Hai guyss!!!
Apa kabar? masih menunggu series terbaru dari AU Dear My Love kah?Jangan lupa baca bab pendahuluan okee!!
-----Ada yang mengatakan bahwa tidak perlu mengharapkan hal yang mustahil dari sebuah mimpi, itu hanyalah bunga tidur. Akan tetapi jika mengharapkan dia yang kamu kenali dari mimpimu sebelumnya, apakah boleh?
Mengakses sosial media sudah menjadi kebiasaan banyak orang, termasuk aku. Canggihnya teknologi saat ini rasanya seperti kenikmatan yang bisa kamu selami untuk meraih banyaknya informasi yang ingin kamu gapai.
Termasuk informasi dari banyaknya manusia yang berada di dunia ini. Sore ini, telunjukku terus menggulir ke atas untuk menampilkan beberapa video menarik yang tampil dalam fyp tiktokku.
Hingga tiba-tiba telunjukku tidak mampu bergerak untuk mengganti salah satu video yang menampilkan dirinya. Mataku mencoba meneliti wajahnya, lalu mengirimkan sinyal kepada otakku untuk mencoba mengingat. Apakah itu dia?
Kemudian pikiranku melayang ke bayangan mimpi yang aku dapatkan dua hari yang lalu, tepatnya dimalam aku berulang tahun. Mimpi yang entah bagaimana masih dapat ku ingat hingga saat ini.
Mimpi yang selalu aku sesalkan, merasa mengapa tidak jadi kenyataan saja. Namun aku selalu berpikir bahwa pria itu hanyalah imajinasi acak yang dikirim untuk menjadi bunga tidurku, dia tidaklah nyata.
Namun saat ini justru aku melihatnya melalui ponselku. Dia yang saat ini tengah menjadi idola banyaknya wanita. Dia yang dengan gagahnya memakai pakaian tentara. Dan dia yang senyumnya masih sama dengan yang ku ingat.
Kaget? tentu saja. Tetapi aku berusaha untuk menyangkal, mungkin ini hanya sebuah kebetulan. Kebetulan yang tidak ingin aku harapkan karena aku tau akan menyakitkan jika nanti tidak akan sesuai.
Aku menarik nafas, mencoba untuk tidak mencari tahu dan menggulirkan kembali fyp tiktokku berharap menemukan video tentang idol korea yang ku sukai daripada memikirkan pria tersebut.
"(Namakamu), dipanggil sama Pak Ryan" ucap Nada, teman kerjaku.
"Oke, makasih Nad" jawabku.
Ku matikan ponselku lalu pergi menuju ruangan Pak Ryan salah satu karyawan senior dikantor tempat aku bekerja.
Tok.. Tok...
"Masuk"
"Permisi Pak, Bapak manggil saya?" tanyaku masih berdiri disamping meja Pak Ryan.
"Iya (Namakamu), silahkan duduk. Nah jadi gini (Namakamu), kantor kita kepilih untuk jadi EO acaranya salah satu calon presiden. Nanti ada bagian memasak gitu. Karena kampanye dia kolaborasi sama produk bumbu masakan." ucap Pak Ryan.
Aku hanya diam dan mengangguk untuk memproses tiap informasi yang diberikan Pak Ryan. Lalu Pak Ryan kembali melanjutkan,
"Karena perkiraan acaranya akan besar jadi saya yang ditunjuk sebagai pemimpin acara sudah melakukan pembagian tugas dan menghandle anggota bagian dalam EO bersama Mischa, untuk Nada tadi sudah saya informasikan bahwa dia akan menghandle perusahaan produk bumbu. Dan kamu, kamu bisa kan handle keperluan calon presidennya?" Tanya Pak Ryan.
Dalam hati sebenarnya aku merasa berdebar. Ini acara besar dan aku yang berkesempatan untuk menghandle keperluan Calon Presiden. Kesempatan langka yang harus aku ambil.
"Bisa Pak, saya berterima kasih karena Pak Ryan sudah mau mempercayakan saya" Jawabku.
"Baik kalo gitu. Nanti sepertinya kamu akan bekerjasama dengan asisten pribadi calon presiden itu. Untuk nomornya sudah saya kirimkan, atas nama Pak Rizik ya."
"Baik Pak. Apakah ada informasi lagi Pak?"
"Tidak ada, kamu boleh balik ke tempat kamu. Terima kasih ya."
"Baik Pak, sama-sama"
Setelah keluar dari ruangan Pak Ryan, aku bergegas kembali menuju mejaku. Disebelah mejaku, tepatnya meja Nada terdapat Anggi dan Marissa yang kini tengah berbincang dengan Nada.
"Gila-gila gue ga sabar banget mau kerjaan ini dimulai. Bayangin dari pas persiapan acara sampai hari H bakalan ketemu duda ganteng" itu adalah suara Anggi.
"Yaelah tetep aja ga akan ketemu tiap waktu, paling cuma sekali atau dua kali" kalau itu adalah suara Marissa yang bicara sambil makan cemilan.
"Tapi sayang banget gue handle bagian perusahaan satunya" ucap Nada merengut.
"Kalian ngomongi apa sih?" tanyaku yang baru saja duduk di bangku kerja.
"(Namakamu) emang bener Pak Ryan ngasih lo job buat handle calon presiden?"
tanya Anggi"Iya, emang kenapa Nggi?"
"AAAAAA (NAMAKAMU) LO BERUNTUNG BANGET" teriakan Anggi yang heboh membuat beberapa pegawai lainnya melirik ke arah kami.
"Apaan sih Anggi jangan lebay deh, malu wey" Marissa yang jengah menoyor kepala Anggi.
"Iih.. Marissa ngapa noyor-noyor sih, nanti aku aduin ke ayang mayor"
"Mayor pala lu, inget noh suami sama anak dirumah." ujar Marissa yang gemas ingin menoyor Anggi lagi.
"Beruntung kenapa sih Nad?" Aku yang penasaran hanya bertanya pada Nada.
"Lo ga tau? kan lo ngehandle calon presiden, nanti lo bakal ketemu Mayren" jawab Nada sambil senyum-senyum sendiri.
"Mayren apaan tuh?"
"Anggii!!! masa (Namakamu) ga tau Mayren!" adu Nada
"(Namakamu)!! Mayren itu singkatan dari Mayor Rendy, dia itu ajudan calon presiden yang akan lo handle. Gila-gila-gila kok lu beruntung banget sih, kenapa ga gue aja huhuuu" ucap Anggi dengan pura-pura menangis bersama Nada.
"(Namakamu) mending lu searching dulu deh tentang calon presiden itu biar lu tau informasi dikit, sekalian cari mayren mayren itu. Dan semoga lu ga gila gara-gara mayren kaya nih dua anak" saran Marissa
"Lo sih ga tergila-gila sama si mayren itu?" tanyaku usil.
"Ga lah yaa, kan lo tau kalo gue demennya sama bebeb Jimin. Yang lain mah skip dulu"
"Hahaha oke oke"
Meninggalkan obrolan dengan ketiganya, aku mengecek ponsel yang sedari tadi ku tinggal di meja. Pak Ryan telah mengirimkan kontak atas nama Rizik untukku yang kemudian aku coba hubungi melalui chat whatsapp.
'Selamat sore Pak Rizky.
Perkenalkan saya (Namakamu) Anindya dari Part To Be EO. Mohon bantuan untuk keperluan acara kedepannya Pak.
Terima kasih sebelumnya'
Setelah mengirim teks tersebut, ku lirik Anggi dan Marissa yang kini telah kembali ke mejanya. Setelah pekerjaan telah selesai, aku kembali berseluncur dalam dunia sosial mediaku.
Aku berinisiatif untuk mencari tahu informasi mengenai seperti apa calon presiden yang ku handle ini, apa yang terbaru dan ramai tentang dirinya agar aku dapat nyambung jika nanti ditanyakan saat pertemuan.
Kemudian aku teringat untuk mencari Mayor Rendy kesukaan Anggi dan Nada yang katanya ajudan dari calon presiden ini.
"Loh.. dia kan.."
...bersambung.
Tolong jangan copas serta ss cerita aku lalu menyebarkannya kemana-mana!!
Mohon maaf kalo ada salah kata, ejaan dan sebagainya. Jangan lupa vote dan komen ya!!
Salam sayang,
Yaya❣️
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Love
FanfictionDi kehidupan ini apa yang kita inginkan hanya sekian persen bisa menjadi kenyataan. Dan keinginan yang tidak bisa terwujud itu dapat kita tuangkan dalam sebuah cerita. Alternative Universe by dearmywish