Akhirnya, setelah hampir seminggu menginap di istana kerajaan, Reinhard pun kembali ke kediaman Xaverius yang menurutnya merupakan tempat paling nyaman di dunia ini.
"Kira-kira ayah dan ibu rindu padaku tidak, ya?" Gumam Reinhard sambil bersenandung ringan menyusuri koridor kediaman Xaverius. Reinhard terus berjalan menuju sebuah ruangan yang dijaga oleh dua kesatria.
Setelah menatap salah satu kesatria, pintu ruangan tersebut dibukakan dan membiarkan Reinhard masuk. Di dalamnya, Reinhard melihat penampakan Kaiden sedang berkutat dengan pekerjaannya, seperti biasa. Tapi kali ini, Kaiden terlihat aneh.
"Ayah." Panggil Reinhard yang tidak digubris oleh Kaiden. Dia sudah fokus dengan pekerjaannya. Tapi tidak mungkin dia sampai tidak mendengar suara anaknya, kan?
Reinhard menghela napas pelan. Dia berjalan mendekat satu langkah, "Ayah," panggil Reinhard, lagi. Tetap tidak digubris. Sudah pasti ada yang tidak beres. Ya, benar. Sepertinya Kaiden sedang merajuk pada Reinhard.
"Yang Mulia Duke Xaverius." Ucap Reinhard dingin yang membuat Kaiden sontak menatapnya terkejut. Ini adalah cara jitu mengatasi Kaiden yang sedang merajuk. Balas saja balik.
Tanpa mengucap sepatah kata apapun lagi, Reinhard langsung keluar. Langkahnya terasa lumayan keras. Reinhard pasti juga merasa kesal dengan tingkah ayahnya yang kekanakan.
Tiba-tiba di belakang Kaiden sebuah portal terbuka dan pria dengan tudung misterius keluar dari dalamnya. Setelah pria itu membuka tudungnya, ternyata pria tersebut adalah Rhygel. "Saranku buang saja jauh-jauh sifat kekanakanmu itu. Bukan musuhmu saja yang benci, orang terdekatmu juga tidak akan suka." Ucap Rhygel sambil memegang pundak Kaiden.
Kaiden otomatis menepis tangan Rhygel yang memegangi pundaknya. "Kau ke sini hanya untuk mengejekku?" Tanya Kaiden kesal.
"Tidak. Aku ke sini karena berutang nyawa dengan Reinhard." Jawab Rhygel sambil tersenyum. Kaiden yang mendengar itu terlihat bingung.
Rhygel yang melihat ekspresi Kaiden juga ikut kebingungan. "Huh? Sebentar. Memangnya saat izin ke kau, Reinhard mengatakan apa?" Tanya Rhygel.
"Dia mengatakan tidak ingin pulang, jadi dia ingin menginap selama seminggu di istana." Jawab Kaiden sambil bersungut. Terjawablah sudah alasan mengapa Kaiden merajuk, memang bukan tanpa alasan.
Rhygel sempat terdiam beberapa saat dan menghela napasnya berat. "Reinhard... Anak itu!" Seru Rhygel.
Reinhard, anak itu. Dia merasa bahwa dirinya bukan Lloyd lagi. Dirinya sudah menjadi satu dan bergabung dengan Reinhard sepenuhnya. Baginya, Lloyd hanya kepingan ingatan dan pengalaman sebelumnya. Sekarang, dia merasa bahwa dirinya bukan Lloyd-seorang pekerja kantoran, melainkan Reinhard Ades Xaverius.
Butuh lima tahun baginya untuk mengatasi krisis identitas yang membingungkan ini. Selama ini, dia bingung harus bertingkah seperti apa. Dirinya sekarang adalah Reinhard, tapi sosoknya sebagai Lloyd benar-benar menghantuinya, membuat dia tidak bersikap seharusnya.
"15 tahun lagi. 15..." Gumam Reinhard sambil terbaring lemas di ranjangnya. Meski 20 tahun seharusnya waktu yang panjang, tapi Reinhard merasa seolah dikejar, seolah tidak ada cukup waktu untuk mencegah bendera kematiannya. Jika dipikir-pikir, mengapa Reinhard harus mati dieksekusi? Tanpa alasan pula? Sejak menyadarinya, pertanyaan tersebut terus berputar-putar di kepala Reinhard, namun jawabannya selalu nihil.
Reinhard memejamkan matanya dan mengatur pernapasan. Masa depan tidak ada yang tahu. Yang jelas hanyalah satu, dia harus menjadi kuat. Menjadi sangat kuat bahkan sampai bisa mengalahkan dewa. Itu saja pikiran Reinhard saat ini. Dia tidak perlu hal yang dapat menghambatnya.
Di tengah proses meditasinya itu, terdengar suara ketukan dari pintu kamar Reinhard. "Masuk saja, ibu." Ujar Reinhard.
Dibalik pintu tersebut, terdapat sosok Noelle yang perlahan berjalan masuk ke ruangan Reinhard. Setelah masuk sepenuhnya, dia pun menutup pintu ruangan. Terlihat jelas tujuan Noelle ke ruangan Reinhard untuk membicarakan sesuatu yang penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became the Incarnation of The Great Mage
FantasyLloyd adalah seorang budak korporat berumur kepala tiga yang berakhir mati dengan cara menyakitkan, yaitu tenggelam. Disangka hidupnya sudah berakhir, Lloyd malah terlahir kembali menjadi Reinhard Ades Xaverius. Seorang karakter sampingan dari novel...