10. Mendekati Akhir

60 11 7
                                    

Chapter selanjutnya akan ada Alycia alias Lili yang diperankan Lisa, dan ada Jinny jg. Jangan lupa aktifin notif biar tau update terbaru.

Sebelum baca, pastikan sudah sentuh bintang di pojok kiri.

I hope you enjoy this story!


#


"Nat, ntar gue bareng lo ke rumah Pak Victor, ya?"

"Tumben?" Dinata mengangkat sebelah alis.

"Mumpung motor gue di bengkel, sekali-kali mau pake angkutan umum sih."

"Bentar, Nat." Langkah Lia berhenti tatkala nada dering yang begitu dikenali terdengar. "Ada chat di grup. Kayanya dari si Vikmi." Gadis berkaca mata itu memang sengaja mengaktifkan nada custom agar tidak tertinggal informasi dari grup bimbingan.

"Vikmi?"

"Dospem kita," ucap Lia lirih.

Dinata terkekeh geli. "Awas lo kualat."

Lia tidak menanggapi peringatan itu. "Kita ke ruang rapat, Pak Victor juga mundurin waktu bimbingan, aduh. . . Gimana, ya? Gue ada janji jam 7 malem."

Dinata menghela saat membuka grup bimbingan di ponsel miliknya. "Tiba-tiba banget," gerutunya. "Janjian sama siapa? Kalau ngga urgent, gue saranin lo tetep ikut bimbingan."

"Masalahnya, si Ajun moody-an banget anjir." Lia menggerutu sendiri. "Kemarin gue minta waktu bimbingan engga bisa, giliran ada janji malah dadakan begini. Untung aja udah gue print barusan," keluh Lia.

"Diitung dari bimbingan terakhir, ya emang harusnya jadwal kita hari ini. Minggu kemarin hari Selasa tanggal merah, kan. Diundur hari Jum'at, kita dikasih waktu 4 hari selanjutnya untuk revisi, kalau lo lupa."

"Iya juga, sih. Dahlah. Mending ngorbanin dia daripada diceramahin Si Pik."

"Pilihan bagus." Dinata sudah seperti sisi malaikat dari Lia.

"Gue cabut dulu, mau ke Fakultas Kedokteran. Bye, Nat!" Lia mendapat lambaian tangan dan senyum dari Dinata.

Gadis berambut panjang  itu bisa melihat punggung Lia semakin menjauh. Banyak temannya yang sudah memiliki pacar, tidak seperti dirinya yang jomblo sejak SMA. Ya, Dinata pernah punya mantan. Entahlah, di mana laki-laki itu. Sudah lama hilang kontak walau sebenarnya mereka berpisah secara baik-baik saja.


#


Hingga sekarang, sang istri tidak pernah menceritakan alasan mengapa Liona tidak pernah menemuinya lagi sampai kini. Victor juga enggan membuka pembicaraan tentang hal itu. Jika bukan karena pertengkaran keduanya, Victor tak akan mungkin menggali lagi kecurigaannya yang pernah terbesit di masa lalu.

Ia merasa bahwa sang istri sengaja mengakrabkan dirinya dan Liona di beberapa kesempatan.

Pernah suatu hari mereka saling menautkan jari. Sedangkan Liona yang sengaja mengajak keponakannya juga tengah bergandengan tangan dan berjalan di belakang mereka. Semuanya berjalan lancar, tidak ada kecanggungan sedikitpun meski Victor yang semenjak tahu bahwa mereka tidak pergi berduaan sedikit kesal.

Apalagi saat tiba di foodcourt, Eliana malah mengajak keponakan Liona merapat ke zona permainan anak. Memang benar keponakan Liona sudah kenyang dan tak sabar segera bermain. Victor hendak protes, lalu mendadak diam, ketika menangkap binar sepasang mata Eliana yang sedang berinteraksi dengan anak kecil. Mau tidak mau, ia akhirnya berdua dengan orang yang sebenarnya belum terlalu ia kenal. Untung saja Liona bisa mencairkan suasana. Tidak seperti dirinya yang kaku, apalagi dengan orang baru. Mengingat ia baru mengenal sahabat istrinya pasca menikah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EngganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang