YAOM ; [chap 4] | trauma masa lalu.

2.1K 127 14
                                    

KRINGGGG!

Bel pulang SMA Pulau Rintis sudah berbunyi. Para murid disana berhamburan keluar kelas untuk pulang ke rumah nya masing masing.

"Kalian berdua pulang naik apa?" tanya Taufan kepada Blaze & Thorn.

"Ohh.. aku pulang bareng kak Rimba hehe," jawab Thorn.

"Kalau aku biasa nya sih naik ojek," jawab Blaze.

"Hati hati dijalan yaa Blaze, Thorn. Aku pulang duluan yaa udah ditungguin bang Liung soalnya, dadah semua," ucap Taufan tersenyum kepada Blaze dan Thorn, tak lupa melambaikan tangan kanan nya juga.

Taufan berjalan ke arah parkiran motor meninggalkan Blaze dan Thorn setelah selesai berpamitan dengan mereka berdua.

"bang Liung udah nungguin lama yaa? maafin Ufann yaa."

"Tidak, abang baru saja sampai disini," jawab Beliung tersenyum kepada Taufan seraya satu tangannya mengelus lembut kepala Taufan.

Dari kejauhan, nampak seorang lelaki berbadan kekar yang mendekati kedua kakak adik itu. Nampak seorang lelaki tersebut sudah berada di depan mereka.

"Li, Taufan pulang bareng sama gua boleh ga?" ucap lelaki tersebut kepada Beliung.

"Hahh... Alin mau pulang bareng Ufann?" tanya Taufan polos.

Ya, lelaki itu adalah Halilintar yang tak lain adalah sahabat kecilnya Taufan. Dia mengajak Taufan untuk pulang bareng karena dia kangen dengan calon pac- lupakan, maksudnya sahabat kecil nya dulu.

"Boleh, Li?"

"Boleh kok, Lin. Asal jangan pulang terlalu sore."

"Tenang aja sama gua, Li," ucap Hali.

"Awas aja kalau balik-balik adek gua sampai lecet. Gua lempar lo ke luar bumi," ucap Beliung kepada Hali dan dibalas muka datar oleh Hali.

"Ampun dah. Yaudah gua sama Taufan cabut duluan," ucap Halilintar sembari menggenggam tangan Taufan, pergi ke arah motor Hali dan meninggalkan Beliung sendiri disana.

.
.
skip perjalanan ke parkiran
.
.

Hali memasangkan helm ke kepala Taufan layaknya seorang lelaki yang sedang memasangkan helm nya ke kepala kekasihnya. Yang dipasangin cuma diam menerima perlakuan si gledek merah.

"Dahh, ayo naik ke motor gua," ucap Hali kepada Taufan sambil naik ke motor nya.

"Kenapa diam aja, Fann? ayoo naik," tanya Hali karena Taufan cuma diam saja seperti tidak mendengar suara Hali yang mengajak untuk naik ke motornya.

"Gabisa naiknya?" tanya hali lagi karena sudah dua kali ucapan dia tidak di tanggapi oleh Taufan.

Taufan yang mendengar itu hanya mengangguk kecil sebagai tanda bahwa dia memang tidak bisa naik ke motor Hali yang lumayan tinggi itu.

Hali yang melihat jawaban itupun menghela nafas lalu turun dari motornya, tak lupa juga untuk standarkan motornya itu.

"Kalau gabisa naik harusnya bilang dari awal, dasar manusia pendek," gumam Hali dengan muka usil nya kepada Taufan.

You are only Mine! - {halitau}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang