florince's pov
"TIARA!!!!!!!!!"teriakku saat ku melihat berita. Bagaimana tidak? Kami sedang di cari polisi sekarang.
"Apasih flo?"tanya tiara sambil mengusap matanya.
"See that!"bentakku sambil menunjuk ke tv.'....sidik jari berinisial TL sudah selesai di selidiki, dan kami telah menemukan alamat dan identitas pemilik sidik jari itu..'
Aku bisa melihat raut wajah tiara berubah pucat pasi. Dia panik.
"Sekarang gue tanya, lo gak pake sarung tangan kan kemarin?!"tanyaku frustasi.
"I-iyaa.."akunya ragu.
"Kebiasaan!"Oke tiara memang sering seperti ini. Beruntungnya itu saat dia tak kebagian membunuh banyak tempat. Sekarang?!
"Kalian kenapa sih??"tanya nathan.
"Kita ketauan"ucapku frustasi. Tiara pun hanya menunduk lemah.
"A-apa?! Intan!!!"teriak nathan.
"Apasih nath?"
"Kita ketauan!"ucap nathan.
"Apa?!"
"Kalian masuk masukan pisau kalian ke gudang bawah tanah, kunci tempat penyimpanan organ dan sembunyikan pintunya, keluarkan ktp kalian yang satu lagi! Mengerti?!"perintah ku.
"Ngerti!"
"Yaudah sana"Aku langsung berjalan ke kamarku. Mengumpulkan pisau, dan katana ku menjadi satu lalu membawa ke ruang bawah tanah. Saat semua senjata sudah terkumpul, aku menutupnya dengan sofa ruang theater. Oke kami punya ruang theater yang semua ruangannya di lapisi karpet kedap suara. Dan kami ke belakang layar theater yang berlapis dan membuka pintu penyimpanan organ kami, setelah di rasa aman, kami menutupnya kembali, tapi lebih diamankan dan semoga tak di ketahui oleh para polisi bodoh itu.
"Ah!"erangku.
Tok...tok...
✖️✖️✖️✖️
Police head crew's pov"Apa benar ini rumahnya?"tanyaku tak yakin.
"Siap! Iya pak sesuai data tadi!"
"Kalian berjaga, saya yang masuk"
"Siap pak!"Aku berjalan ke arah depan pintu dan langsung mengetuk pintunya.
Tok...tok...
"Iya sebentar..."ucap seorang wanita paruh baya dari dalam.
Eh tunggu! Wanita paruh baya? Jangan jangan kami salah rumah...
"Ada apa pak?"tanya wanita itu.
"Ehmm boleh lihat ktp nya bu?"
"Oh iya sebentar"Setelah ia kembali aku langsung mengambil ktp nya. Aduh sepertinya kami benar benar salah rumah.
"Terimakasih"kataku sambil menyerahkan ktp nya. "Saya mau tanya bu, ibu membeli rumah ini atau membangunnya?"tanyaku setelahnya.
"Saya membeli nya"
"Oh terimakasih bu atas informasinya, maaf mengganggu kenyamanan anda, selamat siang"
"Oh iya, siang"katanya lalu menutup pintu.Sial kami dapat alamat palsu.
"Semuanya! Kembali ke markas! Sekarang!"perintahku lalu semua anak buahku memasuki mobil mobilmya.
I look at you TCG!
✖️✖️✖️✖️
Florince's povTok...tok....
"Biar gue yang buka"kataku saat melihat wajah mereka yang pucat pasi.
Aku berjalan ke pintu sambil menenangkan diri sendiri, memastikan mereka tak mengira kami macam-macam.
Kriet..
"YO FLO!!!"teriak seseorang.
"What the--"Hell yeah?? It's jason and gilbert!!!
"AAA KALIAN!!!!!"teriak ku senang sambil memeluk mereka berdua.
"Hey flo!"sapa gilbert.
"Mereka siapa flo?"tanya tiara yang baru keluar dari ruang theater.
"Temen gue dari london"
"Kenalin dong"ucap intan dan nathan bersamaan sambil nyengir.
"Oke. Kalian kenalin, ini jason dan ini gilbert"ucapku sambil menunjuk mereka berdua bergantian.
"Nah jason, gilbert. Ini nathan dan intan, mereka kembar. Nah ini tiara"ucapku menunjuk mereka bertiga berurutan.
"Senang berkenalan dengan kalian"ucap jason sambil tersenyum.
"I-iya kami ju-juga.."ucap tiara sambil menunduk malu.Aku bisa melihat tiara pipi nya bersemu merah. Aku hanya tersenyum geli melihatnya.
"Oke ayo masuk!"ajakku senang.
"Sst! Flo, mereka seperti kita?"tanya gilbert berbisik.
"Yap"
"Wow"Kami pun berbincang bincang panjang dan menertawakan kejadian yang tadi kami mengira bahwa mereka berdua itu polisi.
"Hahahhaaha benarkah??"tawa jason.
Kami menahan malu lalu tertawa juga."Hahahaha kalian ini!!"
"Hahahaha"✖️✖️✖️✖️
Silvia's povGue memasuki ke satu rumah yang sudah berdebu karna jarang di tempati. Oke tak pernah. Di rumah ini sangat sangat banyak kenangannya. Ya ini rumah gue. Fyi, setelah gue lulus dari SMA bangsa gue memutuskan untuk tinggal di apartement dan orang tua gue pun pindah ke kampung halaman gue. Ya tapi kunci tetep gue yang pegang.
Seisi rumah ini masih utuh. Sebenarnya setiap satu minggu gue nyuruh pembantu untuk membersihkan rumah ini. Sayangkan kalo gak di bersihin?
"Hatchiii"
Bahkan gue sampe lupa kalo gue alergi debu-,- gue langsung mengambil masker dari tas gue dan memakainya. Lalu gue langsung menaiki tangga yang menuju kamar gue. Lantai atas isinya adalah kamar gue, kamar kakak gue dan ruang main ps. Tapi ps nya udah gue pindahin ke apartement gue. Oh iya kalian pasti tanya kan kakak gue dimana? Kakak gue udah nikah, jadi dia pindah ke rumah istrinya.
Gue pun masuk ke kamar gue yang bernuansa biru putih ini. Isinya masih foto foto gue waktu kecil. Dan ada satu foto yang gue tinggal dan masih terpampang bersih di atas kasur gue. Ya foto gue sama Raka. Gue ninggal ini foto karena ini jadi kenangan kalo gue bakal kesini. Yang gue bawa cuman boneka dari si Raka. Foto yang gue bawa cuman yang ada di hp gue doang sisanya gue tinggal.
Gue pun memutuskan untuk membersihkan rumah ini, karena setau gue nyokap sama bokap gue bakal kesini besok. Beserta kakak gue dan istri tentunya.
Setelah semua kelihatan bersih, gue memutuskan mengambil basket gue di kamar dan berjalan ke lapangan. Tempat yang bikin gue tersenyum di sana. Tempat untuk mengingat kenangan demi kenangan di sana.
Setelah sampai gue menaruh tas dan memainkan basketnya dengan penuh emosi sampai air mata gue bercucuran. Setelah selesai gue memutuskan untuk tiduran sebentar di tengah lapangan sambil memandang ke langit. Saat gue melihat ke samping kanan gue.
Itukan bibit bunga tulip?
Gue pun mendekati tempat itu dan menemukan sepucuk surat.
'Tenang aku akan kembali. Jaga diri kamu ya, seperti kamu menjaga bibit ini.
Raka.'Gue tersenyum saat melihat suratnya. Dan menyimpannya langsung di tas gue untuk gue taruh di satu buku yang isinya surat dari dia semua.
Gue berjalan lagi ke arah rumah gue. Dan bertemu zahra. Temen lama gue.
"Hey vi!"sapanya.
"Oh hai zah!"
"Darimana?"
"Biasa"
"Ketemuan sama raka ya?? Kok gak di anterin aja sih?? Oh iya lo juga baru keliatan lagi nih?"tanya zahra bertubi-tubi.
"Duh satu satu, gak ketemuan, udah putus. Iya gue pindah. Mau mampir ke rumah? Baru gue bersihin?"
"Wah? Ayo deh. Ceritain sekalian lo kemana aja!"
"Siap bos!"Akhirnya gue dan zahra jalan ke arah rumah gue. Kita bicarain tentang semua yang udah gak kita laluin bareng. Tapi tetap gue gak bercerita kalo gue pembunuh.
"Eh iya, kok ada darah sih di lengan lo? Lo berdarah?"tanya zahra.
Gue reflek langsung melihat ke arah lengan. Duh iya. Mampus lupa gue ganti bajunya.
"Iya tadi gue kebeset gitu deh. Udah di obati Kok"ucap gue meyakin kan.
"Ohokeeee"Hft.
✖️✖️✖️✖️
HAIIII ANJIR LAMA BANGET GUE GAK UPDATE LAGI! Sorry gaess!!!!!!!!!!! Pikiran gue lagi kacau banget jadi yagitudeh heheheee.Terus juga tiba-tiba part yang udah gue tulis langsung keapus gitu. Kan sakit-.-
Oke semoga ini udah cukup panjang ya!!
Ohiya selamat berpuasa ya kalian yang menjalankan!
Oke leave vote, comment, and share this story kalo kalian suka! Jangan jadi siders dong kan aku sakit qq😝😝😂😂
Goodbye! Sampai jumpa di chap berikutnya!!!
Love,
AmandaRxx.28 june 2015

KAMU SEDANG MEMBACA
Psicópata
Mystery / Thriller[Squel Like I am Psycho and Love at First sight] Kejadian beberapa tahun lalu setelah kematian freddie memang membuat Flo terpukul. Membuat dendamnya kepada 'SJK' makin besar. Disisi lain. Silvia menjadi sangat terpukul karena ia tiba-tiba lost cont...