We Always a Family (???)

1K 65 8
                                    


Bagi manusia keluarga ialah kunci sebuah kebahagiaan seseorang, tapi bagiku.., keluarga ialah sebuah hal yang dapat membuat diriku tersiksa dari fisik maupun mental

Suara teriakan dari kedua orang tuaku membangunkanku lagi, namun sudaraku dengan gercep menutupi kedua telingaku daripada mendengar kedua orang tuaku yang bertengkar hebat, terlihat raut wajah mereka begitu suram tanpa ada kilauan di masing masing mata mereka, berbeda dengan mataku yang berkilau memancarkan warna gold yang memukau

Tiba tiba pintu kamar dibuka secara kasar, saudaraku terkejut bahkan diriku sendiri, mataku membulat mendapati seorang pria berdiri dengan raut wajah yang terlihat marah

"A- ayah...?"

Bukan balasan yang ku dapat, melainkan tatapan tajam setajam silet, tapi mngapa ayahnya menatapnya seperti itu

Dengan langkah lebar pria yang dia anggap ayahnya sendiri berjalan kearahnya dan dengan kasar menarik tangannya sembari mengheretnya keluar, gempa melihat saudaranya yang lain mncoba menggentikan ayahnya daripada membawa dirinya namun salah satu dari mereka mendapatkan pukulan kasar yang seharusnya anak anak tidak dapati

"KAK THORN!!"

aku mencoba memberontak dari genggaman ayahku namun dengan kasar tangan ku dibalik hingga terdengar sedikit suara tulang yang tergesek

"AKHH! A-AYAH!"

"LEPASKAN ANAKKU!"

Dengan kasar ayahku menolak diriku hingga mendarat di pelukan ibuku, ayahku menatap tajam kearah kami berdua smbari berdiri tegap tanpa mengedipkan matanya

"Pergi."

Satu kata yang menyakitkan keluar dari mulut ayahku membuatku menatap tidak percaya pada ayah, begitu juga dengan saudaraku yang baru sampai sembari memapah kakakku Thorn perlahan, mereka juga ikut terkejut dan menatap marah pada ayah

"AYAH! APA YANG KAU PIKIR KAU LAKUKAN!"

kakakku dengan kasar menghentakkan kakinya sembari menatap tajam kearah ayah, wajahnya yang memerah seolah olah akan meledak dengan emosinya di situ juga

"K-kak blaz-"

"Kami akan pergi."

Deg!..

"I-ibu...?"

Ibu menatapku sayu sembari tersenyum lembut, perlahan ia mengusap kepalaku dan bangkit sembari membantuku berdiri, ibu melambaikan tangannya perlahan kearah saudaraku yang lain, mereka melebarkan mata seperti tidak terima bahwa mereka akan tinggal bersama ayah

"I-ibu tunggu! Kami iku-"

"Jangan coba coba bergerak dari tempat kalian."

Ayah menatap saudaraku yang lain tajam lalu kembali mengalihkan pandangannya kearah ibu dan kemudian diriku

"Pergi dan jangan pernah perlihatkan wajahmu dan anak cacat itu lagi."

"A-Ayah..."

Diriku bergetar, mataku yang awalnya bersinar seperti emas berkilau mulai redup dan menggelap seperti tidak ada harapan lagi, ibu yang berada di sampingku dengan lembut menarik lenganku dan pergi melangkah keluar dari rumah itu



























"Ibu...."

Aku menatap sayu kearah jalanan yang basah karena hujan deras yang mengguyur satu kota, bahkan genangan air terlihat mulai banyak, ibu mengalihkan pandangannya kearah ku sembari tersenyum lembut, ibu mengusap kepalaku pelan sembari kembali menatap derasnya hujan

-OneShoot & art-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang