Seoul, 26 Juni 2015 06.00 KST
Cahaya yang menerobos melalui tirai kamar Saerin itu seolah menuntut sang pemilik mata untuk sesegera mungkin membuka matanya, sedangkan apa yang Saerin lakukan? karna ia merasa risih akan tidur nyenyaknya yang terganggu, ia membalikkan badannya memunggungi jendela kamar yang menjadi sumber datangnya sinar itu. Belum lama Saerin terhanyut kembali dalam tidurnya tiba-tiba ada suara yang membuatnya tersentak, suara gedoran pintu yang berasal dari pintu kamarnya.
"Rin-aaah ayo bangun!" Mendengar suara itu Saerin malah semakin membenamkan tubuh mungilnya ke dalam badcovernya.
"...."
"...."
Saerin merasa ada sesuatu yg ganjal, entahlah~ ini hanya mimpi, ilusi, halusinasi semata atau apa, tapi semakin lama rasanya semakin nyata, seseorang sedang memeluknya sambil mengusap-usap surainya dengan lembut. Saerin menerjapkan matanya kemudian tercengang ternyata apa yang ia rasakan benar-benar nyata
"Omooo Park Chanyeol! apa yang kau lakukan eoh?" saerin membulatkan matanya
"Selamat pagi adik kecilku~ apa tidurmu nyenyak?"
"Ani, kau menganggunya!"
"Aish, oppa hanya memberikan kenyamanan " kata chanyeol sembari nyengir konyol/bisa dibayangin kan/
"Karago~ aku masih ingin tidur oppa" saerin hendak tidur namun dengan cekatan chanyeol menarik kedua tangan saerin.
"Apa lagi? aku tidak membutuhkan kenyamanan" saerin mengerucutkan bibirnya
"Ck. anak ini! pergilah mandi, oppa dengar hari ini kau harus mengumpulkan tugasmu tepat pukul 7 bukan?" kata chanyeol tersenyum menang
"N-nee?" Saerin mengerutkan keningnya kemudian berfikir sejenak..ani..cukup lama, bayangan dosen kim yg killer itu memenuhi seluruh ruangan diotaknya, mata saerin yang sayup-sayup menahan kantuk akhirnya terbuka dengan sempurna, dengan terbirit-birit ia memasuki kamar mandi, sedangkan Chanyeol yg melihat tingkah adiknya yg kelewat menggemaskan hanya mengulum senyumnya sambil menahan tawanya.
"Eiih gadis bodoh. bahkan dia lupa kalau hari ini hari apa. aaish jinjja" kata chanyeol seraya bangkit dari ranjang milik saerin dan memutuskan untuk menungguinya di meja makan keluarga park.
Selang beberapa menit kemudian tampak saerin keluar dari kamarnya dengan tergesa-gesa, menuruni anakan tangga yang menurutnya tak ada habis-habisnya.
"Chagia~ ayo sarapan, eomma membuat sandwich kesukaan Saerin, kajja"
"Aah eomma, saerin benar-benar ingin memakannya, tapi saerin sudah terlambat, saerin pergi dulu ne~" saerin membenci dirinya ketika membuat eommanya kecewa, walaupun eomma saerin menanggapinya dengan biasa tapi tetap saja bagi Saerin ia sudah membuat kesalahan terbesar didalam hidupnya, 'ahaa' Saerin teringat sesuatu, ia membalikkan langkahnya mendekati ruang makan keluarganya.
"Waegure? apa ada yg tertinggal chagi?" tanya eomma Saerin
"eoh? ne eomma~"
"apa itu?" tanya eomma saerin lagi
"igo" sambil menunjuk oppanya
"Channie?" tanya eomma meyakinkan, chanyeol hanya diam tak bereaksi sedikitpun dan dengan tenangnya dia terus menyantap makanannya.
"Oppa! bukankah kau juga harus pergi eoh? yak! lihatlah dirimu, ini yang kau contohkan pada adikmu huh? dasar pemalas." kata saerin agak berteriak meremehkan oppanya. Appa dan Eomma saerin saling melemparkan pandangannya bukti mereka tidak mengerti dengan apa yang putrinya bicarakan.
"Chakamman chagi, kau baru saja mengatai oppamu pemalas sedangkan pada kenyataannya kau sendiri yg demikian. Aigooo uri saerin-na sedang membuat lelucon rupanya."
"Appa~" rengek saerin
"Duduklah saja dulu chagi, mungkin akan lebih baik jika Saerin saparan terlebih dulu." kata eomma sambil mengelus sayang punggung putrinya
"Tapi eomma...Saerin benar-benar akan terlambatt. aah otte."
"Aah begitukah? jadi Saerin lebih mementingkan hal lain dari eomma hmm?"
"Aniya, bukan begitu eomma. hanya saja..saerin harus mengum-"
"Appa, Eomma.. Channie sudah selesai, Channie akan kembali ke kamar." Chanyeol cepat-cepat masuk ke dalam kamarnya, yang tadi Chanyeol katakan sebenarnya hanya alasan saja, Chanyeol sudah menduga apa yang akan terjadi jika ia tak segera pergi dari ruang makan, tentu saja Appanya akan memarahinya habis-habisan karna sudah mengerjai Adiknya.
"Hanya appa? Eomma? yak Oppa! kau tak melihatku disini?!" teriak saerin pada oppanya yang sudah melesat masuk ke dalam kamar.
"Sudahlah chagiya, tadi Saerin bilang akan mengum-? mwo?"
"Aah, Saerin harus mengumpulkan tugas dosen kim tepat pukul 7 eomma, oetteokhe~?" kata saerin dengan keadaan yang benar-benar cemas
"Aigoo unniversitas macam apa itu yang mengharuskan siswanya pergi dihari libur seperti ini." timpal tuan park pada saerin
"Aah matchi, saerin yakin akan pergi sekarang? dihari minggu ini? apa saerin lupa hm? apa channie oppa tidak mengingatkanmu?" tanya nyonya park kemudian
"hari minggu? jinjja?" ucap saerin spontan, eomma saerin mengangguk menjawab pertannyaan putri kesayangannya itu. saerin langsung menyusul oppanya ke kamarnya
Saerin pov
Apa-apaan ini? apa aku baru saja dipermainkan oleh oppaku sendiri? Aish, menyebalkan~ kadang aku berpikir, aku memiliki dosa apa mempunyai kakak sepertinya. Tapi bagaimanapun semenyebalkannya Chan Oppa, aku tetap menghormati sebagai kakakku, tentu saja menyayangi dan mencintainya, dan aku percaya, mungkin ini suatu cobaan yg Tuhan berikan agar aku selalu tabah dan sabar dalam menghadapi kakak seperti Chan oppa. Kkk~
"Yak tiang listrik! kau sengaja mengerjaiku bukan?" ucapku geram sambil menatap tajam ke arah oppaku, tapi lihatlah? bukannya ia meminta maaf malah melempar tatapan tajam juga padaku
"Kau ini menyebalkan sekali eoh! kau bahkan bukan sekali ini saja mengerjaiku." kataku kemudian sambil melipat kedua tanganku
"..." Chan oppa terus memandangiku
"..."
"..."
"..." aku melihat chan oppa yg terus menerus memandangiku dengan tatapan yang aneh, menurutku itu tatapan yg entah iba, sedih, sendu 'ah molla'
"Woaaah, kau bahkan menatapku tanpa berkedip sedetikpun channie oppa"
"Apa kau sekarang merasa menyesal telah membuat adikmu yang cantik ini kesal eoh?"
"Ani." akhirnya Chan oppa mengeluarkan suaranya, berbeda sekali dengan chan oppa yang biasanya, ia sangatlah berisik, cerewet, dan bertingkah seolah2 dunia hanya miliknya, 'ada apa sebenarnya dengan dia?'
KAMU SEDANG MEMBACA
Mrs. Oh? OOH NO!
RandomON GOING Seiring berjalannya waktu, cinta yang terus dipupuk akan berevolusi dan menemukan jalan serta jawabannya.