"

"Tuhan pasti ngerti gue, tuhan tau gue mencintainya,"

"LO TELAH MENOMOR DUAKAN TUHAN, RAJA. LO MINTA TUHAN NGERTIIN LO? BODOH."

"Kalian berdua, berhenti."

"Bahtiar, stop!"

Saat ini gue dan Bahtiar saling tarik kerah baju, dengan emosi gue juga tadi gebrak meja.

Padahal Maysa memujinya, tapi dia malah berkata buruk tentang Maysa dengan mulutnya itu.

Flashback on

"Mau nitip sesuatu?" Tanya gue.

Maysa langsung menoleh, "Lo keluar? Boleh deh, kita sewa makanan grill yuk atau haruskah kita beli cake dan soda? Benar, cake dan soda aja. Sodanya beli 3 varian berbeda," ucap Maysa tampak sibuk dihpnya kemudian menunjukan layar hpnya, disana ada beberapa varian soda.

"Oke-oke, ada lagi tuan putri?"

"Jangan panggil gue begitu, tuan putri itu adanya didongeng aja."

"Kenapa? Panggilan itu cocok buat Lo."

"Astaghfirullah stop Raja, merinding gue."

"Hahahahah."

Selesai tertawa gue, akhirnya gue kembali berbicara, "hari ini gue ingin menemui Bahtiar dan mengucapkan terima kasih."

Mendengar itu, Maysa tampak tertarik, "gak bareng aja?"

"Gak usah, biar gue aja yang wakilin." Sambil kasih surat resign sih gue.

"Hanya itu? Gak ada kasih apapun ke Bahtiar?"

"Gue... Gue akan traktir dia makanan, terserah mau makanan apapun," ucap gue agak menimbang.

Biasanya kalo cowok tanpa imbalan apapun bisa saja baikan, tapi karena Maysa berharap gue memberikan sesuatu maka gue traktir saja.

"Good, kembalilah sebelum jam 10 malam, gue gak mau tahun baru sendirian," mendengar permintaan Maysa, gue mengangguk.

Akhir-akhir ini Maysa tidak lagi ragu-ragu meminta sesuatu dari gue, dibandingkan Maysa yang selalu melakukan apapun sendirian, gue lebih suka dia yang sekarang terbuka.

Semua bantuan-bantuan kecil gue tampaknya membuahkan hasil.

"Sebelum jam 8 gua sudah kembali."

Saat dalam perjalanan, mendadak gue terpikir apakah Bahtiar akan memaafkannya.

Sebenarnya masalahnya sepele, hanya saja Bahtiar dan Lise lumayan dekat akhir-akhir ini karena Lise lah yang selalu membantu Bahtiar disaat dia terkena masalah denganpara wanita.

Dianggap adik dia lah pokoknya.

Gue gak tau apa yang terjadi pada Lise, namun ketika melihat reaksi Bahtiar begitu gue yakin terjadi sesuatu pada Lise.

Saat kami sudah berbaikan, gue akan menanyakan kabar Lise atau haruskah gue tidak menanyakannya sama sekali agar Bahtiar gak tersinggung?

Gue chat Amine apakah mereka masih ditongkrongan, dan Amine bilang iya.

Sebelumnya gue melihat status Amine makanya gue tahu mereka lagi nongkrong dan gue peringat Amine agar tidak kasih tau tongkrongan.

Amine Adikel Busana: [beliin brownis ya.]

Begitu lah pintanya.

Saat berada dilokasi tongkrongan, dengan berbekal plastik berisikan brownis ditangan gue berjalan ketempat biasa kami duduk nongrong.

See You Later, Sang Pencinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang