PERAHU KERTAS - BERSAMA ANAK-ANAK

669 74 7
                                    

Haiiii, update part yang sudah ku edit dengan nama tokoh baru.

-----

Saat ini adalah dua hari menjelang acara kampanye yang akan diadakan oleh calon presiden RI urutan nomor dua yaitu Pak Prabu dan Pak Giran bersama Love Food Company.

Namun dihari ini, aku tidak memiliki kesibukan yang berlebih karena aku sudah merampungkan kebutuhan calon presiden dan wakil presiden menjelang acara kampanye.

Oleh sebab itu aku sudah meminta izin untuk meliburkan diri pada Pak Ryan.

Kesempatan ini membuatku dapat berkunjung ke Panti Asuhan daerah Bandung yang sudah sangat aku rindukan, niatnya sekalian aku ingin meminta do'a kepada anak-anak agar urusanku dapat dilancarkan.

Ting..

Setelah membaca pesan tersebut, aku kembali berkaca untuk merapihkan penampilanku. Kemeja baby pink dan jeans biru muda. Lalu rambut yang tergerai, serta dandanan yang sudah sempurna.

Dengan tas gendong serta beberapa paper bag yang berisikan hadiah untuk anak panti, aku keluar dan menemukan mobil yang sudah terparkir.

Begitu aku membuka pintu penumpang disamping pengemudi, aku menemukan Anggie beserta kedua anaknya yang berada di kursi belakang.

"Sorry ya Nggie, gue jadi ngerepotin lo gini"ucapku sembari menata paper bag milikku di bawah kursi anak-anak Anggie.

"Gapapa (Namakamu), kan gue udah bilang. Lagian juga sekalian lewat ini."ujar Anggie.

Yaa hari ini aku menumpang mobil Anggie untuk ke stasiun kereta terdekat, karena aku pergi ke Bandung menggunakan transportasi umum. Sedangkan Anggie yang juga sedang senggang menyempatkan waktu untuk berjalan-jalan bersama kedua anaknya.

"Lagian kan mallnya juga lewatin stasiun, gue juga dari rumah lewat kos lu, santai saja lah ibunda (Namakamu)" lanjut Anggie sembari menjalankan mobil.

"heh.. ibunda-ibunda, lo ye yang ibu-ibu." ucapku melirik dirinya.

"Yaa kan lo suka anak-anak. Masih muda, cantik tapi mainnya sama anak-anak. Lo udah kebelet nikah terus punya anak sih kayanya"

Memikirkan omongan tersebut, aku jadi berpikir bahwa benar juga ya, rasanya ingin cepat-cepat punya momongan sendiri dan suami. Tapi tapi dan tapi, banyak alasan yang membuatku belum memikirkan hal tersebut. Aku masih ingin bebas bekerja, membahagiakan kedua orang tuaku, dan yang paling penting..

"Tapi kan gue ga punya calon Nggie"

"Ya itu, lain kali kalo di kenalin sama cowo jangan ngehindar"

"Bukannya ngehindar, gue nyoba kenalan kok tapi ya gitu, ga sreg jadi ya udahan"

"Hmm.. terserah lo deh"

"Anak lo anteng banget yang kecil Nggie"

Setelah beberapa waktu, aku sampai di stasiun tujuanku dan berpamitan dengan Anggie beserta kedua anaknya.

Dengan banyaknya paper bag yang aku bawa membuat sedikit repot, namun aku tetap semangat karena yakin anak-anak akan menyukai mainan yang aku bawa ini.

Waktu berjalan hingga dua jam kemudian aku mulai sampai di depan Panti Kasih Bunda. Disambut oleh Ibu Dina yang sudah menungguku dihalaman depan panti.

"Assalamu'alaikum Bu Dina"salamku

"Wa'alaikumsalam neng (Namakamu). Akhirnya sampai juga, yuk masuk pasti capek kan. Anak-anak udah nungguin, apalagi Lily udah rewel banget nanyain kamu"balas Bu Dina

Saat didepan pintu aku mendengar suara tangisan bayi yang membuatku menoleh ke arah Bu Dina.

"Bu, ada bayi baru?"

Dear My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang