16. Tiktokan

39 1 0
                                    

Seperti biasa, Salsa Jenny manggil gue dengan teriak-teriak di kelas. Ya karena suaranya emang menggelegar. Anak-anak di kelas hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah laku Salsa yang ajaib.

Perlahan Salsa menuju ke tempat gue, ia duduk di sebelah gue.

"Cip kita tiktokan yuk," ajak Salsa.

Gue yang notabenenya suka tiktokan, langsung mengiyakan ajakan Salsa.

"Eh, kalian mau tiktokan, ya? Gue boleh ikut?" tanya Belinda.

"Ayo Bel, sini duduk di sebelah gue." jawab Salsa.

"Boleh lah Bel, nggak ada yang larang." tawa gue.

Belinda pun ikut tiktokan, Salsa yang milihin lagunya.

Usai tiktokan, si Salsa lanjut ngajak boomerang instagram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Usai tiktokan, si Salsa lanjut ngajak boomerang instagram. Bukan hanya gue dan Belinda yang ikut, tapi ada Dinda, Dwi, dan Gista juga.

"Anjay cakep bener gue," ucap Gista

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anjay cakep bener gue," ucap Gista.

Selesai boomerang, Belinda kembali memakai kacamatanya. "Gue juga cantik disitu," ujar Belinda.

"Udah paling bener gue yang paling cantik," ujar gue yang nggak mau kalah.

"Yee, urusin dulu tuh si Iwang." Gista tertawa.

Iwang itu nama panggilan dari Rafi Ichwan, seorang laki-laki kelahiran 1996. Jarak umur gue sama dia berbeda 8 tahun. Gue sangat menyukai dia karena perangainya, ganteng nya, pintarnya, sholeh nya, banyak deh. Pokoknya top markotop. Ah ya, gue manggil dia itu 'A Iwang.'

Kami sama-sama orang Sunda, A Iwang keturunan dari Bandung dan Tasik, kalau gue Sunda Jawa. Bandung dan Kebumen.

A Iwang itu anak dari sahabat Bapak gue. Duh, orangnya ganteng banget. Bikin hati ini deg-degan aja tiap ngelihatnya.

"Lo kayak nggak tahu aja kalau cinta gue bertepuk sebelah tangan," gerutu gue cemberut.

"Oh iya, bener. Cari cowok lain gih Sip," saran Gista.

Gue memijat pelipis. Kesal dengan sikap Gista yang seenaknya menyuruh gue buat cari cowok lain. "Nggak mau," jawab gue.

"Ya udah, perjuangin aja A Iwang, atas izin Allah lama-lama juga bakal luluh dia nya," ungkap Gista.

"Kalau lo sedih Cip, lo bisa cerita sama kita semua, kok. Kita selalu terbuka sama lo," ucap Salsa.

"Iya, kapan pun gue akan dengar cerita lo, asal jangan larut malam aja soalnya jam segitu gue udah tidur." tawa Dwi.

"Iya, lo chat atau cerita panjang lebar bakal kita dengerin," sahut Dinda.

"Teman-teman.." gue terharu mendengarnya.

Rasanya bulir-bulir air mata ini hendak keluar dari mata gue. Gue bersyukur memiliki teman-teman sebaik anak-anak kelas 1EB08.

Akuntansi 1EB08Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang