eight

77 7 3
                                    

seperti biasa, kalo gpaham kata kata gaibnya, bisa liat di komen, gw naro transnya di sana, enjoyy~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

seperti biasa, kalo gpaham kata kata gaibnya, bisa liat di komen, gw naro transnya di sana, enjoyy~

mereka merasa puas berkeliling mall, mencoba banyak aneka makanan, minuman, permainan, dan membeli barang yang ada di mall tersebut.

tiga keluarga itu memutuskan untuk pulang, tenaga mereka hampir terkuras habis karena kesana kemari mengitari mall.

"kalian sudah puas?"

"jika sudah puas ayo kita pulang ke villa."

"mamii mamii, aku mau beli hotdog.. ya? ya? ya?" pinta haiden sembari mengelus pelan jemari lentik sang ibu, merayu.

"sebesar apa perutmu sampai kau masih merasa sanggup menampung makanan lagi, huh? masih belum puas dengan banyak makanan yang kau makan tadi? dasarr.." omel chitta, memang haiden sudah banyak makan aneka makanan yang ada di mall ini, rasanya semua jenis makanan disini sudah haiden coba.

"aku juga mau hotdog!" kali ini kelvin bersuara.

beda dengan haiden, kelvin tidak banyak memakan makanan sedari tadi, tapi setelah mendengar nama makanan yang berisi roti dan sosis itu membuat ia ingin memakannya.

chitta dan winni bersitatap sejenak sebelum mereka mengangguk pelan menyetujui permintaan anak anaknya itu, sontak haiden dan kelvin terlihat girang setelah menerima sebuah kartu dari ibu mereka masing masing.

"eh sebentar, aku khawatir jika kalian hanya berdua. mark, jeno, temani mereka ya, beli juga jika kalian ingin." usul theo sembari mengulurkan kartu milik suaminya, mark dan jorveno lantas mengangguk setuju, hitung hitung cemilan.

mereka berempat—mark, jeno, haiden, kelvin—langsung berjalan ketoko makanan cepat saji yang menjual hotdog.

"lama lama kau akan tambah gendut." canda mark kepada haiden yang memancarkan sinar kebahagiaan selama perjalanan mereka menuju toko hotdog.

raut wajah haiden langsung meredup kesal, dengan sekuat tenaga yang haiden miliki, ia langsung memukul lengan mark.

"aku membenci mu." haiden merajuk, sesungguhnya perkataan itu tidak akan membuat nya sedih atau kesal karena mami chitta berkata bahwa dirinya itu gembul bukan gendut dan gembul itu sangat lucu jadi ia merasa percaya diri.

yang membuat nya kesal adalah mark, karena semakin lama mark semakin mengesalkan, membuat dia naik pitam. apalagi saat bermain tadi, tidak jarang mark usil atau mengganggu haiden yang sedang seru bermain.

mark yang dipukul hanya tertawa kecil seraya mengelus lengannya, jujur saja lengannya terasa panas. sedangkan kelvin hanya tersenyum geli melihat interaksi mereka.

jorveno? jangan di tanya, sedari tadi ia berusaha mengabaikan hal yang tidak enak dipandang disekitar nya itu. ditambah ia merasa seperti ada yang mengikuti mereka entah siapa.

setelah sampai di kedai hotdog, mereka langsung memesan 3 hotdog dan 1 corndog untuk jorveno.

tidak banyak makan karena insiden tadi membuat perutnya meminta asupan lagi, jadi jorveno memutuskan untuk membeli corndog untuk mengisi perutnya.

"terimakasih bibii~" ucap haiden sebelum mereka pergi kembali menuju para orang tua berada.

"emm enakk! tapi masih sedikit panas.." ucap antusias kelvin kepada hotdog ditangannya.

"eum.. aku sangat suka makanan disini." lanjut haiden dengan mulut yang setia mengunyah.

"kau kan memang suka makan, jadi semua makanan akan masuk kedalam perutmu itu." ucapan mark lagi lagi mengundang dengusan kesal dan pukulan keras dari haiden, membuat mark tertawa.

hhhh~

"sialan."  batin jorveno saat merasakan hembusan nafas di lehernya.

suuuaahh uu biihhllhaangg~
jhaann perrgghhh kenn siinghhniii~
hihihihi~

"makhluk aneh."

"hei mereka tidak aneh! mereka temanmu." ucap kelvin saat mendengar bisikan dari jorveno.

ucapan itu membuat tubuh jorveno menegang sejenak.

"kau tau? kau bisa melihat nya juga?"

"huh? tentu saja! mereka temanku, dan mark adalah saudara mu, kan? kau ini aneh.." cerocos kelvin membuat jorveno langsung menghela nafas lega, ia kira Kelvin juga sama dengan dirinya.

"hm.. ya, memang." jawaban jorveno yang terbilang kaku itu lantas dijawab dengan angkatan bahu tak peduli dari kelvin.

jorveno melambatkan langkahnya demi menjaga jarak dengan mereka bertiga, mark awalnya bertanya dan jorveno menjawab bahwa ia harus membenarkan tali sepatunya dulu.

setelah merasa mereka cukup berjarak dengan dirinya, ia langsung melontarkan pertanyaan entah dengan siapa.

"siapa kau?"

ahuuu .. hihihi~
ahuu.. temhaann nuuuu~
iyayiayaaa~
hihihi~

.
.
.
.
.

— TBC —

n : any questions? kindly dm or comment^^ kritik dan saran dipersilahkan :3don't forget to vote and comment, siyuu next chapter^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

n : any questions? kindly dm or comment^^ kritik dan saran dipersilahkan :3
don't forget to vote and comment, siyuu next chapter^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

penginapan, nomin. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang