×
×
×Wang Yuwen menajamkan pandangannya, rahangnya mengeras, napasnya naik turun tersulut emosi.
Xiao Zhan tidak boleh tergantung pada pria lain. Hanya Wang Yuwen yang berhak memuaskan Xiao Zhan. Pria cantik itu harus tetap memohon di bawah kaki Wang Yuwen. Xiao Zhan hanya milik Wang Yuwen, bukan Wang Yibo.
"Brengsek!!! Heh ..." Yuwen tertawa sarkas. "ternyata kau menurun sifat jalang wanita itu, heh? Wang Yibo .. aku tidak akan membiarkan mu memiliki kekasihku." geram Wang Yuwen lirih.
Wang Yuwen teramat membenci sang ibu, akibat hasutan sang ayah yang setiap waktu terus saja mendoktrin isi otak Wang Yuwen agar membenci ibu dan saudara kembarnya.
.
.Xiao Zhan membuka kedua matanya, menoleh ke arah jendela.
"Sudah malam, berapa lama aku tidur?" gumamnya, memijit pelipisnya yang terasa sedikit pusing.
"Tuan sudah bangun?"
Xiao Zhan menatap pria tampan yang saat ini berdiri di ambang pintu seraya membawa nampan berisikan makanan.
"Kau masih di sini?" Serak Xiao Zhan.
"Hm, aku takut terjadi apa-apa pada, Tuan." ujar pria yang tak lain adalah Wang Yibo itu. Dia meletakkan nampan berisikan makanan tersebut ke atas nakas.
"Kau yang memasak?" tanya Xiao Zhan.
"Iya, aku harap, Tuan mau mencicipinya." ujar Wang Yibo kemudian, mengambil piring berisikan irisan daging sapi tersebut, lalu menaruhnya di atas pangkuan.
"Cobalah." Wang Yibo mengarahkan satu tusukan daging itu ke depan mulut Xiao Zhan.
Xiao Zhan merasa canggung namun dia membuka mulutnya dan menerima suapan daging dari Wang Yibo. Perlahan dia mengunyahnya, menikmati rasa masakan Wang Yibo yang ternyata ...
"Kau kembali mengingatkan ku padanya."
Wang Yibo terdiam, "Apa maksud Tuan, Wang Yuwen?" datarnya.
Xiao Zhan mengangguk.
Wang Yibo beranjak dari tempat duduknya, lalu membuang semua masakan yang baru saja ia hidangkan untuk Xiao Zhan.
Xiao Zhan membuka mulutnya tak percaya, ada apa dengan pria itu? Gumamnya.
"Yibo, kenapa?"
Wang Yibo menatap tajam ke arah Xiao Zhan. "Apapun yang membuat Tuan ku terluka, aku akan menyingkirkannya."
Xiao Zhan terkejut dengan jawaban Wang Yibo. Entah mengapa, mendengar perkataan itu membuat wajahnya memanas. Dia merasa ada sosok yang melindungi hidupnya, jantung Xiao Zhan berdegup tidak beraturan. Namun seketika ia teringat kembali perkataan Wang Yuwen. Di dunia ini tidak ada lelaki yang benar-benar tulus, semua hanya karena uang, dan kepuasan sexual.
"Tuan, apa yang kau pikirkan?" Wang Yibo khawatir melihat Xiao Zhan yang selalu saja dengan tiba-tiba melamun tanpa sebab.
"Pulanglah, aku akan menyewa jalang malam ini!" sarkas Xiao Zhan.
Wang Yibo tak suka dengan perkataan Xiao Zhan. Dengan kasar dia menarik lengan pria cantik tersebut.
"Bukankah aku jalang mu, Tuan? Kenapa kau harus menyewa jalang lain, hah?! Apa aku tidak cukup memuaskan hasrat mu?!" teriak Wang Yibo.
Xiao Zhan tak menyangka jika Wang Yibo akan berani bersikap seperti ini padanya.
"Beraninya kau??!!" Xiao Zhan siap melayangkan pukulannya ke wajah Wang Yibo. Namun pria itu dengan sigap menahan lengan Xiao Zhan.
Xiao Zhan merintih kesakitan, dia baru menyadari jika Wang Yibo lebih kuat darinya.
"Lepaskan, jalang sialan!!" marah Xiao Zhan. Air matanya berderai, dia takut .. sungguh, sikap kasar Wang Yibo sama persis dengan sikap arogan Wang Yuwen.
Wang Yibo yang sadar akan apa yang telah ia lakukan pada Xiao Zhan. Dengan cepat melepaskan cengkraman tangannya.
"Tuan, maafkan aku. Aku tidak bermaksud kasar padamu."
Xiao Zhan mendudukkan tubuhnya, menyembunyikan wajahnya di balik kedua lututnya yang tertekuk.
Tubuhnya bergetar, isakan lirih terdengar memilukan. Ini adalah titik lemah seorang Xiao Zhan, dia hanya berusaha menyembunyikan kesakitan nya di balik sikapnya yang begitu tempramental.
Yibo merutuki kebodohannya sendiri. Berkali-kali dia meminta maaf pada Xiao Zhan, namun pria cantik itu nampaknya tak mendengar apa yang ia katakan.
.
."Zhan Ge, ada pesan untukmu." Liu Haikuan memberikan iPad mahalnya pada Xiao Zhan.
Xiao Zhan membuka isi pesan tersebut, seketika wajahnya berubah pucat pasi.
Pria cantik itu membalas isi pesan tersebut, dan bergegas pergi meninggalkan ruang kerjanya.
Di sini sekarang Xiao Zhan berada, di apartemen milik Wang Yuwen.
"Lebih cepat dari yang ku perkiraan." Kekeh datar Wang Yuwen, sembari mematik ujung rokok yang terapit di bilah bibirnya.
Xiao Zhan berdiri di hadapan pria tampan tersebut. "Jangan sentuh dia."
Wang Yuwen menghembuskan asap rokok pekatnya ke arah Xiao Zhan.
"Kenapa kau sangat membelanya? Ck, kau pikir dia bisa menggantikan posisi ku, hm?"
Yah, Wang Yuwen mengirimkan pesan ancaman pada Xiao Zhan. Jika pria cantik itu tidak datang menemui dirinya, maka Wang Yibo yang akan menjadi sasaran. Yuwen tak segan untuk mencelakai pria tersebut, sekalipun Wang Yibo saudara kembarnya.
"Itu bukan urusanmu!" kesal Xiao Zhan.
Wang Yuwen tertawa terbahak-bahak. Berdiri dari tempat duduknya, menghadap tubuh tegap Xiao Zhan.
"Katakan jika kau tidak bisa melupakan ku. Sampai-sampai kau memelihara seorang jalang yang teramat mirip denganku." Sombong Wang Yuwen.
Xiao Zhan menelan ludahnya berat, dia tidak tau apa yang terjadi pada dirinya. Setiap kali berhadapan dengan Wang Yuwen, tubuhnya terasa kaku, mulutnya sulit untuk berucap. Seolah pria ini mengunci pergerakannya dengan borgol tak kasat mata.
"Xiao Zhan ... apa Yibo sering menyentuh milikmu?" Wang Yuwen meraba bongkahan pantat Xiao Zhan. Meremasnya sedikit keras. Membuat Xiao Zhan sedikit memekik.
Jlepp!!
"Ekhh!!" Xiao Zhan terkejut saat Wang Yuwen dengan sengaja menyuntikkan cairan aprodisiac ke area lehernya.
"Ka-kau?!!" gugub Xiao Zhan, dia tau apa yang akan terjadi selanjutnya pada tubuhnya.
Wang Yuwen tersenyum evil, meraih dagu Xiao Zhan dan mengajak pria cantik itu berciuman panas.
Xiao Zhan tak dapat menolak, reaksi obat yang masuk dalam tubuhnya mulai bekerja. Dia ingin lebih, yeah .. sentuhan sensual yang mampu membuat gelora birahinya terpuaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
VILLAINS [TAMAT]
Fiksi PenggemarWARNING! 21++✓ YIZHAN ✓ MAFIA ✓ BxB ✓ M-PREG✓. Wang Yibo dan Wang Yuwen sepasang saudara kembar. Yuwen memiliki seorang kekasih cantik, Xiao Zhan. Kisah percintaan Wang Yuwen dan Xiao Zhan terbilang cukup manis, sebelum...