Part 17

9.4K 605 11
                                    

Setelah sekian lama cuti sekolah, Candra akhirnya masuk hari selasa ini. Sengaja gak hari senin soalnya males upacara (Jangan ditiru).

"Candraa!"

"Sukma!"

Di kelas, baik Sukma maupun Candra berteriak dramatisasi begitu melihat satu sama lain. Agak lebay sih, untung mereka gak sampai pelukan dan kecapa-kecipi.

Dua cowok yang udah lama gak ketemu itu salaman khas bapak-bapak.

"Lo udah sembuh?" tanya Candra

"Sembuh banget. Lo sendiri gimana? Gue denger lo diculik …."

Candra mengangguk. Keduanya duduk di bangku mereka dan lanjut mengobrol sampai kelas dimulai.

"Gimana ceritanya?" Wajah Sukma antara penasaran dan prihatin.

"Panjang deh. Tapi gue gak papa."

"Iya, lo kelihatan lebih baik dari kabar yang gue denger."

"Em ya, gue udah gak papa. Kayaknya lo yang punya luka lebih serius. Gue minta maaf banget buat itu, ya."

"Ha? Kenapa lo yang minta maaf, emang itu salah lo?" Sukma bingung dan Candra cuma tersenyum.

"Lupain aja. Ada hal penting yang harus gue omongin sama lo Suk," ujar Candra dengan nada bicara yang memelan. Dia melirik sekitar buat mastiin gak bakal ada yang nguping.

Selanjutnya dia dan Sukma mengobrol setengah berbisik.

"Lo yakin anak sekolah sini ada yang make?"

Sukma sempat berkerut kening karena gak paham, tapi dia langsung cepat mengerti maksud Candra. Cowok itu mengangguk yakin.

"Semua orang juga tau barang terlarang itu udah gak asing bagi anak-anak di sini."

Wajah Candra makin serius saja. "Oke. Apa lo tau siapa aja kira-kira yang make barang itu?"

"Tentu aja. Itu udah jadi rahasia umum. Tapi buat apa lo nanyain ini? Jangan-jangan lo mau bikin ulah?" Sukma menyipitkan matanya.

Candra ngedikkin bahu. Lalu dia nyeritain secara singkat tengang misi membantu sang paman.

Mendengar penuturan Candra, Sukma manggut-manggut takjub. Kapan lagi bisa terlibat misi yang menurutnya keren itu?

"Jadi lo bisa bantuin gue kan?" ulang Candra. "Lo … bakal nerima penghargaan dari kepolisian kalau bantuin sampe mereka ketangkep."

Sebenarnya Candra gak tau juga sih mau dikasih penghargaan atau enggak. Dia cuma ngarang biar Sukma mau bantu.

Sukma mengangguk semangat. "Banyak orang yang kemungkinan make di sekolah ini. Tapi kalau mau cepet, kita harus selidikin sumbernya langsung."

"Ha? Lo tau bandaraya siapa?"

Sukma menggeleng. "Bukan bandar juga sih. Tapi orang yang pasti tau semua hal yang terjadi di sekolah ini apalagi urusan yang kaya gini. Dia itu ketuanya para berandalan Neoagra, Ranggala."

Dan di sinilah Candra berakhir, tempat kumpul anak Neoagra atau bahasa gaulnya basecamp.

Sebuah bangunan kosong di belakang sekolah. Entah kenapa di setiap sekolah selalu ada aja bangunan kosong tak terawat yang kemudian dijadikan anak-anak gemblung tempat buat bolos, tidur, ngerokok, dan mungkin tempat mabuk dan make juga.

Dulu waktu SMP Raiden juga menghuni tempat semacam itu.

Di depan bangunan itu udah terlihat beberapa anak tampang khas berandalan lagi pada duduk ngobrol. Bahkan dari kejauhan aja bau rokoknya udah kecium.

Destroy Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang