06. Baikkan

200 31 3
                                    


Happy Reading~


Suasana ruang tengah menjadi semakin dingin karena pernyataan Arsell. Hafza yang sudah tau akan menjadi begini memijat pelipisnya pusing.

"Kamu-"

"Arsell, Kakak gak apa-apa," ucap Yasa memotong perkataan Hafza. Yasa berlutut di depan Arsell. Kedua tangannya memegang lutut sang Adik. "Arsell ingat kan apa kata Mama semalam?" tanyanya.

Arsell terdiam lalu mengangguk didetik Selanjutnya. "Tapi, aku gak bikin masalah, aku cuman jagain Kakak. Jagain Kakak itu kan bukan masalah." Jawabnya polos.

Yasa tersenyum. "Jagain Kakak emang bukan masalah Sell, Kakak malah makasih karena kamu udah mau jagain Kakak. Tapi, kalau kamu bersikap berlebihan kayak gini, malah bikin Kakak sama orang lain gak suka, risih."

"Permisi, Kakak boleh masuk sebentar ke pembicaraan ini? Karena Kakak rasa ada yang harus dilurusin sedikit." Pinta Hafza ikut campur ke pembicaan kakak-adik Zanuar.

Yasa memiringkan kepalanya. "Kenapa, Kak?"

Hafza tersenyum, menatap Yasa dan Arsell bergantian. "Kakak, sebagai anak tertua di Arshaka minta maaf atas kelakuan kurang ajar Jian waktu itu. Kakak bukannya membela, atau menyalahkan Yasa, tapi, Jian bukan tipe orang yang melakukan sesuatu tanpa alasan."

"Dan, ya, kelakuannya saat itu termasuk bentuk amarahnya. Kakak harap, Yasa, kamu, dan saudara kalian yang lain bisa memaafkan." Terang Hafza.

Yasa tersenyum canggung, sedangkan Arsell hanya menatap Hafza datar. Hafza bisa terima kok, kalau Arsell dendam dan akhirnya meminta pernikahannya dibatalkan. Hafza hanya ingin tenang dari kesalahan sang Adik.

"Yasa-"

"Kenapa Kakak yang minta maaf? Emangnya Kakak yang mukul Kak Yasa waktu itu?" potong Arsel.

Yasa menatap adiknya itu tajam. "Arsell." Ucapnya lembut namun tegas.

Hafza tersenyum kikuk. "E-enggak, sih."

Arsell mengangguk. "Arsell, Kak Yasa, sama saudara Arsell yang lain gak butuh permintaan maaf dari Kakak. Kami perlu dari orangnya langsung." Lanjut Arsell berani. Dapat Hafza tebak bahwa Arsell enggan mengucapkan nama Jian.

Buakh.

"Tuh, denger! Minta maaf sana." Sewot Juan setelah memukul punggung Jian keras.

Jian menggaruk tengkuknya canggung. "G-gue minta maaf atas kejadian yang kemarin." Ucapnya tanpa menatap Kakak-Adik Zanuar.

Yasa tersenyum lalu mengangguk. "Iya." Jawabnya singkat.

"Nah, karena Jian udah minta maaf sama kakak kamu, sekarang, kamu bisa naik main sama kelompok kamu." Celetuk Juan dengan senyum konyolnya.

"Ta-"

"ARSELL, NAIK CEPET!" suara teriakan Marcell menggelegar sampai ke lantai bawah.

Yasa tersenyum menatap sang Adik dengan teduh, mengatakan semuanya akan baik-baik saja dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Arsell menghela nafasnya lalu bangkit dari duduknya. "Kalau ada apa-apa panggil aja, mau itu penting atau enggak, Arsell sama Acell bakal turun." Ucapnya.


ARSHAKA 12 : Stars


"Capek? Mau minum dulu?" tanya Haru khawatir pada Julian, Jefran, dan Daffa. Mereka berempat sehabis lomba lari untuk menjadi yang pertama sampai di lapangan. Dan tentu saja perlombaan ini dimenangkan oleh Haru selaku orang yang tau lokasi lapangan.

ARSHAKA : 12 Stars || TREASURE - HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang