Late - 10.

45 3 0
                                    

Bel pulang sekolah sudah terdengar dari seluruh penjuru sekolah, murid Hountary High School segera berhamburan keluar kelas sama seperti Shakira dan temannya.

"Sha, gue duluan"

"Duluan ya, eh, mau bareng ga?" dijawab dengan gelengan dari Shakira.

Ka Giooo, sekolah udah sepi masa ga jemput-jemput, batin Shakira.

"Ah mendung lagi, tunggu di depan gerbang aja deh"

15 menit berlalu tapi, tidak ada tanda-tanda bahwa Gio akan menjemput Shakira.

1 New Message

From: Cogan.

De, maafin kaka ya, kaka gabisa jemput kamu. Tiba-tiba ada mata pelajaran tambahan di kelas Bio. Maaf yaaa, pulang naik taxi ya, cantik.

"Anjir kenapa gabilang dari tadi, tau gitu gue nebeng" pekik Shakira kesal.

Tin tin

"Ra, bareng yuk. Udah mendung." kata laki-laki dari balik helmnya.

"Gausah, ma" Ma? Laki-laki itu Tama.

"Udah mendung, nanti ujan gimana? Kalo lo sakit gimana, ra?" ucap Tama posesif.

"Yang sakit gue ini." jawab Shakira sambil menatap layar handphone-nya.

"Ya Allah, ra. Ka Gio nyuruh gue nganterin lo pulang" kata Tama dengan 'sedikit' kesal.

"Ka Gio nyuruh gue naik taxi" balas Shakira.

"Perlu banget gue telf-"

"Bentar" sambung Tama seraya memarkirkan motornya.

"Assalamualaikum"

" ... "

"Masih di sekolah aku"

" ... "

"Tap- oke aku pulang"

"Maaf ya, ra gue gabisa nganter lo pulang. Nyokap gue nyuruh gue balik sekarang. Naik taxi aja ya, oh iya, gue telfon Feri. Tunggu disini Feri sebentar lagi nyampe" kata Tama dengan nada memerintah.

"Cih, main merintah-merintah aja" cibir Shakira.

"Ini perintah, ra. Sampe lo larang, ga segan-segan besok lo abis sama gue" kata Tama seraya pergi meninggalkan Shakira.

20 menit berlalu, tapi tetap saja Feri tidak datang. Bukannya mempercayai perkataan pria itu tapi, ah sudahlah.

Tiba-tiba air hujan turun dengan deras, hal itu memaksakan Shakira untuk berlari ke arah Halte dekat Sekolah.

"Shakira maaf gue telat" teriak laki-laki dari dalam mobil, benar, itu Feri.

"Mau ngapain lo?" tanya Shakira jutek.

"Jemput lo lah nyet. Buruan udah lumayan deres ini,"

"Kan deres, cepet ah." sambung Feri sambil menyeret Shakira masuk kedalam mobil.

Di dalam mobil Feri sibuk dengan handphone-nya sedangkan Shakira sibuk menghangatkan diri.

"Ngapain sih, sha?" tanya Feri bingung akan tingkah dari Shakira.

"Di-di-dingin, dingin fer-err" lirih Shakira.

"Astaga, muka lo pucet banget. Duh, selimut mana lagi, eh, sabar ya, tahan Sha" kata Feri dengan panik.

"Pak cepetan ya, rumah lo dimana?" tanya Feri yang masih panik.

"Perumahan...Bukit Ra-ya...Blok E...14" jawab Shakira terbata-bata.

"Perumahan Bukit Raya Blok E-14, pak. Ngebut" kata Feri.

"Tahan ya, ra" kata Feri dengan memeluk Shakira dari samping dan mengeratkan selimut yang melilit tubub Shakira.

Sesampainya dirumah Shakira, Feri langsung masuk kedalam sambil mengendong Shakira menuju kamar. Di rumah Shakira tidak ada keluarganya, pembantu dirumahnya sedang di dapur, sepertinya.

"Bi, tolong bikinin air kompresan sama bubur terus teh anget buat Shakira" kata Feri dari arah tangga menuju dapur.

"Siap, den"

"Emangnya den Gio sudah sampai ya?" kata bi Sum bingung.

"Bi, jangan bingung-bingung dulu. Bikinin pesanan saya dulu, abis itu anter ke kamar Shakira" kata Feri seraya meninggalkan dapur.

Tok tok

"Masuk bi" kata Feri dari dalam.

"Non Shakira kenapa? Den, non kenapa?" tanya bi Sum.

"Bibi tolong gantiin baju Shakira ya, kalo udah panggil saya" kata Feri beranjak dari kasur.

Hampir 10 menit Feri menunggu diluar.

"Den, non Shakiranya sudah saya kompres dan sudah diganti pakaiannya, den tolong suapin non ya." kata bi Sum.

"I-iya deh."

"Makasih den..."

"Feri, bi. Makasih juga ya." kata Feri.

"Saya permisi den"

Setelah bi Sum pergi ke bawah baru Feri masuk kedalam kamar Shakira, ternyata Shakira sedang tidur.

Ah belom makan lagi dia, batin Feri.

Shakira cantik juga kalo lagi tidur, eh apaansi, inget Tama kayaknya naksir Shakira.

Jam sudah menunjukan pukul 17.30 sudah sangat sore, tapi Shakira belum juga bangun.

"Fer" panggil Shakira dengan suara sangat kecil.

"Iya, ra? Eh lo udah bangun? Makan ya" kata Feri seraya mengambil mangkuk bubur.

"Makasih, fer" kata Shakira dengan tersenyum.

"Udah santai. Sekarang lo makan"

Keesokan harinya Shakira tidak masuk sekolah dengan catatan ia sedang sakit. Gio yang merasa bersalah lebih memilih dirumah merawat adiknya daripada pergi kuliah dengan perasaan tidak enak, padahal hari ini ia ada ujian praktek.

Suasana dikelas IPA 3 terdengar lebih diam daripada biasanya, Fanya, Deyna, Diana dan Sania tidak berisik tetapi mereka sibuk menghubungi Shakira yang tidak datang ke sekolah hari ini.

"Ga diangkat" kata Sania.

"Pulang sekolah kerumah dia aja kali ya" usul Diana dan disambut dengan senyum sumringah dari mereka bertiga.

Tamariyandra send a message

"Tama nge-Line gue" kata Deyna seraya melihat pesan dari Tama.

Tamariyandra: Dey, ini gue Tama. Kata Feri, Shakira sakit. Kalian mau jenguk dia dirumahnya?

Deyna: Sakit? Gue sama yang lain emang mau kesana. Kenapa?

Tamariyandra: Iya, sakit. Kalian berangkat bareng gue sama Feri aja. Gue tunggu di parkiran mobil.

Deyna: Sip. (read)

"Kita bareng Tama kerumah Shakiranya" kata Deyna.

"Ada Feri juga dong? Wiihh" kata Diana sambil senyum-senyum gajelas.

"Inget Ryan, na" kata Deyna, Sania, Fanya dengan serempak seraya menonyor kepala Diana.

"Iya, iya, Diana selalu inget Ryan kok" jawab Diana sambil mengelus-elus kepalanya.

Tak lama kemudian gelak tawa dari mereka terdengar.

"Stop, stop. Shakira lagi sakit, kita berdoa supaya dia cepet sembuh" kata Sania edisi alim.

"Bener-bener. Berasa pengen bolos tau ga, biar cepet-cepet ketemu Shakira" timpal Fanya.

A/N

I'm back! Chapter ini gapanjang-panjang amat. Jadi ya nikmati saja. Selamat berpuasa☺

Thanks for reading!

LateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang