He (5)

810 98 13
                                    

***

Kini aku tengah duduk di deck kapal sembari menatap laut luas yang terbentang di depan mataku. Entah sudah berapa tahun aku diculik- maksudnya bergabung dengan bajak laut Akagami no Shanks.

Seorang rookie yang berhasil mendapat sorotan dari dunia, seorang mantan awak kapal raja bajak laut Gol D. Roger, yang kini menjadi kapten bajak laut yang terkenal.

Rambut merah nya yang menjadi ciri khas, serta teknik 'kamusari' miliknya.

Walau dia terlihat tampan, kuat, dan mungkin menyeramkan di mata beberapa orang, di mataku, dialah si 'tomat bodoh yang mesum'. Tak pernah menjadi hal lain dari pada itu.

Aku menghela nafas sembari menikmati angin sepoi sepoi yang membuat rambutku menari, dan menatap sejenak cakrawala yang menjadi salah satu penenang terampuh bagi hatiku. Ku tutup mataku sembari menikmati keindahan dunia di balik keras nya hidup ini sejenak.

Itu tak bertahan lama, setidaknya sampai ada tangan yang melingkar di pinggang ku, dan menarik ku mendekat dengan nya.

Tak perlu membuka mataku untuk mencari tahu siapa si sialan yang berani memeluk ku, itu jelas sang kapten Akagami.

Dia meletakan kepala nya di tengkuk ku sembari tangan nya masih memeluk ku dari samping.

"Apa yang kau pikirkan?.. " Suaranya terdengar tenang dan damai, aku menyukai pria ini saat dia bertingkah dewasa, sungguh.

"Kau" Jawabku singkat

Dia tersenyum lalu menarik ku ke pangkuan nya. Punggung ku bersandar di dadanya, sembari aku masih menikmati pemandangan, Shanks masih memeluk ku erat sembari tangan nya yang lain memainkan rambut panjang ku yang sedikit bergelombang itu.

Perlahan dia menyingkirkan rambut ku dari tengkuk leher ku, lalu dia menghirup aroma leher ku dengan lembut.

"Shanks.. " Aku sedikit melirik ke arah pria mesu- maksudnya pria itu sejenak.

"Kau wangi.. Sangat lembut.. " Ucapnya sembari mencium lembut tengkuk leher ku.

Aku sebenernya tak heran jika dia bilang begitu, karna pada dasarnya hobiku memang berendam dengan air sabun, lalu memakai lotion vanila.

"Kau mesum.. "

"Aku hanya begini dengan mu, tak salah kan?.. " Dia terkekeh pelan sembari mengangkat kepala nya, dan mencium pipiku dengan lembut.

"Terserah.. " Aku membuang wajah ku darinya dan hendak berdiri dari pangkuan nya, tapi pria itu malah menahan ku.

"Apa?" Tanyaku padanya.

"Mau kemana?.. " Gumam Shanks pelan sembari mengeratkan pelukan nya di pinggang ku.

"Pulau selanjutnya sudah dekat, Shanks.. Aku mau turun dan lihat lihat nanti.. "

Shanks mengangguk, lalu melepaskan pelukan nya. Aku berdiri dan hendak berjalan meninggalkan pria itu, tapi dia menahan tangan ku, dan akhirnya berjalan duluan sembari menggandeng tangan ku.

Melihat sosok tinggi di depan ku, dan tidak berambut merah tentunya, aku menyapa pria itu sembari tersenyum manis.

"Ben!.. "

Pria itu melirik ke arah ku lalu menghembuskan asap cigar nya ke samping, dan balas menyapa.

"Ya, Miku"

Aku melepaskan gandengan tangan Shanks dan berganti menggandeng lengan sang wakil kapten bajak laut Akagami itu.

"Mau jalan jalan di pulau itu?" Tanyaku pada pria itu sembari memperhatikan pulau yang kini sudah terlihat dan tak lagi jauh dari kapal kami.

Dia hanya mengangguk sembari menghisap cigar nya kembali.

"Kau cantik seperti biasanya"

Aku terkekeh pelan mendengar ucapan pria yang bisanya bertindak dingin, tapi diam diam adalah seorang 'pecinta' wanita.

*Ini fakta ya adik adik, Saya pernah membaca bahwa oda sensei berkata bahwa ben adalah tipe yang suka menggoda wanita, dan dia lebih baik dalam hal ini dari pada Shanks*

Aku tersenyum manis sembari mengangguk pelan.

"Tentu saja~ aku harus menyesuaikan bukan? Apa kata orang jika ada pria tampan yang berjalan dengan wanita jelek?.. " Godaku pada Ben yang membuat pria itu ikut terkekeh.

Shanks yang melihat interaksi kami yang terbilang 'saling menggoda' hanya bisa cemberut lalu menusuk nusuk pipiku dengan jarinya untuk mencuri perhatian ku. Aku menghela nafas dan menatap pria itu.

"Apa?.. "

"Kenapa tidak dengan ku saja?" Ucap pria itu dengan nada sedikit menggerutu. Aku sontak menatap nya dengan sinis.

"Kau tak tahan jika harus menungguku selesai belanja, Shanks.. Pada akhirnya kau hanya akan merengek sembari memintaku kembali, atau ke bar menyusul kru yang lain kan, sial?"

Shanks semakin cemberut mendengar perkataan ku. Mau bagaimanapun, itu memang fakta yang sering terjadi saat dia menemaniku belanja pakaian atau aksesoris di beberapa pulau sebelum nya.

Itulah mengapa aku mengajak pria yang tahan menemani ku dengan lama saat belanja, Ben. Karna dia juga menunggu sembari menggoda beberapa gadis di toko nanti. Ini mungkin yang dinamakan simbiosis mutualisme?

Terlebih lagi, dia pintar memberi komentar saat aku ingin memilih pakaian atau bikini. Lagipula, dia suka melihat ku saat mencoba pakaian pakaian dan bikini. Kami berharap saja Shanks tidak tau tentang ini-

"Kalau begitu jangan lama.. Kau jarang menemaniku di bar.. " Shanks memeluk ku dari belakang sembari merengek seperti bocah.

"Ck, kau hanya akan mabuk mabukan, kenapa aku harus menemanimu segala?.. " Gumam ku pelan sembari melepaskan tangan ku dari lengan Ben dan beralih mencoba menyingkirkan lengan Shanks.

Tapi sial nya pria itu malah memeluk ku lebih erat, sembari meletakan kepalanya di pundak ku. "Ah.. Leher ku sakit, kau pendek sekali Chibi.. Seharusnya kau tetap duduk di pangkuan ku saja agar leherku tak pegal.."

"Kau ingin ribut, sial?.. "

Kapal akhirnya sampai di pelabuhan, kami (rombongan Shanks) turun dan mencari bar terdekat disana. Pulau itu memiliki desa yang damai dan kota yang tenang. Katanya di pulau ini terkenal dengan kain wol nya yang lembut dan sangat cantik saat di jadikan pakaian.

Sementara Yassop, Aku, dan Ben langsung pergi ke kota untuk mencari barang barang yang kami butuhkan.

"Aku akan pergi ke bagian sini, cebol" Ucap Yassop sembari melambai dan berjalan menjauh melewati lorong yang cukup kecil, tapi di penuhi oleh para pedagang senjata api dan lain lain nya.

Aku memutar mataku malas, lalu menggandeng lengan Ben dan langsung berjalan ke bagian toko toko pakaian. Saat ini toko toko cukup ramai.

Sempat juga ku dengar beberapa pergosipan para 'mama' yang membicarakan tentang toko terbagus dan terbaik. Inilah salah satu keuntungan menguping ya teman teman..

"Ben, ayo kesana!" Aku menarik lengan ben ke toko pakaian yang sedang ramai di bicarakan orang orang, dan melihat banyak pakaian yang sangat sesuai dengan selera ku. Sedangkan ben hanya pasrah dan mengikuti ku dengan tabah.

"Miku, aku akan melihat lihat sebelah sana dulu ya?" Ucap Ben sembari menunjuk tempat wewangian pria, aku mengangguk lalu segera berjalan dengan senang ke area pakaian.

Tentu saja yang kucari adalah baju cantik, cocok untuk bergerak atau bertarung, dan nyaman digunakan, serta memiliki DISKON yang besar.

Beginilah "wanita" Pada umumnya..

Tapi saat aku tengah sibuk melihat lihat pakaian, aku tak sengaja menabrak seseorang pria.

"Ah maaf- eh?.. Kau!?.. "

Pria jakun tinggi dengan rambut kuning nya itu hanya menatap ku sembari tersenyum kecil.

Siapa kah dia? Penasaran ya? Yahahaha hayyuk, gw mager ngetik, tunggu aj chapter selanjutnya ya adik adik😁🤟🥰














***

Mine. (Shanks X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang