Chapter 2: Liar

404 44 26
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

=============================

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

=============================

Fuma menatap Yuma yang terlihat berlari-lari kecil ke arahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Fuma menatap Yuma yang terlihat berlari-lari kecil ke arahnya. Seperti biasa Yuma kelihatan happy banget kalau ketemu dia. Entah kenapa pas lihat ekspresi Yuma,Fuma semakin merasa bersalah. Mereka udah pacaran selama 2 tahun. Bukan waktu yang sebentar,tapi seperti yang dibilang orang-orang. Semakin lama hubungan pasti ada dimana saat rasa jenuh menguasai. Seperti yang dirasakan Fuma saat ini.

Yuma cowok yang baik. Tentu juga pacar yang baik juga.
Dia pacar yang pengertian dan gak banyak menuntut. Setiap ada masalah pasti dia bicarakan baik-baik. Cuma sangat menghargai itu. Hanya saja beberapa bulan ini,Fuma merasa cukup jenuh.
Karena jenuh,Fuma jadi sering pergi main tanpa Yuma. Kadang sampai bohong segala. Bilangnya ada acara keluarga ternyata jalan sama temennya.

"Yang!" Seru Yuma. Kening Fuma berkerut gak suka.
Dia emang rada gak suka kalau pas di kampus panggil pake panggilan sayang. Risih! Padahal sih banyak tuh temen-temennya yang bahkan lebih lebay daripada cuma panggilan sayang.

"Sorry. Keceplosan."

"Jangan gitu. Malu-maluin banget,"tegur Fuma.

Yuma agak nge-freeze sebentar pas denger Fuma negur dia. Tiba-tiba jadi gak enak aja. Canggung. Emang sih Fuma tuh negurnya gak pake nada tinggi. Biasa aja,tapi tatapan mata Fuma tuh kelihatan bikin Yuma gak nyaman.

OUR STORY: RAIN TO BE ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang