Chapter 28 | Maysa

9 5 0
                                    

Kesepian adalah perasaan tidak nyaman yang timbul dihati, ada banyak faktor perasaan kesepian muncul seperti terisolasi, tidak ada tempat berbicara dan bercerita, atau tidak memiliki hubungan yang dekat dengan orang lain.

Gue Maysa Prizkia Nadief, saat ini gue berada ditingkat kesepian yang amat sangat mendalam.

Yiyi, dia adalah sahabat gue, teman gue, kakak gue, dan juga sekaligus ibu bagi gue itu sedang berada di situasi tidak bisa menghubungi gue dikota orang karena sibuk bekerja, inilah alasan kenapa gue sekarang berada digelembung kesepian ini.

Masa sampai sekarang Yiyi tidak juga dikasih ijin main hp, sudah 2 bulan ini.

"Apa gue hubungi aja orangtuanya lagi, tapi pasti jawabnya tetap sama."

Gue tidak boleh terus menerus mengharapkan Yiyi, ayo berpikir bagaimana cara agar gue tidak kesepian.

Disaat seperti ini gue memikirkan apakah ada orang yang bisa gue temui agar menghilangkan perasaan sepi ini.

Mendadak gue teringat pada satu orang yang dulu pernah menjadi orang terspesial, bahkan yang pertama setelah itu Yiyi.

Dia adalah Lise Avelina, sahabat gue saat SMP.

Namun karena pertengkaran sepihak dari gue akhirnya hubungan kami berakhir dengan sangat cepat dan kemudian tahta tertinggi persahabatan gue digantikan oleh Yiyi.

Gue menghembuskan napas kemudian memijit pelipis.

Apa alasan kami bertengkar?

Saat gue mencoba mengingat-ingat alasan kami bertengkar gue sama sekali tidak menemukannya, gue juga sama sekali tidak mengingat spesifik momen kebersamaan gue dan Lise seakan 5 tahun gak ada apa-apanya. Begitu membuka mata gue terkesiap karena teringat satu nama asing yang sangat gue tahu.

Raja, Raja Kenedy Zatolokin.

Dia adalah gebetan Lise.

Gue gak pernah menemui Raja, gue hanya mendengar semua tentang Raja melalui cerita Lise.

Benar, itulah sebabnya gue tidak mengingat banyak momen gue dengan Lise karena 75% topik kami hanya tentang Raja.

Lebih lucunya lagi yang sangat melekat dengan ingatan gue hanya tentang Raja jika berhubungan Lise.

"Kok gue malah jadi kangen Raja dari pada kangen dengan Lise," gumam gue sembari tertawa hambar.

Padahal gue tidak pernah bertemu dengan Raja sedikitpun.

Gue mengenyah semua pikiran kemudian mencoba menjalani hidup kembali normal meskipun tidak ada suara Yiyi yang menemani setiap Minggu gue.

Puncaknya ketika gue bertemu dengan hari Minggu lagi, dari pagi sampai malam gue tidak melakukan suatu yang lebih dari rebahan dan tidur.

Gue lelah dengan semua alur hidup terus berulang namun tidak ada Yiyi yang menghubungi gue kemudian berkeluh kesah, gue takut jika terus seperti ini maka depresi bukanlah hal yang tidak mungkin terjadi kepada gue.

Tidak ingin terpuruk akhirnya gue mencoba melakukan kegiatan lain seperti menonton film.

Disaat adegan menyedihkan, tangis gue meledak seperti emang sudah menunggu saat yang tepat untuk melakukannya.

Sebuah notifikasi muncul dilayar atas dan tanpa sengaja jari gue menekannya, tampilan status pun terpampang disana.

Itu status dari Lise.

Kali ini berbeda, disaat hari lainnya muncul wajah Lise, kali ini muncul wajah gebetannya Lise yaitu si Raja yang sedang memegang kue ulang tahun dengan krim kue dipipinya.

See You Later, Sang Pencinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang