13. marah?

200 12 1
                                    

13. marah?

usai upacara semua murid berjalan dan adapun murid yang berlari menuju kelas maupun kantin karena setelah upacara biasanya di beri waktu 15 menit untuk bersantai sebelum waktu pelajaran mulai.

karena tidak menemukan barra, melody berjalan menuju kelas nya dengan lemas, sepertinya ia sedang pusing karena belum sempat sarapan tadi pagi

"kepala aku kenapa pusing banget ya?" gumam melody pelan sambil menyentuh kepalanya yang berdenyut

setelah sampai di depan kelas, ia merasakan ada yang menghalangi jalan nya. "aku mau masuk dulu ya zar, jangan suruh aku dulu"ujar melody dengan wajah menunduk yang masih memegangi kepalanya

ia ingin kembali berjalan masuk ke ruang kelasnya, namun di cegah oleh salah satu teman zara

"eh, mau kemana lo cups?" ucap giska menyentuh dahi melody dengan jari telunjuknya

siswa dan siswi yang sedang lewat pun penasaran dan ikut menonton aksi yang di lakukan zara, sebetulnya ini bukan hal baru bagi mereka, namun ini seperti ketertarikan murid. ada yang senang dan ada pun yang merasa kasihan namun tidak bisa berbuat apapun.

zara memajukan wajah nya di depan telinga nya dan berbisik pelan "masih berani juga ya lo caper-caper ke kak barra, pake berangkat bareng lagi. lo tau ga? lo itu ga pantes!" ia memundurkan tubuhnya untuk segera menjauhi dari bisikan tajam itu, namun dengan cepat zara menyingkap lengan melody dan menggengamnya dengan cukup kencang. melody merasakan lengan nya yang begitu sakit hingga sedikit merah karena ulahnya.

"aww sakit zar" ia meringis kesakitan tetapi zara masih enggan melepaskan cengkamannya

"gue benci banget sama lo mel!"ujar zara sarkas yang semakin mencengkamnya dengan semakin kencang hingga ia semakin meringgis kesakitan. ia sudah terus memohon kepada zara untuk melepaskan tangannya namun nihil, zara bukan tipikal seperti itu. ia akan terus menyakiti orang yang membuat ia marah atau kesal sampai ia merasa puas.

melody terus membatin meminta tolong agar ada orang yang menolongnya sekarang. rasanya ia ingin menjatuhkan diri nya di saat itu juga, tubuhnya sangat lemas dan wajah nya mempucat

"zar kayanya lo lepasin aja deh tangan si cupu itu, muka nya udah pucet, kalo dia mati di tangan lo gimana?"bisik windy kepada zara. meski ia ikut serta membully melody, namun ia masih mempunyai rasa empati karena melihat nya yang pucat membuatnya kasihan dan berusaha membujuk teman nya si ketua gengnya yang kejam itu

"kak barra, tolong aku kak"batin melody. beberapa detik kemudian barra muncul di sampingnya dengan segera ia melepaskan cengkaman zara dari lengan nya. zara hendak pergi dari sana, namun sudah di cegah lebih dulu oleh barra dengan menarik baju lengannya

salah satu teman nya berbisik kepada lainnya untuk pergi meninggalkan zara karena ia tidak mempunyai bekingan jika ia nanti akan di laporkan kepada kepsek. "gis mending kita pergi aja dari sini, lo tau kan kalo bokapnya kak barra itu siapa?" ucap windy berbisik seraya menyentuh tangan giska dengan jari kelingkingnya

"yang punya yayasan?" sahut giska yang masih berbisik lalu di balas dengan anggukan oleh windy. "gis, kalo zara masuk ruang kepsek dia punya bakingan, lah kalo kita? walaupun bokap gue kaya, tapi ga berpengaruh sama sekali di sekolah ini."

dalam hitungan ketiga mereka berhasil kabur dari hadapan barra mada laksmana.

"gue udah peringatin kan sama lo buat jangan gangguin pacar gue, atau lo bakalan berurusan sama gue." tutur barra dengan nada tinggi di hadapan zara. ia merasa ketakutan menatap barra yang memarahi nya bahkan mengancamnya, selama dua tahun ia bersekolah di sini, belum pernah ada yang membentaknya kecuali barra saat ini. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gadis culun milik sang ketua geng (melora)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang