Page 3

4.7K 405 3
                                    

"Saerin-ah, jangan terlalu dipikirkan. Jika kau tidak-"

.

"Tidak appa. Saerin akan menuruti perkataan appa. Emm..Saerin sanggup kalau saerin memang harus menikah dengannya." kataku dengan sungguh-sungguh sembari memaksakan senyumku. astaga. jika saja bukan kata-kata barusan yang keluar dari mulut saerin, ia pasti sudah diceramahi habis-habisan oleh appanya karna sudah berani memotong pembicaraan appanya, tapi lain lagi jika faktanya seperti ini, bukan? Chanyeol dan eommanya terkejut dengan keputusan yang saerin katakan. 'apa lagi yg gadis bodoh itu pikirkan.' batin chanyeol

"Apa Saerin bersungguh-sungguh? Saerin tidak perlu memaksakan ini semua sayang." ucap eomma saerin ramah, seakan eommanya benar-benar paham dengan situasi sulit yang putrinya alami. Saerin mengangguk menjawab pertanyaan eommanya.

"Terimakasih sudah bersedia membantu appa saerin-na~ Aigo Appa benar-benar sangat beruntung memiliki anak baik sepertimu-"

"Eiih terus saja membanggakan Saerin, bagaimana denganku? Dan juga Yoora nuna?" Chanyeol memotong pembicaraan appanya, Tuan Park hanya berdecit 'sepertinya chanyeol benar-benar bosan hidup'

"Kau tak perlu khawatir, putra Tuan Oh benar-benar lekaki yang pantas bersanding denganmu, dia juga memiliki kepribadiaan yang baik. Dia pasti dapat membimbingmu Saerin-na. Mereka akan tiba saat makan malam nanti, appa harap kau dapat mempersiapkan semuanya dengan baik. appa mempercayakan sepenuhnya padamu sayang." Lanjut appa saerin dengan senyum yang merekah, eommanya tersenyum pada saerin, sedangkan chanyeol hanya menghembuskan nafasnya

Saerin pov

"Aku pasti sudah gila, aku benar-benar gila, aku sangat gila." kataku terus menerus merutuki kebodohanku sambil menatap pantulan diriku sendiri pada kaca dimeja rias miliknya

"Kau juga gila." imbuhku kemudian pada Chanyeol oppa yang sendari tadi memperhatikanku

"Kau lebih gila Saerin, aish pabboya!" timpal chanyeol oppa

"Aaah ye, berdandanlah dengan seburuk mungkin Saerin-ah, dengan begitu kemungkinan besar dia akan menolakmu mentah-mentah." kata chanyeol enteng lalu melesat keluar dari kamarku

"Dan kau lebih bodoh chanie oppa, kau membiarkanku ditelan hidup2 oleh appa. cih oppa macam apa" gerutuku

Aku masih berkutat dengan dandananku, sebenarnya aku sengaja memperlambat kegiatanku, padahal eomma sudah berkali-kali memperingatkanku. Aku benar-benar belum siap dan bingung harus bagaimana dihadapan Tuan dan Nyonya Oh nanti..ah ani..lebih tepatnya di depan calon mertuaku. Ku dengar suara mereka samar-samar dari balik pintu kamarku

BUGH

"Aaaw apo." Kata Saerin sambil mengusap-usap dahi yang terbentur oleh pintu kamarnya sendiri, salahkan seseorang yang tiba-tiba muncul dari balik pintu yang berlawanan dengan Saerin tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, lihat apa yang terjadi? Saerin tersungkur dilantai dengan keadaan muka yang mengenaskan, menahan sakit dan kecemasan secara bersamaan.

"Yak oppa, kau ini sedang apa. Aish jinjja!" Saerin menatap kesal pada oppanya yang kini sedang memandang adiknya tanpa dosa seolah berkata 'apa yang kau lakukan disitu'

"Apakah itu pertanyaan yang penting sekarang? Cepatlah bangun dan turun, suamimu sudah lama menunggu, dasar lambat." Kata Chan Oppa dengan nada yang dibuat-buat.

Akhirnya dengan seluruh keberanianku, aku segera beranjak dari kamarku dan menyusul Chan Oppa ke ruang keluarga untuk menemui keluarga Oh. Saat aku mendekat, semua pasang mata memperhatikanku, dan tersenyum ramah menyambutku, terkecuali Chanyeol Oppa dan..laki-laki bertatapan datar dan dingin. 'Apakah orang itu yang akan menjadi suamiku kelak, yg benar saja' batinku. Aku membalas senyum mereka seraya menundukkan badanku

"Annyeonghaseyo, maaf sudah menunggu lama ajushi, ahjuma," kataku berusaha terlihat sopan 'seperti yang orang-orang katakan, pertemuan pertama harus terlihat baik dan berkesan, kurang lebih begitu.' Lalu aku mengambil duduk diantara eomma dan Chanyeol oppa sambil terus mempertahankan senyumku, perlu dicatat ini adalah senyum paksaan.

"sama sekali tidak masalah nak," kata Tuan Oh

"Omooo omo Hyerin-ah putrimu tumbuh menjadi gadis manis yang cantik." Puji nyonya oh dengan antusias

"Putramu juga terlihat sangat tampan Seyoung-aa, mereka akan menjadi pasangan yang manis." Ujar eomma Saerin tak kalah antusias.

"Kau benar Hye-ah, mereka berdua pasti akan menghasilkan aegy yang lucu-lucu." Kata nyonya oh dengan mata yang berbinar-binar. 'Apa katanya? Menghasilkan? Ck' Saerin hanya menundukkan kepalanya menyembunyikan wajahnya yang mungkin sudah memanas dan memerah seperti tomat bahkan kepiting rebus sekalipun. Sedangkan Sehun tak begitu memperhatikan apa yang mereka bicarakan, ia hanya sibuk sendiri dengan berbagai pikirannya.

Sehun pov

'Aah jadi gadis seperti ini yang akan dijodohkan denganku?' batin sehun. Tanpa sadar aku terus memperhatikan dirinya, entah itu wajahnya yang manis, tingkahnya yang polos, dan bentuk tubuhnya yang nyaris sintal *ekhem. Tidak buruk untuk ukuran seorang yeoja yang akan mendampingiku, toh aku sama sekali tidak mengharapkannya apalagi menginginkannya, tapi apa boleh buat jika kedua orangtuaku terus memaksaku untuk menikahinya. Tapi tunggu, sepertinya wajahnya tak asing dimataku, aku merasa seperti pernah melihatnya.

"Berhubung Sehun dan Saerin sudah menyetujui perjodohan ini, kami akan langsung mengumumkan kapam pernikahan kalian akan dilaksanakan." Kata tuan Oh dan mereka hanya memandanginya dengan wajah naas.

"Kami pikir lusa adalah hari yang bagus, dan kami sepakat akan menikahkan kalian pada tanggal 28 Juni" kata Tuan Oh kemudian

"MWOOOO?!" ujar mereka bertiga secara bersamaan, -Sehun, Saerin, dan Chanyeol

"Maaf ajusi, apa itu tidak terlalu terburu-buru.? Lagi pula mempersiapkan keperluan pernikahan tidaklah mudah dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Bukankah Sehun dan Saerin belum cukup mengenal satu sama lain, ku pikir mereka juga membutuhkan waktu untuk berinteraksi dan saling menyesuaikan diri." Chanyeol secara spontan menanggapi perkataan Tuan Oh

"Kita sudah tak punya banyak waktu lagi Chan, untuk persiapannya, kalian tidak usah memikirkannya, biar kami yang menanganinya, dan kalian hanya perlu mempersiapkan diri dengan baik menjelang pernikahan kalian. Semua kebutuhan dan fasilitas setelah kalian menikah sudah kami sediakan." Kali ini Tuan Park yang angkat bicara

"Lalu bagaimana dengan perasaan mereka appa?" tanya Chanyeol kemudian, sedangkan Sehun dan Saerin sepertinya sudah terlihat pasrah dengan apa yang akan orangtua mereka lakukan.

"Itu memang penting bahkan menjadi prioritas utama dalam membangun rumah tangga Chan, meskipun saat ini mereka belum merasakan apa-apa, percaya atau tidak jika mereka sering membiasakan diri untuk bersama-sama, lama kelamaan akan timbul gejolak cinta diantara mereka." Kata Tuan Oh terkekeh dengan apa yang ia bicarakan.

Author pov

Setelah Keluarga Oh berpamitan untuk pulang, Saerin memutuskan untuk langsung tidur dan Saerin sangat amat berharap bahwa apa yang telah terjadi dihari ini hanyalah mimpi.

Mrs. Oh? OOH NO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang