©Rainsy™
Hujan yang awalnya Awan antar ke alamat tempat tinggalnya, berubah haluan meminta pada Senior di Kampusnya itu untuk mengantarkan Hujan ke sebuah alamat Rumah Sakit, setelah sebelumnya mendapat telepon dari Luci yang meminta Hujan untuk pulang bersama Keponakannya. Dan ketika motor balap Awan baru saja terparkir di pelataran Rumah Sakit tersebut, sebuah teriakan sudah lebih dulu mengalihkan perhatian Hujan yang tengah khusyuk melepas helm dari kepalanya.
"Kak Hujaaaan!!!" panggil seorang anak lelaki tampan itu berteriak, berlarian ke arah Hujan dan langsung mendekap tubuh Hujan yang setengah membungkuk menyambutnya.
Melihat tingkah anak kecil itu, sudah dipastikan bahwa Hujan pasti sangat memanjakan keponakannya tersebut. Seulas senyum terukir lembut di wajah Awan yang memerhatikan Aldo dari balik punggung Hujan.
"Kak! Ayo beli es krim. Aldo ingin es krim." ajak Aldo menarik tangan kiri Hujan. "Aldo mau beli es krimnya sama Kak Hujan saja. Tidak mau sama Mbak Vika. Mbak Vika tuh, pelit. Masa, Aldo tidak dibolehin makan es krim." rajuknya ketus, menunjuk pengasuhnya yang ikut berlarian mengejar Aldo.
Melihat Vika kepayahan membawa tas, sepatu juga botol minum Aldo yang memenuhi tangan dan bahunya, Hujan tersenyum kecil. "Mbak Vika ada benernya loh. Ini kan musim hujan. Dan hari ini ..., hujan juga baru saja berhenti. Masa dengan cuaca sedingin ini Aldo ingin makan es krim?"
"Aaah ..., ayolah, Kak! Aldo sangat ingin makan es krim. Lagipula, Aldo tidak akan langsung jatuh sakit jika hanya makan satu porsi es krim hari ini. Aldo 'kan anak yang kuat!" bujuk Aldo merajuk.
Awan yang melihat aksi menggemaskan Aldo, terkekeh. Setengah berlutut di hadapan anak kecil itu, seraya berujar, "Jika Kak Hujan tidak mau membelikanmu es krim. Biar Kakak saja yang akan mentraktirmu makan es krim. Bagaimana? Kamu mau?"
Aldo mengangguk girang. Lantas menarik tangan Awan untuk segera mengikutinya ke tempat penjual es krim.
Hujan menggeleng lemah. Setelah hampir seharian menghabiskan waktu bersama Awan, rupanya Hujan masih saja dapat menemukan hal-hal baru dari pemuda itu yang rupanya juga penyuka anak kecil.
"Awan!! Tunggu aku!!"
Satu mangkuk es krim rasa strawberry yang sudah tinggal setengahnya lagi itu, masih saja dilahap rakus oleh Aldo yang begitu sangat menikmati menu camilannya hari ini. Jika saja bukan karena Awan, mungkin Aldo tidak akan memakan camilan kesukaannya tersebut. Melihat betapa lahapnya sang keponakan menikmati menu yang tersaji di atas mejanya, Hujan yang juga tengah menikmati semangkuk es krim rasa mangga itu berinisiatif untuk menggodanya.
"Asik banget sih makannya. Kak Hujan gak dikasih nih? Biasanya kamu selalu meminta untuk saling icip rasa es krimnya." sindir Hujan membuat Aldo menghentikan kegiatannya sejenak.
"Aku tidak mau. Karena Kak Awan berjanji akan membelikanku es krim mangga besok. Dan membeli es krim rasa alpukat lusa. Kak Awan tidak sepelit Kak Hujan yang cuma mau membelikanku es krim sekali dalam seminggu." cibir Aldo yang kembali menyantap es krim miliknya.
Hujan tercekat. Ekor matanya melirik tajam ke arah Awan yang tengah berpura-pura tidak tahu apa-apa dengan tangan kanannya yang terus menerus menyendokkan es krim alpukat ke dalam mulutnya hingga penuh.
Selepas puas menikmati sajian di dalam kedai es krim tadi. Awan, Hujan, Aldo dan Vika yang membuntut di belakang mereka berjalan memasuki Rumah Sakit. Masuk ke dalam lift kemudian menekan salah satu tombol menuju lantai dua. Hujan yang menggenggam jemari lentik Aldo menuntun keponakannya itu menyusuri lorong Rumah Sakit yang panjang. Dan begitu sampai di depan kamar bernomor 401 barulah langkah keempat orang itu terhenti. Selepas mengetuk daun pintu yang terbuat dari kayu itu beberapa kali, Hujan yang sebelumnya melongok ke dalam ruang perawatan untuk memberitahu bahwa ia datang bersama temannya itu, segera mempersilakan Awan untuk ikut masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Veins (Hujan di atas Awan)
RomanceMasa lalu yang kelam, telah menjadikan Awan pribadi yang dingin dan sulit untuk didekati oleh banyak orang. Akan tetapi di lembaran baru kehidupannya, kehadiran seorang gadis bernama Hujan yang selalu ceria, telah sanggup menembus dan memberikan keh...