BAB 1: Bertemu kembali?

343 187 741
                                    

Halloooooooo!!!

Cung! Siapa yg gabisa liat tds 3?😓
Kasian, wkwk sama.

Udh gausah sedih masih ada kesempatan lain, mending baca Serana aja biar sedihnya makin apdol😁😁

Tinggalkan jejak komentar dan vote ya sayangggg, aku mau nangis dulu karena gabisa ketemu haechan😭👊🏻

Tandai typo ‼️

××××

Aku sudah berusah lupa, tapi semesta selalu saja punya cara untuk mempertemukan kita.”—Serana.

Mentari di pagi hari sudah memancarkan cahayanya melalui celah-celah jendela. Kicauan burung menjadi irama pertama yang didengar dalam indra pendengaran. Namun, gadis dengan piyama beruang itu masih enggan membuka matanya.

Sudah berkali-kali suara alarm dari ponselnya berbunyi. Tetapi tidak membuat gadis itu terbangun. Padahal, waktu sudah menunjukkan pukul 06:50 pagi dimana ia harus melakukan kegiatan ospek sebagai mahasiswa baru di kampusnya.

KRINGGGG!!!!

Suara alarm dari jam beker itu berhasil membuat kedua mata gadis itu terbuka lebar. Ia tersentak bangun dengan tatapan yang masih mengantuk. Saat melirik ke jam, ia terperanjat kaget dan segera turun dari kasurnya.

"Astaga gue kesiangan!!!" Teriaknya frustasi.

Padahal ia sudah berjanji kepada dirinya sendiri bahwa besok akan bangun lebih awal. Bagaimana tidak? Ospek pertama akan dilakukan pada pukul 07:30. Kini, gadis itu masih memiliki waktu empat puluh menit lagi sebelum terlambat.

Tak ingin berlama-lama, gadis dengan rambut panjang berwarna kecoklatan itu segera berlari kearah kamar mandi. Mau cukup atau tidak waktunya, yang jelas hari ini ia harus bisa hadir dalam acara ospek pertamanya sebelum ia resmi menjadi mahasiswa di universitas Padjadjaran.

Setelah beberapa menit, akhirnya ia sudah rapih dengan pakaian kemeja putih dan rok hitam sebagai dress code hari ini. Waktu yang ia punya hanya tersisa dua puluh menit lagi.

Sebut saja namanya Syanaz Fredella Geya seorang gadis si hobi menangis. Syanaz hanya mengoleskan bedak tanpa make up lainnya tak lupa ia memakai lip tin supaya bibirnya tidak terlihat pucat. Jika Syanaz melakukan tacap terlebih dahulu, yang pasti gadis itu akan dihukum dengan berat. Walaupun hanya memakai olesan bedak, kecantikannya tidak memudar sama sekali. Gadis itu masih terlihat anggun dan manis.

Merasa sudah siap, Syanaz mengambil tas ransel berwarna hitam. Lalu, pergi dan memesan ojek online.

"Yah.. lima belas menit lagi!! Ayo dong buruan dateng." Ojol yang dipesan Syanaz belum sampai sama sekali sehingga gadis itu harus menunggu didepan halaman kostnya.

Drtt...

Ponsel yang berada di sakunya bergetar bertanda ada panggilan masuk. Awalnya ia kira itu adalah ojol, ternyata salah itu bundanya yang menelpon. Akhirnya, Syanaz mengangkat panggilan itu dengan cepat.

"Hallo bunda," sapanya memulai pembicaraan.

"Sa, kamu udah sampe kampus?" Tanya sang bunda sedikit khawatir.

SERANA | Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang