Sorry for the typo!!
Enjoyyy!!!
Author pov
Justin sukses membuat enna merinding. Ia tau bahwa justin tipikal orang yg berani melakukan apapun untuk memenuhi keinginannya. Apalagi menyangkut wanita.
Enna sudah berpikiran yg tidak tidak. Takut bahwa misinya kali ini berujung dengan sesuatu yg ia tidak inginkan yaitu cinta.
Dengan susah payah gadis mungil beambut blonde ini mendorong tubuh justin agar menjauhi dirinya.
Terlihat bahwa justin megerutkan keningnya dan merolleyes.
"Dasar bodohhh!!! Kau berpikir aku akan menciummu hah???!!!"
Pertanyaan justin sukses membuat pipi enna memerah.
"Pd sekali kau!! Aku tidak berpikiran seperti itu. Jadi pada intinya saja kau mengizinkan ku tidakk???!!!" Ucapnya dingin.
"Aku mengizinkan mu asalkan kau pergi kesana denganku" kata justin sambil duduk di kursi kerjanya.
"Apaaaa??!!!! Kau sudah gila?? Tidak tidak aku tidak mau"
"Kau bilang jika aku mengizinkanmu kau mau menuruti perintahku kan???"ucapnya dengan nada yg pasti.
"Kalau kau tidak mau aku bisa menarik perkataanku tadi dan tidak mengizinkanmu"
"Arghhhh.. baiklah kita pergi bersama"ucap enna dengan pasrah dan terpaksa.
"Okay lets go princess"ucap justin sambil tertawa dan enna hanya memukul lengan justin.
****
Enna pov
Dasar pria sombong dingin angkuh ughhh menyebalkan sekali dia. Sebenarnya aku malas pergi kerumah sakit bersamanya. Tapi jika tidak, mana mungkin aku bisa menjenguk adikku.
Dia gila benar benar gila. Lihat saja ia membawa mobil dengan kecepatan yg tak wajar. Ceo macam apa dia, dasar gilaa!!!
"Hey justin. Kau ini gila hah??? Turunkan kecepatannya. Bisa bisa aku mati"
"Bukankah kau biasa dengan kecepatan seperti ini jika sedang bertugas? Bahkan lebih cepat bukan??"
"Apa maksudmu???"tanyaku.
Apakah ia mengetahui bahwa aku ini detektif??? Ah kurasa tak mungkin.
"Sudah sampai. Ayo turun. Apa kau mau membiarkan adikmu menunggu hah???"ucapnya.
Menyebalkan sekali dia. Aku pun segera turun dari mobil, dan tak kusangka pria itu meninggalkan ku duluan. Dasar ceo menyebalkan.
Aku pun mengikutinya dari belakang. Dia ini gila atau bagaimana si??-_- yg tahu ruangan adikku kan aku, mengapa dia jalan duluan.
"Hey justin, kau ini seperti tau ruangan adikku saja" panggilku dan itu membuatnya berhenti tbtb. Dan tentu saja aku menabraknya.
"Kau ini bisa tidak si tidak berhenti tbtb. Keningku sakit tau"ucapku jengkel.
"Kau ini lelet sekali si. Kau tau adikmu sakit mengapa lelet sekali hah??" Dia ini menyebalkan.
"Terserah!!!" Ucapku dan aku segera melangkah pergi dari hadapannya.
****
"Ayolah kak, justin itu tidak bodoh. Ia pasti tau kau itu detektif"
"Hey dengar!!aku kesini untuk menjengukmu bukan untuk membahasnya"