Candra membaringkan Raiden di ranjangnya. Awalnya dia berpikir mau pergi aja, tapi gimana kalau cowok ini mati? Soalnya panas badannya cukup tinggi."Rai, gue bawa lo ke rumah sakit, atau atau gue panggilin aja Dokter Rafly ke sini?"
"Jangan …." Tangan Raiden yang terlihat gak bertenaga menggenggam ujung pakaian Candra.
"Jangan … tinggalin g-gue."
Candra menatap lekat wajah Raiden yang memucat. Bibirnya terus bergumam-gumam lemah.
Akhirnya, dia cuma ngehela nafas. Mungkin gak bakal apa-apa juga meski gak dibawa ke rumah sakit. Lagipula, sebagai anak yang cuma hidup dengan ibunya, Candra cukup berpengalaman merawat orang sakit.
Dia mengambil air hangat dan menyeka tubuh Raiden dengan telaten.
Celananya buka gak nih?
Candra menimang-nimang keras. Kalau dibuka sungkan, tapi kalau gak dibuka celananya basah dan kotor banget.
Udahlah, lagian dia seorang cowok gentle, gak pernah berani macem-macem apalagi sama orang modelan setan kaya gini.
Candra akhirnya ngelepasin celana cowok itu hingga Raiden benar-benar gak mengenakan sehelai kain pun.
Bukan pertama kali Candra ngelihat tubuh telanjang Raiden, tapi gak pernah waktu bangun begini.
Lumayan juga
"Hey, apa yang lo lakuin?" Raiden tiba-tiba bersuara membuat Candra refleks menarik tangannya yang tengah menyeka kakinya.
"Eh, gue cuma bantu lo bersihin badan." Candra menatap wajah Raiden yang terlelap. Dia kayaknya setengah sadar.
"Gue lemes …, gak bakalan kuat … "
Candra mengernyit.
Pingsan aja masih bisa berpikiran negatif nih manusia.
"Gue bukan mau apa-apain lo. Gue cuma mau bantu bersihin badan lo," tegas Candra, ia lanjut menyeka tubuh cowok itu.
Namun, siapa yang menduga Raiden yang keliatan lemes lesu itu bisa menarik Candra hingga menyudutkannya ke kasur.
Candra syok sampai lupa ngedip.
Apaan nih?
Dia menatap wajah Raiden yang kini udah berada di atasnya. Suara nafasnya kencang, tapi matanya masih rapat tertutup.
"G-gue bisa. Tapi lo yang gerak, gue yang masuk."
Apalah.
Candra mendorong wajah cowok itu dengan gemas.
"Enak aja lo. Lagian siapa juga yang mau ngelakuin sama lo."
"Can … dra …." Raiden menjatuhkan wajahnya ke ceruk leher Candra. Sementara tangannya kayak punya nyawa sendiri menelusup masuk ke dalam celana Candra.
"Anj—jangan dipegang!" Candra mendorong cowok itu berkali-kali.
Sebenernya tenaga Raiden lemah bahkan bampir gak ada. Tapi badannya mayan berat, dan lagi kegigihannya itu bener-bener ngerepotin.
Udah disingkirin ke samping tapi dia masih aja nyosor.
Akhirnya, Candra kepaksa nendang dia dengan cukup keras sampai Raiden mengerang sakit.
"Ngeyel sih lo!" Candra langsung bangkit. Dia memelototi cowok yang sekarang sedang merintih sambil meringkuk, memegangi perutnya yang habis kena gampar telapak kaki Candra.
"Hk …."
Badan Raiden tampak gemetar, dan lagi, rintihannya terdengar pilu. Candra gak salah lihat, cowok itu emang sedang nangis sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destroy Me [Completed]
RomanceKisah ini lebih rumit dari sekedar perundung yang jatuh cinta dengan korban. Ini adalah cerita tentang obsesi, penyesalan, karma, dan ikatan yang berubah-ubah tiada habisnya. Benci jadi cinta, cinta jadi benci, kemudian jadi cinta lagi, dan jadi be...