Hai readersss, maaf yah aku baru up setelah beberapa hari gak up cerita ini, sejujurnya aku beru pernah menulis cerita seperti ini jadi aku membaca beberapa cerita untuk menjadi referensiku dan lagi ini cerita real yang aku buat, aku bahkan butuh waktu untuk bisa membuat 1 bab, belum juga aku dalam keadaan berduka jadi untuk megang hp 24 jam aja aku gak bisa... Maka dari itu bagi yang menunggu aku update mohon bersabar karena aku buat cerita harus sesuai dengan alurnya, kalau kalian gak suka gpp aku gak maksa, sekian dari aku gomawoo💜💗
.
.
.Kini ruang rawat Valy yang tadinya rusuh sekarang kembali sunyi, kelima pria itu kembali membahas dalang dari kejadian yang dialami Valy sedangkan Lily memilih duduk di kursi samping tempat tidur Valy, dia terus menatap sahabatnya itu, air mata Lily terus mengalir membasahi pipi gembulnya, hatinya sakit saat melihat Valy seperti ini bahkan dia belum memberitahu Bibi Sofi tentang kondisi Valy, dia pun berdiri dan berjalan menghampiri kelima pria yang sedang duduk di sofa, dia ingin sekali membalas perbuatan jahat orang yang melukai Valy
"Siapa dalang dari semua ini kak?" Tanya Lily saat sampai di samping sang Kakak
"Kau pasti mengenalnya, kalian bahkan sekampus" jawab Abhian lalu menarik tangan adiknya dan menyuruhnya untuk duduk di samping Abhi
"Siapa??? Apa motif dia melakukan semua ini?" Tanya Lily dengan wajah bingungnya
"Gisell Pranata beserta teman-temannya" Jawab Pradipta, dia pun memberikan bukti rekaman cctv yang berada di kamar mandi
Di kampus memang sudah di pasangkan cctv terkecuali ruang ganti, bahkan di kamar mandi sekalipun, namun hanya di luar saja tidak di dalam toilet/WC, suatu hari cctv di beberapa ruangan di kampus tidak berfungsi dan Abhian sebagai pemilik kampus sudah memerintahkan Rektor kampus untuk segera bertindak mengganti cctv yang rusak. Dan hal itu tidak di lakukan oleh rektor, karena banyak sekali mahasiswa-mahasiswi di kampus tersebut melakukan pembullyan terhadap mahasiswa yang ekonominya rendah salah satu korban adalah Valerie sendiri dan rektor seakan-akan tidak tahu jika di kampus ada pembullyan, karena orang tua dari para mahasiswa yang membully itu sudah memberi suap kepada rektor bahkan Abhian bahkan percaya perkataan rektor tersebut, dia memang belum mengecek kembali cctv tersebut, biasanya dia akan ke kampus dan bertemu langsung dengan rektor tetapi karena kesibukannya dia tidak memiliki waktu luang untuk ke kampus.
Rektor Kampus pak Abimanyu
Sedangkan bukti yang di dapat oleh Pradipta tentu saja Pradipta yang mengecek langsung, dan dia juga sudah memberitahu Abhian mengenai masalah ini. Abhian sangat marah, ingin sekali memberi pelajaran setimpal untuk Rektor bajingan itu, tetapi Abhian tidak ingin gegabah, dia ingin rektor itu menikmati waktu sisanya untuk melihat dunia, karena selanjutnya biarlah dia dan Tuhan yang tahu.
"Wahhh ternyata jalang ini, berani sekali dia melukai sahabatku" ucap Lily saat melihat bukti rekaman itu, dirinya geram, ingin sekali dia menghabisi jalang itu, tetapi dia tidak ingin gegabah, sama halnya dengan sang kakak, mereka akan melakukan sesuatu dengan matang meskipun saat mereka sudah tahu apa yang akan terjadi mereka tidak langsung melakukan tindakan.
"Dasar Gadis gila, gadis itu terobsesi denganmu kak, aisshh kau ini, bahkan Kak Raka lebih tampan darimu tapi kenapa gadis itu tergila-gila padamu" ucap Lily kembali lalu tersenyum dan mengedipkan mata ke arah Raka
"Heiii, kenapa kau membandingkanku dengan dirinya, asal kau tahu, Raka itu tidak tampan, kau lihat baik-baik" ucap Abhi, dia pun memegang wajah Lily dan mengarahkannya ke arah Raka
"Kau lihat, Raka itu sangat kecil, bahkan tingginya setara dengan anak-anak SMA, haisshh aku lebih tampan darinya, bahkan aku lebih tinggi" ucap Abhian dengan wajah kesal lalu melepaskan tangannya dari wajah Lily
"Yaakk, dasar tiang listrik, enak saja kau bilang aku kecil, tinggiku sudah normal, kau saja yang kelebihan tinggi" ujar Raka kesal, kenapa dirinya jadi korban disini, padahal dia hanya diam dari tadi
"Kenapa jadi membahas tinggi sih, ayoo kembali ke topik utama" ucap Alzham yang sedari tadi memperhatikan mereka
"Kenapa Lily membahas Raka? Dia juga bilang Raka lebih tampan dari Abhian, heii yang benar saja, aku bahkan lebih tampan dari mereka semua, aishhh gadis itu melukai hati kecilku" batin Alzham, wajah alzham seketika masam, hatinya kesal karena Lily mengucap nama lelaki lain padahal itu sahabatnya sendiri.
"Kau ini kenapa?, aku perhatikan sepertinya kau cemburu saat Lily membahas Raka" tanya Zyan memicingkan mata
"Aku cemburu? Yang benar saja, aku bahkan tidak menyukai gadis gila itu" ucap Alzham gelagapan
"Kau bilang apa? Aku gadis gila? Heii kau, aku juga tidak sudi menyukai pria gila sepertimu, lama-lama rambutku rontok jika hidup bersamamu" tutur Lily, dia pun melirik Alzham dengan wajah kesal
"Tidak suka yah? Hmmm, tapi ku perhatikan raut wajahmu berbeda dengan ucapanmu" ujar Pradipta lalu menyenggol lengan Zyan, seketika mereka berdua pun terkekeh
"Kenapa jadi membahasku, apa kalian juga tergila-gila denganku?" Ucap Alzham menatap mereka semua
"Dalam mimpimu" balas Abhian, mereka pun melanjutkan perbincangan mereka sedangkan Lily memilih pergi menemani Valy, saat Lily berdiri di samping tempat tidur Valy, dia melihat jari Valy mulai bergerak dan tak lama kemudian mata Valy terbuka dan itu tandanya Valy baru saja siuman setelah 3 jam pingsan
"Valy kau sudah sadar" ucap Lily sambil terisak, dia ingin sekali memeluk Valy, namun respon yang di berikan Valy membuat Lily terkejut, bahkan kelima pria yang sedang duduk di sofa pun ikut terkejut
"Jangan sentuh akuuu, aku mohon" teriak Valy sambil memegang kepalanya
"Pergi, pergi dariku hiksss, jangan sakiti aku" ucap Valy sambil menangis, melihat hal itu kelima pria tersebut langsung menghampiri tempat tidur Valy
Alzham lalu memeluk Lily dari samping sambil menenangkannya sedangkan Abhian berada di sisi tempat tidur satunya di belakang Abhian sudah ada Raka sedangkan di kaki tempat tidur ada Pradipta dan Zyan
"Val, ini aku sahabatmu, aku Lily, aku tidak menyakitimu" ucap Lily, dia mencoba mendekati Valy, tetapi Valy terus memberontak, dia menutup telinganya bahkan selang infusnya pun terlepas dari tangannya
Melihat hal itu Abhian pun menarik Valy ke dalam pelukannya, sebelum itu dia sudah menekan tombol di samping tempat tidur Valy untuk memberi tahu perawat
Raka yang melihat wajah Valy seketika terdiam
"Mata itu, mata yang sama seperti adik kecilku, wajah itu sama seperti ibu, Zia apakah itu kau?" Batin Raka, dia pun mundur beberapa langkah dan berdiri di belakang Pradipta dan Zyan, dia menangis namun tidak ingin menunjukkannya dihadapan semua orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abhian & Valerie
Novela JuvenilKehidupan gadis cantik yang mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan hidup dan kuliahnya,di samping itu ia memiliki sahabat yang berasal dari keluarga kaya,yang sangat menyayangi nya seperti saudara Suatu hari ia di pertemukan dengan seorang CEO terke...