12

286 40 3
                                    

"Berhasil." Wen Ning tampak senang setelah ia berhasil menerobos berkat esensi dari Laba Laba pelangi itu.
"Esensi Laba Laba ini sungguh luar biasa, tidak hanya membantu menerobos dengan cepat. Ternyata sisa esensi nya juga memperkuat tulang." Jiang Wanyi

"Senior...eh dia orang yang waktu itu." Ekspresi Wen Ning seketika berusaha datar saat melihat Nie Huaisang dengan rombongan nya.

"Junior ini, walau aku masih muda. Aku termasuk senior mu." Nie Huaisang
"Senior, siapa yang sudi menganggap mu senior." Wen Ning

"Kalian menerobos Rahana, itu bagus. Sekarang ayo cari hewan yang lain." Xue Yang berbalik dan melihat kedua junior nya. Aura pembunuh nya segera meredup.

"Langsung berubah ramah saat berbicara dengan orang orang busuk itu, rupa nya kau telah meremehkan Istana Banteng." Nie Huaisang meremas kuat kipas di tangan nya.

"Nie Huaisang, jika ada yang ingin kau katakan. Segera sampaikan, kami memiliki urusan lain nya." Jiang Wanyi melangkah maju lebih di depan Wen Ning.
"Hah, hanya karna kau murid Lembah Bunga Merah. Bukan berarti aku takut kepada mu." Nie Huaisang

"Maka, mohon bimbingan nya." Jiang Wanyi mengeluarkan pedang petir ungu nya.
Energi petir berhembus di sekitar tubuh nya.

"Murid Lembah Bunga Merah memang luar biasa, Rahana Dou Qi tingkat menengah saja memiliki aura kuat seperti ini."

"Benar, takutnya sebentar lagi. Alam atas sungguh di kuasai oleh mereka."

"Baik! Kau yang meminta hal itu. Jika kau terluka maka jangan salahkan Istana Banteng ku!" Nie Huaisang mengaktifkan energi nya.

Kipas lipat itu berlahan terbelah, menjadi pisau pisau pendek yang terlihat sangat tajam.

"Hal itu juga berlaku untuk mu!" Jiang Wanyi

Kedua nya menyerang dengan kekuatan seimbang, tebasan petir Jiang Wanyi menghempas habis pisau pisau pendek Nie Huaisang.

"Sial! Aku terlalu meremehkan nya. Murid murid Wei Wuxian semua nya memang orang gila!" Nie Huaisang tampak kualahan membalas serangan Jiang Wanyi

"Kalo begitu!" Nie Huaisang tampak mengeluarkan sebuah token kuno.

"Itu!"
"Tuan muda sampai memakai token leluhur! Junior itu sungguh kuat."

Alis Xue Yang menukik tajam, ia mengangkat satu tangan nya di depan dada. Aura pembunuh menyelimuti tangan nya itu. Melihat itu, murid murid Istana Banteng menjadi ketakutan.

Dengan kemampuan mereka, bahkan Nie Huaisang belum tentu dapat mengalahkan Xue Yang. Murid inti Wei Wuxian.

"Banteng emas! Pergi!" Banteng raksasa tampak berlari kearah Jiang Wanyi

"Jiang Wanyi, hati hati." Wen tampak cemas.

"Naga petir! Bunuh!" Jiang Wanyi mengibaskan pedang nya, naga petir mengaum keras.

Dua energi berbenturan, guncangan tercipta.

"Ekh!"
"Uhuk!"

"Humph!" Jiang Wanyi di pihak yang di untungkan menekan Nie Huaisang lebih keras.

"Hwakk!"

Nie Huaisang terpental juga, ia memuntahkan cukup banyak darah segar.

"Kerja bagus Jiang Wanyi, Yang Mulia akan senang melihat ini." Xue Yang menyeringai tipis.

"Jiang Wanyi! Kau melukai ku sampai seperti ini! Apa kau sedang menantang Istana Banteng?!" Nie Huaisang berteriak marah

"Menantang? Bukankah kalian telah berjanji satu sama lain, untuk tidak mempermasalahkan saat salah satunya terluka. Lalu mengapa, kau membawa bawa istana mu." Mata Xue Yang menyimpit tajam.

Menuju Ke Abadian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang