09. Zanuar jadi Arshaka

113 18 0
                                    


Happy Reading~


"Kita... tidur dimana?" tanya Yasa pada Zafran.

Pasalnya, kepindahan mereka berempat terlalu mendadak. Kalau mamanya sih tidak masalah. Tapi, mereka? Baju tidur saja mereka tidak bawa.

Zafran terdiam berpikir sejenak. "Yasa, kamu seumuran dengan Jian dan Juan, kan?" tanya Zafran balik.

Yasa mengangguk kecil. "Kamu bisa tidur bareng mereka. Arsell dan Marcell juga bisa tidur di kamar Jaafran." Putus Zafran.

"Aku? Tidur dimana, Yah?" tanya Jefran heran.

"Untuk sementara ini Jefran sama Haru tidur bareng Juju dulu. Nanti, kalau barang-barang Haru sudah datang, kalian berdua bisa tidur di kamar baru." Jawab Zafran.

"Di atur saja bagaimana tempat tidurnya. Mau satu kasur dua orang, satu orang tidur di lantai pakai matras, terserah. Yang penting jangan ada yang tidur di ruang tamu atau ruang keluarga." Sambung Zafran memperingati.

Mereka semua mengangguk bersama lalu mulai masuk ke kamar mereka masing-masing. Sedangkan Zafran dan Siella keluar rumah, pergi entah kemana. Hafza yang melihat itu membiarkannya tanpa bertanya lagi.

Biasa, pengantin baru.

"Kamu tidur di kasur aku aja, aku nanti tidur bareng Ji." Ucap Juan pada Yasa.

Jian menggeleng. "Kagak, lo tidur di lantai. Sumpek gue tidur sama lo." Tolak Jian sambil mendorong Juan yang ingin duduk di kasurnya.

"Enak aja, lo aja biar gue yang tidur di kasur lo." Balas Juan tak terima.

Jian memincingkan matanya. "Idih, ini kasur gue."

"Biar aku aja yang tidur di bawah." Mereka berdua menatap Yasa yang masih diam berdiri di dekat pintu.

"Eh, jangan,"

"Gak apa-apa, itu kasur kalian berdua, lagian aku suka kok tidur di lantai." Kekeuh Yasa memaksa.

Jian menggaruk belakang kepalanya tak enak. "Beneran?" tanya Juan.

Yasa mengangguk cepat. "Dimana matrasnya?"

Jian berdiri hendak membuka pintu namun kalah cepat dengan orang di luar yang sudah membuka pintu itu terlebih dahulu.

Hafza masuk dengan matras abu-abu, bantal, juga guling untuk si kembar.

"Ini, tidur yang tenang, jangan berantem terus. Nanti Kakak bangunin pas ashar." Ucap Hafza sebelum meninggalkan kamar si kembar.



"Sorry, kamarnya berantakan." Tutur Jaafran sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

Arsell dan Marcell meneguk ludah dengan kasar, kedua mata mereka menyusuri tiap bagian kamar lelaki itu.

Sungguh, mereka berdua tidak dapat mengatakan apapun.

ARSHAKA : 12 Stars || TREASURE - HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang