11. "lo gamau gue khawatirin?"

269 15 6
                                    


*tokkk*
*tokkk*
*tokkk*

mendengar suara ketukan pintu, melody pun segera beranjak bangun dari kasur ternyamannya. siapa tahu itu ibu dan ayah?

"sebentar" sahut melody sambil berjalan ke arah pintu.

"..." ia bungkam ketika yang datang ternyata bukanlah ibu dan ayah nya, siapa lagi kalau bukan barra mada laksmana.

barra menatap melody tajam, hingga ia tak berkutik. tidak tau apa yang harus ia lakukan selain diam.

"gue ga di suru masuk?" tanya barra

Melody tetawa kecil dan ia menyuruh harta masuk, "eh iya, masuk kak. maaf kalau rumahnya sempit hehe" ucap melody seraya mengusap lehernya asal.

barra pun masuk ke dalam rumah dengan lagak sengak nya seperti biasa, lalu duduk di kursi yang di tunjuk oleh melody.

"mau minum apa kak?" tawar melody.

"es jeruk ada?" balas barra.
melody menggeleng sambil tertawa kecil

"gak ada kak hehe, adanya air putih"

"kalo gitu ngapain lo tawarin melody" ucap barra kesal. lalu ia mengeluarkan benda pipih dari saku celana nya.

"oh iya handphone lo mana? sini gue pinjem bentar" melody pun berjalan ke kamarnya mengambil ponsel nya.

ia memberikan barang yang di pinta oleh barra dan menaruh segelas air di meja

barra mengecek apakah ada nomor lain yang mengirim pesan atau tidak. disana hanya ada dirinya. "nama kontak gue lo ganti?" tanya barra.

melody mengangguk tanpa rasa bersalah. "ini kenapa nama kontak gue ada gambar topeng serem nya anjir?(👹)" tanya barra lagi.

ia hanya tertawa kecil dan menyahut. "biar lucu kak, itu kan lucu emot nya"

barra yang merasa geram hanya menghembuskan nafasnya dalam.

"untung gak ada nomor si ketos sialan itu. lagian gue kenapa jadi jealous gini sama dia?" batin barra meronta

"lo ga pake kacamata yang kebesaran itu?"

molody mengecek dengan meraba area mata nya, dan benar saja. ia seperti nya lupa, pantas saja sedari tadi melody merasakan buram dengan penglihatannya.

"lo lebih cantik ga pake kacamata mel" ujar barra dengan sendirinya.

melody terdiam tak berkutik ketika mendengar tuturan kata barra barusan.

"besok-besok lo ga usah pake kacamata aja kalo depan gue"

"kalo ga pake kacamata kaya gini, ga bisa liat pesona kak barra yang aduhai itu dong?" ujar melody menggoda barra balik.

barra tercengang, tidak menyangka bahwa gadis lugu itu bisa menggodanya balik. "hah? ngomong apa lo tadi?"

"eh? gak ngomong apa-apa kok kak. ya— hehe" sahut melody dengan gelagapan.

. . . . . . . . . . . . .

tidak terasa ternyata matahari sudah mulai menghilang, ia rasa baru saja satu menit disini. tak disangka bukan? ia kesini siang hari tiba-tiba sudah mulai malam hari saja

"gue pulang dulu, jangan lupa kerjain tugas gue buat besok!" perintah barra dengan nada yang sarkas lalu berjalan keluar rumah itu

"aku anter ke depan"

"kok berat ya gue ninggalin dia, ada apa sih sama gue?" batin barra seraya menghidupkan mesin motornya lalu ia benar benar melajukan kendaraannya, punggungnya menghilang dari penglihatannya

melody memilih untuk membersihkan tubuhnya terlebih dahulu lalu nanti ia akan melanjutkan memasak untuk mengisi perutnya. "berat banget gak ada ibu"

kini ia memilih memakai piyama warna hitam berdominasi bunga-bunga kecil

melody mencari bahan di lemari es siapa tau ada sesuatu yang bisa di masak olehnya hari ini. ia celingak celingukan mencari bahan yang ia cari. Hanya ada dua butir telur ayam disana, "kalo beli lauk di warteg sayang uang nya" melody menghembuskan nafas kasar

baru saja ia ingin menggoreng telur tersebut, pintu nya kembali terdengar ketukan. "siapa ya?" gumam melody, ia berpikir bahwa kalah kali ini pasti ibu dan ayahnya pulang

"hai" sapa seorang laki-laki yang datang

melody menghembuskan nafasnya kasar lagi, "kak barra mau ngapain lagi sih?! baru dua jam yang lalu loh kak kamu pergi dari rumah aku" ujar melody kesal. padahal hari ini ia ingin bersantai sambil mengerjakan pr di kamarnya dengan damai dan tentram

"gue khawatirin juga, lo sendirian di rumah. gue takut lo di culik"

"hishh nyebelin!"

"nih gue bawa makanan, lo pasti belum makan kan?" ucap barra seraya menyodorkan melody satu box martabak asin, dan dua porsi bakso.

"aku tadi nya mau masak, tapi karena kakak udah bawa makanan.. ga jadi deh, hehe"

"lo bisa masak?" tanya barra sedikit tidak percaya

"bisa, telur mata sapi" balas melody

"itu doang?" mata barra hampir saja copot karena mendengar itu, ia pikir melody benar-benar bisa masak. ya kalau sekedar membuat telur ceplok, ia juga bisa.

"ya ada nya itu doang" barra mengangguk pelan lalu mengambil ponsel dari saku celana nya.

"kak, aku beneran bisa masak loh ya! ini karena bahan nya cuma ada itu aja." ujar melody takut jika ia di sangka hanya bisa memasak telur

barra tertawa pelan. "iya tau"

***********

#bersambung

maaf aku udah lama banget ga update, sekali nya update ga jelas hehe. maaf ya:(

aku beneran lagi agak sibuk akhir-akhir ini huhuu.

ada pesan untuk melody dan barra?

KOMEN DAN SUARA NYAA YUUU😻

Gadis culun milik sang ketua geng (melora)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang