02. Mama

184 26 0
                                    


Happy Reading


"Kakak ngomong sama siapa?" Julian menoleh ke belakang bersamaan dengan Jaafran yang ikut penasaran. "AYAH!" teriak Julian senang.

Julian berdiri di sofa lalu melompat mendarat di pelukan sang Ayah. Jaafran sendiri mencium punggung tangan Zafran, tidak ikut heboh seperti si Bungsu. Pagi seperti ini energinya masih diisi.

"Kerjaan Ayah udah selesai? Ayah udah gak nginep di kantor lagi? Ayah gak ada kumpul-kumpul lagi, kan?" tanya Julian beruntun.

Zafran tersenyum teduh. Ada sedikit kekecewaan pada dirinya sendiri karena telah meninggalkan anak-anaknya yang masih terbilang kecil selama berhari-hari. Walaupun Hafza dan Jian adalah anak tertua, tapi di dalamnya masih seperti anak kecil. Masih butuh pendamping orang-orang dewasa.

Zafran mengelus rambut Julian, Yafi, dan Jaafran bergantian. "Maaf, ya. karena pekerjaan Ayah yang banyak, Ayah sering gak pulang," Zafran meminta maaf dengan lembut, menatap mereka bertiga dengan teduh.

"Tapi, sebulan ini Ayah gak bakal pergi. Ayah bakal main setiap hari sama kalian. Karena kerjaan Ayah udah selesai semua." Lanjut Zafran.

"Yeay! Juju bisa main setiap hari sama Ayah!" Seru Julian kegirangan.

"Juju, jangan teriak-teriak, masih pagi." Celetuk Daffa yang baru saja selesai membantu Hafza menyiapkan sarapan.

Daffa terdiam saat netranya menangkap sang Ayah. Zafran tersenyum pada sang anak yang paling lembut diantara yang anak-anaknya yang lain.

"Assalamualaikum Daffa, Ayah pulang." Sapanya.

Daffa ikut tersenyum, mencium punggung tangan sang Ayah lalu memeluknya pelan. "Waalaikumsalam, Yah."


ARSHAKA : 12 STARS


Keluarga Arshaka sudah duduk di kursi makannya masing-masing, menunggu si Sulung Arshaka membagikan makanan untuk mereka.

"Kakak, Juju mau sosis guritanya yang banyak!" Pinta Julian saat Hafza menaruh sosis gurita yang dibuat Daffa tadi.

"Iya."

"Kakak, Juju mau susu coklat juga!" Pinta Julian pada Daffa yang tengah menuangkan susu ke setiap gelas.

"Iya."

Setelah semua mendapatkan makanan dan minumannya masing-masing, Zafran mulai memimpin doa sebelum anak-anak Arshaka makan.

"Bang Jaaf, aku gak mau kacang polongnya." Ucap Jefran sambil mendorong piringnya nasi gorengnya dengan kacang polong yang sudah dipisahkan.

"Yaudah ma-"

"Jangan pilih-pilih makanan Je." Potong Jian. Matanya yang tajam menatap Jefran membuat anak itu menunduk.

Jefran menggeleng. "Tapi, Jefran gak suka kacang polong, Abang." Adu Jefran.

Jian mengehembuskan nafasnya kasar. "Makan Je-"

"Udah-udah. Jaafran, ambil kacang polongnya Jefran. Lanjut makannya, jangan berantem di meja makan, gak baik." Perintah Hafza membuat anak-anak Arshaka yang lain membungkam.

Zafran semakin kecewa pada dirinya sendiri. Sebagai Ayah Tunggal yang seharusnya lebih memerhatikan anak-anaknya, ia malah sering berpergian entah kemana untuk berkas-berkas yang tidak lebih penting dari anak-anaknya.

ARSHAKA : 12 Stars || TREASURE - HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang