⚠warning⚠ Typo bertebaran
Mohon beri jejak jika terdapat typo agar author dapat membenahi!!Deru nafas yang tak beraturan memenuhi sebuah ruangan dimana seorang remaja sedang memegang lututnya dan berusaha mengatur nafasnya.
Keringan membasahi seluruh lekukan lekukan badannya, penampilan yang cukup kacau jika di bandingkan oleh remaja remaja yang menjaga penampilannya diluar sana.
"Arghhh" teriaknya kencang seperti ingin melepas semua beban hidupnya saat itu juga, untuk saja ruang tersebut kedap suara hingga tidak membuat orang orang terganggu
Ia menjatuhkan tubuhnya ke lantai yang dingin dengan kepala nya yang ia taruh diatas dua lutut kakinya yang sejajar, ia juga melibatkan kedua tangannya agar menjadi tumpuan untuk kepalanya sendiri.
Isakan kecil terdengar dari celah celah ia menunduk. Tangis penuh kesalahan tangis yang mendalam terdengar pilu.
Remaja itu terus terus memukul kepalanya sendiri karna mendengar banyak suara yang berterbangan di kepalanya, namun semakin ia pukul kepala miliknya bukan berarti suara itu hilang namun malah membuat kepalanya berdenyut
"Kau berdosa, kau harus membayar atas perbuatan mu"
"Kau iblis yang menjelma menjadi pria tampan"
"Lebih baik engkau yang mati dari pada nyawa dari orang yang kau celakai"
Suara suara itu bertebaran di kepalanya hingga membuat ia terisak dengan kedua tangannya yang setia menjambak jambak rambut miliknya.
"BERHENTI BERHENTI, AKU MOHON" teriak nya merasa tak tahan dengan suara suara tersebut
Disela sela tangisannya ingatannya kembali mengingat secercah memori dimana ia bersama seorang lelaki yang lebih muda darinya.
Ia yang masih dapat melihat senyuman senyuman manis milik remaja tersebut, senyuman yang mungkin tak terlihat sekarang... Senyuman yang mungkin menghilang sekarang.
Ia mengingat dimana remaja itu terus membantunya dalam hal hal kecil sekalipun seperti saat ia membuatkan nya makanan hingga membantu memijat badanya.
"A-aku sudah jahat kepadanya"lirih nya saat ingatan tersebut terus berputar di kepalanya
Ia merenungi kesalahannya yang membenci remaja tersebut tanpa alasan yang pasti.
"M-mengapa aku bisa benci k-kepadanya" pertanyaan yang ia lontarkan kepada dirinya sendiri yang terkesan anehIa kembali mengingat dimana ia menguping pembicaraan remaja tersebut dengan seorang pria dewasa di sebuah ruangan
"Jangan mereka, aku lebih mampu dari pada mereka daftarkan aku saja" suara remaja itu saat ia menguping di balik pintu ruangan itu
Namun bukannya mendengarkan secara lanjut ia malah berburuk sangka dan memilih meninggalkan tempat tersebut dengan sebuah fakta yang tak benar
"Aku takut jika mereka kualahan, aku akan mewakili mereka walaupun ini berbahaya" lanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue ocean - Hwang Hyunjin (End)
Teen Fiction[End] takdir seseorang sudah di tentukan oleh Tuhan saat ia lahir, namun tak semua takdir akan berpihak kepada yang baik. sebaik baiknya Tuhan akan memberi umatNya ujian dari tingkatan ringan ataupun berat, Tuhan menguji umatNya seberapa setia kah...