🏴Part 11

36 7 1
                                    

Pukul 03.45 Zirga akhirnya pulang ke rumahnya setelah balapan tadi malam.
Ia terlihat biasa saja, karena ia sudah terbiasa pulang tengah malam atau dini hari.

"Zirga kemana aja kamu baru pulang jam segini, pulang sekolah kamu kemana hah?" Tanya seorang perempuan tak lain ialah Erina, mama Zirga.

Zirga hanya terdiam...

"Kamu balapan lagi ya? Udah mama bilang kamu jangan ikut balapan zirga. Kenapa sih kamu gak pernah dengerin kata mama. Semenjak kamu gabung geng gak jelas itu, kamu semakin gak nurut sama mama. Tuh liat Gavin dia rajin belajar bahkan nurut sama mama gak kayak kamu zirga". Ucap Erina.

Namun zirga tak mendengarkan mama nya, ia langsung pergi ke kamar nya.

"Zirga gak sopan kamu, mama di sini bicara sama kamu" Teriak Erina.

Zirga menutup pintu kamarnya, dan merebahkan dirinya ke kasur.

"Kenapa Mama berubah, Gue benci sama sikap mama yang sekarang, yang selalu banding-bandingin Gue sama Gavin. Kemana mama yang dulu" Ucap Zirga sambil memukul mukul kasur nya kesal.

Kemudian zirga bangkit dan mengambil sesuatu di laci kamarnya.
Ia mengambil sebuah poto. Di poto itu terdapat dua anak kecil laki-laki dan perempuan, di poto itu anak kecil laki-laki merangkul kan tangannya ke pundak gadis kecil itu.

"Zizi kamu dimana, kakak kangen" Ucap Zirga sambil mengusap Poto gadis itu.

"Seandainya waktu itu Mama dan Papa gak berpisah pasti gak akan kaya gini" Ucap Zirga air matanya sedikit keluar.

"Pah, kapan papa temuin zirga, zirga kangen pah" Gumam Zirga sambil menghapus air matanya.

"Gue cengeng banget sih" Gumam Zirga dalam hati.

***
Zirga sudah bersiap untuk pergi namun dicegah oleh Erina, mama nya.

"Mau kemana kamu zirga" Ucap Erina.

Lalu zirga menghentikan langkahnya.

"Pergi" singkat Zirga.

"Pagi gini mau keluyuran kemana kamu" Ucap Erina.

"Udah mah, mungkin zirga mau main sama temennya" Seru Gavin baru saja datang dari kamarnya.

"Gak pagi, gak malem kerjaan kamu keluyuran terus, kapan sih kamu nurut sama mama zirga" Tegas Erina.

Zirga tak mendengarkan Erina, ia hanya berdiri dan terdiam.

"Hari Libur bukannya belajar malah keluyuran, mama gak pernah liat kamu belajar, kapan mau pinternya" Seru Erina.

Zirga membalikan badannya menghadap ke arah Erina dan Gavin.

"Gimana mama mau tau zirga belajar atau gak nya, mama aja udah gak peduli sama zirga, bahkan setiap pengambilan raport sekolah, bahkan mama gak pernah hadir buat ngambilin raport zirga, gimana mama mau tau zirga pinter atau gak nya, yang mama perhatiin cuma dia, anak kesayangan mama" Ucap Zirga sambil menunjuk Gavin.

Erina terdiam...

Lalu zirga pergi tanpa berpamitan apapun ke Erina, karena zirga sudah hampir kecewa dengan Semua sikap Erina pada nya.

***
Zirga pergi ke markas mystic Thunder, dan disana sudah ada mereka.

Mereka sudah tak heran melihat wajah zirga yang cuek dan cool. Namun hari ini terlihat berbeda.

"Zir, lo kenapa kok mata lo kaya abis nangis sih" Tanya Adrian.

"Iya sampe agak merah gitu" Seru Mahen.

"Lo ada masalah zir" Tanya Jeffan.

"Gue gapapa, mungkin cuma ngantuk aja semalem gue gak tidur" Balas Zirga.

MEET AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang