16

482 40 10
                                    

Xue Yang tampak berjalan jalan di Alam Rahasia, terlihat juga ia telah membawa beberapa esensi dari Makhluk Suci. Sepertinya sedang jenuh karna di tinggalkan oleh kedua junior barunya. Ia tampak berjalan menuju sebuah danau.

"Ikan sisik merah, lumayan untuk mengisi perut." Dengan mudah, Xue Yang mendapatkan ikan itu. Ia tampak membuat api di berbalik bebatuan. Lalu memanggang ikan yang ia dapatkan.

"Hum.. ini sangat wangi." Xue Yang tampak tidak sabar untuk menikmati ikan bakarnya.

Di sisi lain, Nie Mingjue di temani oleh beberapa bawahan nya juga mengelilingi Alam Rahasia. Aroma wangi dari ikan bakar tampak menggelitik hidung mereka.

"Seperti nya, ada seseorang di sekitar danau itu." Murid Istana Banteng
"Bau harum ini jelas dari sana." Ucap yang lain nya.

"Itu...?! Itu kan Xue Yang.." seketika murid murid Istana Banteng ketakutan melihat Xue Yang. Secara spontan mereka bersembunyi di balik semak.

Xue Yang di tempatnya, tampak belum menyadari keberadaan mereka.

"Kalian kembali lebih dulu." Nie Mingjue

"Kembali lebih dulu? Tuan, anda akan menghadapi nya sendiri?"

"Aku tidak akan melawan nya, Wei wuxian akan meratakan Istana." Nie Mingjue
"Kalo begitu... Kami pamit." Ketiga murid yang ikuta dengan nya, segera pergi.

"Aroma ikan bakar yang wangi." Nie Mingjue berjalan mendekat, Xue Yang meliriknya dan mengabaikan nya. Ia tetap menikmati ikan bakar yang baru saja matang.

"Apa aku bisa mendapatkannya satu." Nie Mingjue mengeluarkan kantung uang nya. Xue Yang melihatnya dengan tatapan mengusir

"Aku tidak bermaksud untuk menganggu mu. Hanya ingin membeli yang kau miliki." Nie Mingjue

"Aku tidak menjual nya." Xue Yang
"Ahh, sayang sekali." Nie Mingjue duduk di sebuah batang pohon yang telah tumbang.

Xue Yang merotasikan kedua bola matanya dan mengabaikan Nie Mingjue.

"Tentang apa yang di lakukan oleh Nie Huaisang, aku mewakili nya meminta maaf kepada mu." Nie Mingjue

"Tidak perlu, Yang Mulia akan mengurus nya jika hal itu terulang kembali." Xue Yang
"Jika hal itu terulang, aku akan membereskan mereka dengan tangan ku sendiri." Nie Mingjue
"Itu jauh lebih baik." Xue Yang

Nie Mingjue diam, ia mengumpati dirinya sendiri yang tidak dapat berbicara terus terang. Ia menyukai lelaki cantik di depan nya ini. Tetapi, apa yang telah dilakukan oleh adiknya telah membuat ia kehilangan wajah untuk dapat menyampaikan perasaan nya.

"Berhati hatilah, hutan ini cukup banyak di huni oleh Makhluk Suci." Nie Mingjue bangun dari duduknya dan berjalan menjauh. Xue Yang hanya meliriknya sekilas.

.+.

Di alam manusia, pelayan  Istana Teratai tampak sibuk menghias dan menyiapkan segala yang di perlukan untuk pertunangan tuan muda mereka.

Wen Ning yang melihat betapa sibuk nya mereka hanya bisa menghelang nafas nya.

"Apa ada yang membuat mu tidak nyaman." Jiang Wanyi
"Aku baik, tetapi apakah ini perlu?" Wen Ning
"Maafkan aku, walau aku telah berbicara dengan ayah dan ibu. Aku tidak bisa menghentikan mereka." Jiang Wanyi

"Tuan dan Nyonya adalah orang penting di Benua ini. Akan buruk bagi mu jika pertunangan mu di lakukan secara tertutup. Bisa saja, rumor aneh tiba tiba muncul." Wen Ning

"Tetapi, acara seperti ini juga. Aku tidak menyukai nya." Wen Ning
"Hanya ada orang orang penting yang akan hadir. Kau tenang saja." Jiang Wanyi
"Jika ada yang mengusik mu, ayah dan ibu akan bertindak." Jiang Wanyi, Wen Ning mengangguk.

Menuju Ke Abadian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang