15

327 37 4
                                    

"Guru, ada begitu banyak benda pusaka dimana lagi kita akan menyimpan nya." Wen Ning
"Benar, seluruh gudang telah penuh. Tidak ada lagi tempat." Jiang Wanyi
"Sepertinya, harus menambah bangunan baru." Wen Ning

"Hal itu, biarkan Tuan muda ini yang mengurus nya." Wei Wuxian menepuk nepuk dada Lan Wangji yang ia jadikan sebagai 'kursi'

"Kau ingin aku melakukan apa?" Lan Wangji sedikit menunduk dan melihat Wei Wuxian. Wei Wuxian mendongak, ia tampak sedikit berfikir.

"Bukan kah kediaman mu besar, kau punya beberapa bangunan yang mungkin berguna." Wei Wuxian
"Baiklah." Lan Wangji, Wei Wuxian tersenyum puas.

Jiang Wanyi dan Wen Ning saling melihat.

.+.

"Wangji... Kau kembali." Lan Qinghe Jun tampak senang melihat Lan Wangji berada di Istana Awan.
"Aku datang untuk mengambil kediaman ku." Lan Wangji

"Apa?" Lan Qinghe Jun tiba tiba merasa, ia menjadi tuli.
"Wei Ying menginginkan nya." Lan Wangji
"Setelah merampok Istana Banteng, apakah ia juga merampok mu." Lan Qiren

"Nie Huaisang memakai cara kotor untuk melukai Murid Wei Wuxian, tidak memusnahkan Istana Banteng. Wei Ying telah bermurah mati." Lan Wangji, Lan Qiren mengepalkan tangan nya.

"Wangji! Apa kau sungguh akan berakhir seperti ini?" Lan Qiren
"Anda menginginkan kematian saya?" Lan Wangji, Lan Qiren kehabisan kata katanya.

"Sebenarnya.. apa yang membuat mu begitu mencintai nya. Iblis tetap lah iblis, kau tidak bisa mempercayai mereka." Lan Qiren
"Penyebab kemalangan di dunia adalah iblis, tetapi iblis juga lah yang menyelamatkan dunia." Lan Wangji

"Yang Mulia, jika anda menginginkan ketenangan bagi ku. Maka, jangan pernah menyentuh Wei Ying apa lagi murid murid nya." Lan Wangji
"Hahhh aku tidak akan bisa menghentikan mu. Tetapi, jika terjadi sesuatu, segera beri tau ayah mu ini. Ayah pasti, akan melakukan segalanya untuk menyelamatkan mu." Lan Qinghe Jun, Lan Wangji membungkuk sopan dan mengangguk.

.+.

Dengan sihir khusus, Lan Wangji memindah Kediaman nya ke Lembah Bunga Merah. Kini para murid tampak menata ulang kediaman baru tuan mereka.

"Aahh... Lelah sekali." Wen Ning mendaratkan bokong nya pada sebuah kursi.
"Tapi sekarang semua sudah selesai." Ia tampak lega dan senang.

"Minum lah." Jiang Wanyi memberikan nya segelas air.
"Ah, terimakasih." Wen Ning tersenyum senang. Jiang Wanyi duduk di sebelah nya. Ia tampak memegang kipas lipat. Dan menggerakkan kipas itu pelan. Salah satu tangan nya tampak tersimpan di belakang kedua nya.

Ia ingin sekali merangkul Wen Ning, tetapi ia takut jika Wen Ning berfikir ia tidak sopan. Berkali kali ia menarik tangan nya yang sudah hampir menyentuh pundak Wen Ning. Melihat itu, Xue Yang yang ada di belakangnya segera berjalan cepat. Ia memegang tangan Jiang Wanyi dan meletakan nya di bahu Wen Ning.

"Kalian bisa beristirahat, murid lain akan membawa makanan untuk kalian." Xue Yang

"Ya senior." Wen Ning tersenyum senang, Jiang Wanyi hanya tersenyum kikuk, ia sangat terkejut dengan tindakan tiba tiba Xue Yang.

"Aahh.. sekarang tidak ada lagi yang akan mengusik." Wen Ning
"Tapi, masih ada satu masalah." Wen Ning

"Kau masih ingin menantang sekte Jin?" Jiang Wanyi
"Tentu saja! Mereka harus membayar atas semua yang mereka lakukan." Wen Ning

"Dari pada itu, bagaimana jika datang menemui orang tua ku?" Jiang Wanyi
"Ha? Apa?!" Wen Ning terdiam seketika.

"Orang tua ku." Jiang Wanyi
"Oohhh.. kau ingin bertemu mereka? Tentu kau bisa pergi. Aku akan pergi kepada urusan ku sendiri." Wen Ning

Menuju Ke Abadian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang