Dia, hanya dia di duniaku.
Dia, hanya dia di mataku.
Dunia terasa telah menghilang.
Tanpa ada dia dihidupku.-----
Ramainya orang-orang yang berdatangan dari berbagai kota di sertai panas matahari menyinari Stadion Gelora Bung Karno saat ini. Kini sudah beberapa lembar tissu ku genggam untuk mengilangkan keringat yang mulai menetes.
"Anjirlah rame banget udah gitu mulai panas juga, kalo gak karena pengen ketemu Giran Oppa males gue panas-panasan gini"
Itu adalah kalimat yang kesekian kalinya keluar dari mulut sahabatku, Namira. Penyuka oppa-oppa korea ini nyatanya kepincut sama Pak Giran. Dengan iming-iming bisa salaman sama Pak Giran dan bakso satu mangkok, aku sogok Namira agar mau menemaniku ke perayaan akbar Prabu Giran 2024.
"Ya ini kan udah mau siang hari Nam, kalo malem ya pasti dingin"
"Tapi gue ga tahan ah, mana kita didepan panggung gini pengen duduk gue (namakamu)"
Sambil celingak-celinguk, aku menarik Namira ke tempat di dekat pagar yang sedikit terhalang bangunan. Untung belum terlalu ramai, jadi masih banyak tempat yang bisa dihinggapi.
"Sini aja Nam, agak adem lah ya"
"Eh tapi kalo minggir gini nanti ga bisa salaman sama Giran Oppa, ah aku kudu kumaha"
"Serba salah emang ya anak kambing, gue sumpel juga nih mulutnya"
Sambil melepas flatshoes, aku berlari mengejar Namira yang kabur dan menyelip diantara orang-orang diarea panggung untuk menyumpal mulutnya. Ketika aku mencapai namira di dekat depan panggung, pergerakkan yang aku lakukan terhenti ketika dari jauh aku melihat dia.
Dia yang pertama kali aku lihat melalui sosial media.
Dia yang sangat digemari oleh banyak perempuan.
Dia yang sempat membuatku penasaran, hingga kini membuat aku terpesona."GILLAAAA GANTENG BANGET WOY MAYOR RENDY" teriakan Namira disambut dengan teriakan banyak wanita yang melihat Mayor Rendy pun menyadarkan aku dari lamunan.
Yaa, dia adalah Rendy Nalendra Wijaya. Pangkatnya kini adalah seorang Mayor, jadi banyak orang memanggilnya Mayor Rendy.
Saat ini aku menyukainya, mungkin hanya sekedar suka tanpa rasa lebih. Tapi gatau kalo besok-besok, semoga saja.."RENDY OPPA KIWW, ADA AYANG (NAMAKAMU) DISINI" ucap Namira sambil mengangkat tanganku.
Mataku seketika memelototi Namira. Astaga aku malu sekali, banyak orang tiba-tiba melihat ke arah kami. Dan yang tidak aku sangka, Mayor Rendy ternyata mendengar teriakan Namira. Namun yaa seperti biasanya dia yang terlihat di sosial media, hanya melihat tanpa senyuman.
"Sinting lo Nam, ngapain sih. Maaf ya kakak-kakak, temen saya gila soalnya"
Hanya kata-kata itu yang saya ucapkan sembari menarik Namira keluar untuk berdiri di area yang sedikit jauh dari panggung.
------
Disisi lain belakang panggung,
"Pak Rendy, ternyata bawa ayang nih ke GBK. Cie cie udah enggak jomblo, bagi tips dong Pak Rendy" Ucap Lana.
Yaa, selain beberapa penonton dan Mayor Rendy yang mendengar teriakan salah satu penonton ternyata Lana dan Raja yang juga ikut standby di area panggung bersama Mayor Rendy juga mendengarnya.
"Iya nih Lan, namanya ayang (Namakamu). Dapet dari mana Pak Ren, kok gak dikenalin ke kita" balas Raja.
Dengan tanpa ekspresi Mayor Rendy berkata, "Apasih kalian, jangan dengerin yang enggak-enggak deh"
"Yang iya-iya kok Pak Ren, buktinya tadi agak senyum gitu. Untung saya sama Raja lihat pas Pak Ren senyum, ya gak Ja"
"Iya Pak Ren, eh tapi Pak Rendy senyumnya ke yang teriak atau ke si (namakamu) itu ya Lan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Love
FanfictionDi kehidupan ini apa yang kita inginkan hanya sekian persen bisa menjadi kenyataan. Dan keinginan yang tidak bisa terwujud itu dapat kita tuangkan dalam sebuah cerita. Alternative Universe by dearmywish