Late - 12.

86 6 0
                                    

2 hari berlalu dengan cepat, sejak teman-temannya datang menjenguknya, Shakira mengalami proses penyembuhan dengan cepat. Saat sudah sembuh Shakira langsung berlatih main basket, padahal kakanya sudah melarang. Dengan embel-embel supaya ga sakit lagi makanya, olah raga.

Tepat pukul 3 sore, seluruh murid Hountary High School berkumpul di lapangan basket sekolah. Untuk apa? Melihat duel antara Shakira dengan Tasya.

Sorakan penyemangat untuk Tasya sangat banyak, karna mereka pikir tidak pasti Tasya yang menang.

Banyak juga sorakan penyemangat untuk Shakira, terutama dari teman-teman dekatnya.

"Lo udah siap?" tanya Tasya dengan angkuh.

"Ya."

Suara pluit terdengar di area basket tanda pertandingan telah dimulai.

Awal permainan bola dikuasai oleh Tasya, hingga akhirnya Tasya selalu berhasil memasukkan bola kedalam ring.

8-0, skor sementara untuk Tasya vs Shakira.

Tidak tinggal diam Shakira merebut bola dari tangan Tasya, dengan gerakan yang cukup lincah menghindari Tasya, Shakira berhasil memasukkan bola ke dalam ring.

Permainan semakin sengit, skor mereka pun seimbang hingga pluit berbunyi. Istirahat 5 menit dan melanjutkan permainan selama 20 menit.

"Lo masih bisa lanjut kan, ra?"

"Masih kok, ma." jawab Shakira dengan terengah-engah.

"Muka lo udah pucet tapi."

"Gapapa gue baik."

Permainan dilanjutkan kali ini bola dikuasai oleh Shakira, Tasya pun merasa geram karna tidak bisa merebut bola dari tangan Shakira. Tidak ada cara lain selain,

"Ops, sorry ra." ucap Tasya dengn laknatnya.

"Sakit, ah, dada gue." jerit Shakira kesakitan.

Semua penonton pun heboh menanyakan keadaan Shakira, apakah dia baik-baik saja? Tidak, dia tidak baik-baik saja.

Tama yang dekat dengan area pertandingan langsung mendekati Shakira dan membopong Shakira ke UKS, diikuti Feri dan teman dekat Shakira yang lain.

"Ra, tahan, lo diapain sama nenek lampir itu?"

"Ga-tau, pas huh gue mau ... nge shoot." jelas Shakira dengan terengah-engah.

"Oke jelasinnya nanti aja, lo butuh istirahat."

Shakira diperiksa sama dokter yang berjaga UKS, sepertinya tidak ada luka serius pda tubuh Shakira. Hanya goresan didengkul dan sikutnya yang sudah di perban. Dokternya bilang mungkin karna Shakira jatuhnya tengkurep jadi dadanya sakit.

Shakira sekarang sedang istirahat di UKS, dia terlihat lebih pucat dibandingkan saat dia sakit kemarin.

Deyna, Sania, Diana dan Fanya sedih sekaligus geram, sedih melihat kondisi Shakira dan geram akan perlakuan dari Tasya. Mereka tidak akan diem melihat Sahabat yang mereka sayangi dipelakukan seperti itu.

"Yaampun gue gabisa tinggal diem, Tasya itu emang keterlaluan. Ih, dasar orang gila, gapunya otak, ga waras, bosen idup apa dia." oceh Deyna geram tetapi dengan nada berbisik.

"Tau, mending kita sekarang samperin Tasya." kata Sania.

"Yaudah, Na, Fan, gue tinggal dulu ya." pamit Deyna seraya keluar UKS dan diikuti Sania.

Tasya dan teman-temannya masih berada dilapangan basket, dengan biadab mereka menertawakan atas apa yang terjadi sama Shakira.

Plak

"Apa-apaan sih lo." pekik Tasya saat tahu bahwa dia sudah ditampar.

"Apaan kek yang enak." sahut Sania dengan nada menantang.

"Maksud lo apa, hah?"

"Apa ya? Hm, bentar gue mikir dulu." jawab Deyna dengan santai.

"Ga jelas lo berdua, dateng-dateng main nampar-nampar gue aja. Pipi gue jadi ternodai sama tangan menjijikan lo itu." kata Tasya sambil mengusap-ngusap pipinya.

"Lo ga punya otak apa gimana sih? Jelas-jelas tadi lo hampir ngebunuh sahabat gue. Emang dasar ya manusia sama lo itu gapernah bersyukur, dikasih otak bukannya buat mikir yang baik-baik malah mikir buat kejahatan." kata Sania dengan suara yang cukup besar.

"Suka-suka gue lah, mau ngapain aja. Masalah buat lo?"

"Jelas. Masalah buat gue." kata Deyna sambil menjambak rambut Tasya.

"Aw, sakit bego." jerit Tasya.

Saat teman-teman Tasya ingin membantu, "Lo, diem aja disitu. Lo mau ngerasain bogeman gue?" kata Sania dengan menggulung lengan bajunya.

"Ngapain sih lo jambak-jambak gue? Yang gue jahatin kan Shakira."

"Suka-suka gue lah, mau ngapain aja. Masalah buat lo?" jawab Deyna mengikuti gaya bicara seperti Tasya tadi.

"Lain kali, kalo mau jahatin orang jangan Shakira, atau temen deket gue. Ngerti?" bisik Deyna dengan nada tajam dan pergi meninggalkan Tasya.

"Ih gila kali ya mereka, alay banget sih."

**

"Shakira, kamu kenapa?" kata Gio seraya mendekati Shakira dan yang lain di ambang pintu.

"Gapapa, ka. Aku mau istirahat aja."

"Kamu Feri kan? Tolong gendong Shakira ke kamarnya, aku mau ambil kompresan buat Shakira."

"Kalian jagain Shakira dulu ya." kata Gio sebelum pergi tergesa-gesa kedalam dapur.

Feri dan yang lain langsung naik keatas untuk menidurkan Shakira.

"Yaampun, sha. Badan lo panas." kata Fanya.

"Duh, AC-nya matiin deh."

Gio datang dan langsung mengompres dahu Shakira, berharap agar suhu badan Shakira turun.

Sudah petang, Feri dan yang lain pamit untuk pulang kerumah. Dan besok mereka berjanji untuk menjenguk Shakira.

"Asslamualaikum, mah?"

"Waalaikumsalam, kenapa ka?"

"Shakira sakit mah, dia pucet banget padahal dia udah minum obat dan istirahat di sekolah."

"Astaghfirullah, yaudah besok mama usahain bakal pulang. Jagain adik kamu ya, nanti mama hubungin lagi."

"Iya, mah. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Tut tut.

"Cepet sembuh ya, de. Kaka sayang banget sama kamu, kaka gamau kehilangan kamu. Kamu udah besar, sebentar lagi kamu bisa kuliah jurusan kedokteran. Kamu pengen jadi dokter kan? Padahal kaka mau ngasih tau kalo ada pendaftaran beasiswa buat kamu kuliah nanti, eh kamu malah sakit." kata Gio dengan penuh kasih sayang.

Gio terus memandangi wajah cantik dan polos dari adiknya yang tertidur pulas. Dia takut, apabila suatu saat dia tidak bisa melihat wajah adiknya saat tertidur.

A/N

Maaf nextnya ngaret, gue lagi mikirin gimana caranya supaya ini cerita cepet abis.

Thanks for reading!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang